Mahasiswa Asing dari Semua Negara Segera Diizinkan Masuk ke Rusia

Dwi Septi Rianis, mahasiswi Indonesia, lulusan S-2 Universitas Plekhanov, Moskow, pada 2020.

Dwi Septi Rianis, mahasiswi Indonesia, lulusan S-2 Universitas Plekhanov, Moskow, pada 2020.

Panca Syurkani
Peraturan yang memungkinkan masuknya mahasiswa asing ke Rusia telah dibuat dan akan segera disetujui.

Semua mahasiswa asing akan segera diizinkan masuk ke Rusia untuk belajar. Aturan terkait telah dibuat dan akan segera disetujui, sebagaimana dilaporkan oleh TASS, menukil pernyataan layanan pers Kementerian Sains dan Pendidikan Tinggi Rusia, Jumat (20/8).

"Markas Besar (mabes) Operasional Penanggulangan COVID-19 Rusia telah menyetujui proposal Kementerian Sains dan Pendidikan Tinggi Rusia untuk mengizinkan mahasiswa asing dari semua negara masuk ke Rusia untuk melanjutkan studi mereka. Aturan tentang prosedur masuknya mahasiswa asing sedang dinegosiasikan, tetapi akan disetujui dalam waktu dekat," bunyi pernyataan tersebut.

Setelah aturan disetujui, mahasiswa asing dari semua negara yang berkuliah di universitas Rusia akan memiliki kesempatan untuk datang, tinggal di asrama, dan berkuliah secara tatap muka.

"Hampir semua universitas Rusia akan memulai tahun ajaran dalam format tradisional (tatap muka -red). Kami bersama Kementerian Luar Negeri dan Rospotrebnazor (lembaga pengawas hak konsumen Rusia) mengajukan petisi kepada mabes operasional untuk membuka perbatasan bagi mahasiswa dari semua negara asing, dan kami didukung," tulis layanan pers kementerian, menukil pernyataan Menteri Sains dan Pendidikan Tinggi Rusia Valery Falkov.

Falkov menjelaskan, kementerian juga akan menetapkan persyaratan untuk format pembelajaran jarak jauh bagi mahasiswa asing yang belum bisa datang ke Rusia, apa pun alasannya.

Dilansir Kommersant, Kementerian Sains dan Pendidikan Tinggi mencatat bahwa sekitar 300 ribu mahasiswa dari luar negeri belajar di Rusia. Pada penghujung 2019, banyak mahasiswa yang pulang untuk berlibur di negara masing-masing. Setelah perbatasan Rusia ditutup karena pandemi COVID-19, mereka tidak bisa kembali ke Rusia dan mengikuti pembelajaran dalam format jarak jauh, yang berulang kali mereka keluhkan.

Tangkapan layar dari pertemuan daring acara penutupan tahun ajaran 2020-2021 yang dihadiri para mahasiswa asing dan pengajar Institut Pushkin Moskow pada Juli lalu.

Keluhan kuliah jarak jauh ini juga sering disampaikan oleh sekitar 160 mahasiswa Indonesia penerima beasiswa pemerintah Rusia, yang batal berangkat ke Rusia pada 2020. Setiap mahasiswa yang akan berkuliah di Rusia diwajibkan menjalani kelas bahasa Rusia selama satu semester dan menurut sebagian besar mahasiswa Indonesia, seperti yang mereka sampaikan pada grup percakapan khusus penerima beasiswa Rusia angkatan 2020, belajar bahasa Rusia melalui kelas daring sangat sulit. Selain itu, karena perbedaan waktu, kelas terkadang berlangsung hingga larut malam. Belum lagi gangguan internet yang menyebabkan kegiatan belajar menjadi tersendat.

Selain para mahasiswa angkatan 2020, banyak juga mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang sebelumnya sudah berkuliah, tetapi hingga kini terjebak di Indonesia dan belum bisa kembali ke Rusia.

Berdasarkan data Permira per 17 Januari 2020, ada 642 mahasiswa Indonesia yang tengah menimba ilmu di Rusia. Mereka semua tersebar di 41 kota — dari timur ke barat, utara ke selatan.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki