Kolobok: Hidangan Daging dan Kentang yang Berasal dari Dongeng Rusia

Kuliner
OLGA BROVKINA
Dengan rasa yang lezat dan asal usul cerita rakyat, hidangan ini bisa menjadi bintang makan malam Anda.

Kolobok, Kolobok, aku akan memakanmu”. Itulah yang dikatakan hewan-hewan di salah satu dongeng Rusia kuno ketika mereka melihat roti goreng bundar kecil yang dibuat oleh pasangan tua di desa. Karakter utama sangat naif terhadap intrik dunia sehingga setelah dia menyanyikan sebuah lagu, hampir semua orang membiarkannya melakukan perjalanan lebih jauh. Sampai dia bertemu dengan rubah licik yang menipunya dengan tipu daya dan kelicikan yang berakhir dengan melahapnya. 

Dongeng itu mengingatkan salah satu Johnnycake Amerika karena terbuat dari bahan-bahan sederhana yang dimiliki petani di lumbung mereka. Misalnya, Johnnycake dibuat dengan jagung, sedangkan Rusia kolobok, menurut deskripsi dalam dongeng, menggunakan campuran biji-bijian seperti gandum, beras, atau barli.

Resep dalam cerita dongeng Rusia itu mungkin melahirkan ide untuk membuat kolobok di kehidupan nyata, dan akhirnya memang muncul di meja petani miskin di seluruh Rusia.

Belakangan ini, kolobok mendapatkan cita rasa baru. Ketika kentang menjadi makanan pokok yang terkenal dan nasional, para ibu rumah tangga mulai mengganti gandum dengan kentang tumbuk dan hasilnya luar biasa.

Selain itu, memasak kolobok menjadi sangat populer di kalangan ibu rumah tangga Rusia karena anak-anak yang dikenal dengan kecenderungan "penggemar makanan yang buruk" sangat senang makan kolobok. Lantas, antusiasme ibu-ibu agar anak-anaknya makan enak dan sehat menjadi meningkat.

Begitulah hidangan baru "kentang kolobok" muncul. Sekilas terlihat seperti donat bulat dan rasanya juga seperti itu. Namun, pada kenyataannya "roti bundar" itu terbuat dari kentang dengan bahan rahasia di dalamnya — daging cincang atau ikan — dimasak dalam wajan dengan minyak yang banyak. Kedengarannya terlalu berlemak, tetapi Anda bisa menghilangkan minyak berlebih dengan menyeka setiap kolobok dengan serbet kering atau bisa juga tisu penyerap minyak.

Secara pribadi, saya menemukan kembali resep ini setelah melihat-lihat buku resep buatan tangan nenek saya. Resep ini tercatat dengan penanda "pantas untuk dimasak" dan saya pun mencobanya. Ternyata hasilnya begitu lembut dan benar-benar nikmat. Saya tiba-tiba merasakan ledakan energi untuk berlari dan memasak lebih banyak untuk dinikmati seluruh keluarga. Mari mencobanya!

Bahan:

Cara Membuat:

1. Masukkan kentang ke dalam panci, isi dengan air, dan nyalakan api. Biarkan mendidih dengan kulitnya untuk mempertahankan nutrisi di dalamnya.

2. Untuk menyiapkan isian daging, kupas dan potong bawang bombay berbentuk kubus kecil. 

3. Tumis bawang bombay dalam minyak sayur di atas bajan penggorengan sampai sedikit kekuningan dan lunak.

4. Saat bawang sudah ditumis, tambahkan daging cincang. Lalu, campur bahan-bahan tersebut. Tambahkan segelas air dan rebus daging, aduk perlahan. Tambahkan garam dan merica secukupnya. Isian daging sudah siap ketika cairannya sudah benar-benar menguap.

5. Kupas kentang dan parut di parutan kasar.

6. Tambahkan dua butir telur ke dalam adonan kentang yang sudah di parut, lima sampai ennam sendok makan tepung, satu sendok teh — atau kurang dari itu — garam, dan bubuk lada hitam secukupnya.

7. Remas adonan campuran bahan itu. Lalu, bagi adonan menjadi beberapa bagian (saya bagi menjadi bentuk 16 bola) kemudian ratakan. Letakkan isian daging di tengah adonan yang rata. Jepit ujungnya dan bentuk sampai menjadi "roti bundar".

8. Goreng kedua sisi bola-bola adonan tadi. Koloboks bisa direbus seperti pangsit atau dimasak di oven, tapi sepertinya –— bagi saya — masakan ini lebih enak jika digoreng.

9. Sajikan dengan menambah beberapa sendok makan krim asam.

Selamat mencoba dan menikmati!

Selanjutnya, bagaimana jika mencoba salad "Uskup" Suzdal: hidangan tak terduga di era Uni Soviet? Simak selengkapnya!