Terima Hampir Seribu Aplikasi, PKR Finalisasi Daftar Calon Penerima Beasiswa Pemerintah Rusia

Gedung Universitas Negeri Moskow (MGU).

Gedung Universitas Negeri Moskow (MGU).

Sergey Ponomarev
Hingga Rabu (28/3), Pusat Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan Rusia di Jakarta tengah memfinalisasi daftar calon penerima beasiswa pemerintah Rusia untuk tahun akademik 2018 – 2019.

Pusat Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan Rusia (PKR) di Jakarta tengah memfinalisasi daftar calon penerima beasiswa pemerintah Rusia untuk tahun akademik 2018 – 2019. Kepada Russia Beyond, Direktur PKR Vitaly Glinkin mengungkapkan bahwa pihaknya kemungkinan akan mengirim sekitar 177 nama yang telah diseleksi ke Moskow.

“Ada sekitar 940 orang yang melakukan registrasi di portal RUSSIA.STUDY, tapi yang kami wawancarai hanya sekitar 250 orang,” ujar Glinkin. “Tentu saja, tak semua pendaftar melangkapi aplikasi atau mengirimkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan. Beberapa orang mungkin hanya penasaran dan mencoba mendaftar.”

Kuota beasiswa yang diberikan untuk pelajar Indonesia tak berbeda dari tahun lalu, yaitu 161 orang — mencakup jenjang S-1 hingga S-3. Meski begitu, daftar nama yang hendak dikirim ke Moskow sengaja dilebihkan sekitar sepuluh persen dari kuota untuk menghindari kemungkinan adanya penerima beasiswa yang terpilih, tapi karena alasan tertentu mengundurkan diri di kemudian hari.

Glinkin juga menuturkan bahwa program studi yang dipilih para pendaftar pun sangat beragam. Meskipun Rusia terkenal dengan jurusan-jurusan ilmu sains dan teknik, tak sedikit pula pendaftar yang memilih program studi ilmu-ilmu sosial. “Selain jurusan-jurusan sains, seperti Teknik Fisika, Teknik Pesawat, dan sebagainya, ada juga yang memilih Ilmu Hubungan Internasional, Sejarah, Geologi, Turisme, Ilmu Ekonomi, dan lain-lain.”

Butuh Dukungan LPDP

Setiap tahun, pemerintah Rusia membuka pendaftaran program kuliah berbeasiswa untuk para mahasiswa asing. Program beasiswa dibuka untuk jenjang pendidikan S-1 (empat tahun), S-2 (dua tahun), dan Spesialis (lima tahun). Masing-masing jenjang pendidikan ini sebelumnya didahului dengan program bahasa Rusia di fakultas persiapan selama satu tahun (gratis sebagai bagian dari program beasiswa).

Meski begitu, beasiswa pemerintah Rusia bukanlah beasiswa penuh, melainkan hanya mencakup biaya pendidikan saja. Artinya, penerima beasiswa tetap harus menyiapkan sejumlah dana untuk mendukung kehidupannya selama tinggal di Rusia. Salah satu cara yang masuk akal untuk menutupi kebutuhan biaya hidup initerutama jika kondisi finansial keluarga kurang mendukungadalah dengan mendapatkan sponsor atau beasiswa lain. Biasanya, mahasiswa Indonesia yang hendak melanjutkan studi di luar negeri akan menyasar beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dari Kementerian Keuangan Indonesia.

Sayangnya, universitas di Rusia yang mendapat dukungan LPDP hanya terbatas pada dua perguruan tinggi saja, yaitu Universitas Negeri Moskow (MGU) dan Institut Teknik Fisika Moskow (MEPhI). Kepada Russia Beyond, Glinkin berharap supaya pemerintah Indonesia bisa menambah jumlah universitas di Rusia yang bisa mendapatkan dukungan beasiswa LPDP.

“Saya harap setidaknya bisa ditambah empat universitas lagi, yaitu Universitas Federal Kazan (KFU), Universitas Negeri Tomsk (TSU), Universitas Federal Timur Jauh (FEFU), dan Sekolah Tinggi Ekonomi (HSE),” kata Glinkin. Menurutnya keempat universitas itu juga merupakan universitas-universitas unggulan di Rusia.

“Masalahnya, MGU adalah universitas terbaik di Rusia. Tidak mudah untuk bisa diterima di sana — Anda harus benar-benar menonjol. Sementara MEPhI ... institut ini berfokus pada Teknik Fisika dan Ilmu Nuklir — sangat spesifik. Tahun lalu, hanya ada lima pelajar Indonesia yang masuk MEPhI. Kita butuh universitas yang menawarkan beragam jurusan, memiliki reputasi yang baik, tapi (persaingannya) tak seketat MGU,” ujar direktur PKR meyakini. “Jika dukungan LPDP untuk universitas di Rusia bisa ditambah, dampaknya akan sangat luar biasa.”

Mulai 2016, Rossotrudnichestvo, lembaga negara yang mengurus penerimaan dan pendistribusian aplikasi mahasiswa asing, menyederhanakan proses pendaftaran bagi calon mahasiswa asing untuk kuliah di Rusia. Jika sebelumnya pendaftar harus mengurus aplikasi dengan mendatangi cabang Rossotrudnichestvo di masing-masing negara — dalam hal ini PKR di Jakarta — kini pendaftar cukup mengirim aplikasi secara online melalui situs RUSSIA.STUDY.

Sepanjang 2017 lalu, situs RUSSIA.STUDY mencatat setidaknya ada 2.753 pendaftar dari Indonesia. Untuk tahun ini, Glinkin mengatakan pihaknya telah mengumumkan bahwa mereka sudah selesai menyeleksi calon penerima beasiswa. Meski begitu, karena portal pendaftaran tak pernah ditutup, siapa pun tetap bisa membuat aplikasi. Hanya saja, aplikasi itu tak akan lagi diproses.

Sekarang memang sudah terlambat untuk mendaftar beasiswa pemerintah Rusia, tapi jika Anda berniat mendaftar tahun depan, ada tujuh hal yang harus Anda pertimbangkan saat memilih universitas di Rusia.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki