Perantau Ilmu di Rusia: Kisah Anak-Anak Bangsa yang Bermigrasi dari Khatulistiwa ke Negeri Salju

Panca Syurkani
Kenapa para pelajar Indonesia rela jauh-jauh meninggalkan tanah air mereka demi menuntut ilmu ke Rusia? Bagaimana mereka menghadapi tantangan bahasa dan cuaca selama menuntut ilmu di negara itu?

Lebih dari 150 mahasiswa penerima Beasiswa Pemerintah Federasi Rusia tahun 2018 asal Indonesia telah tiba di 28 kota Rusia sejak Oktober lalu. Sama seperti tahun sebelumnya, Moskow menjadi kota dengan mahasiswa baru terbanyak, yakni 44 orang, disusul Tomsk (21 orang), dan Kazan (16 orang). Sementara, sisanya tersebar di kota-kota lain, mulai dari Vladivostok di Timur Jauh hingga Sankt Peterburg.

Menurut data Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Rusia (Permira), total mahasiswa yang tiba di Rusia tahun ini berjumlah 154 orang, lebih sedikit dari jumlah penerima beasiswa yang tertera pada daftar final penerima beasiswa yang disesuaikan dengan jatah kuota yang tersedia, yakni 161 orang.

Padahal, Direktur Pusat Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan (PKR) Vitaly Glinkin menjelaskan kepada Rusia Beyond pada Maret 2018, pihaknya telah melebihkan jumlah calon penerima beasiswa yang diseleksi sekitar 10 persen dari kuota sebagai cadangan untuk mengantisipasi pengunduran diri kandidat terpilih. Namun, hal tersebut tetap tak bisa kekosongan kuota karena pengunduran diri terjadi menjelang waktu keberangkatan. Pada 2017, kuota yang dijatah Kementerian Pendidikan Rusia juga tidak terisi penuh karena alasan yang sama.

Begitu tiba di Rusia, sebagian besar mahasiswa tidak langsung mengenyam pendidikan sesuai bidang studi pilihan masing-masing, melainkan harus belajar lebih dulu di fakultas-fakultas persiapan selama sekitar sembilan bulan. Selain belajar membaca, menulis, dan berkomunikasi dengan bahasa Rusia secara umum, para mahasiswa juga diajarkan istilah-istilah khusus sesuai dengan bidang ilmu yang akan dipelajari. Bagi mahasiswa S-2 atau S-3 yang sebelumnya menamatkan sarjana atau magisternya di Rusia, tidak diwajibkan mengikuti kelas persiapan dan bisa langsung terjun menekuni program studi mereka.

Berdasarkan data Permira per 20 Oktober 2018, total mahasiswa Indonesia, baik mahasiswa dari jalur beasiswa maupun mahasiswa jalur mandiri, yang kini menuntut ilmu di Rusia berjumlah 524 orang dan tersebar di 35 kota.

Karena itu, Russia Beyond hendak mewawancarai para pelajar Indonesia di Rusia, baik yang baru saja menginjakkan kakinya di Rusia, yang tengah menjalani perkuliahan tahun pertama, maupun yang dalam waktu dekat akan menyelesaikan pendidikanya. Kami pun berbincang bersama sejumlah alumni yang kini bekerja di berbagai macam bidang dan mencari tahu bagaimana pengalaman studi di Rusia membentuk karakter dan keahlian mereka.

Program Beasiswa

Pemerintah Rusia membuka pendaftaran untuk program kuliah berbeasiswa setiap tahun. Program beasiswa dibuka untuk jenjang S-1 (lima tahun), S-2 (tiga tahun), Spesialis (enam tahun), dan S-3 (lima tahun).

Program beasiswa yang setiap tahun biasanya dimulai pada awal tahun kini dibuka lebih awal. PKR telah membuka pendaftaran beasiswa tahun 2019 sejak 12 November 2018 dan sudah mewawancarai sejumlah pelamar beasiswa.

Beasiswa ini hanya mencakup biaya studi (tidak mencakup biaya lainnya). Biaya lainnya yang wajib dipenuhi oleh penerima beasiswa seperti pemrosesan dokumen, visa, tiket pesawat, biaya hidup, asrama, asuransi, dan kebutuhan lainnya.

Penerima beasiswa diperbolehkan untuk mencari sponsor atau beasiswa tambahan guna menutupi biaya lainnya, baik berasal dari instansi maupun perorangan.

Pendaftaran beasiswa sepenuhnya dilakukan secara daring melalui portal RUSSIA.STUDY. Untuk memperoleh informasi lengkap mengenai beasiswa, calon pelamar bisa membaca Panduan Beasiswa Pemerintah Rusia 2019 yang telah diperbarui Permira berdasarkan kumpulan panduan tahun sebelumnya dan poster beasiswa terbaru yang dikeluarkan oleh PKR.

Selain itu, calon pelamar juga dapat mengunduh berkas yang dibutuhkan untuk mendaftar. Permira juga menyediakan grup percakapan Informasi Beasiswa Rusia yang terbuka untuk umum. Melalui grup yang diinisiasi oleh Permira Moskow itu, calon pelamar dapat berkomunikasi secara langsung dengan para mahasiswa yang kini sedang belajar di Rusia.

Artikel ini adalah bagian dari seri “Kuliah di Rusia” yang mengulas kisah dan pengalaman para pelajar Indonesia di Negeri Salju.

Meski Universitas Negeri Moskow (MGU) merupakan universitas terbaik (dalam peringkat internasional) di antara universitas-universitas Rusia lainnya, ada tujuh hal yang perlu Anda pertimbangkan dalam memilih perguruan tinggi di Rusia.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki