Pusat Kebudayaan Rusia dan Kementerian Pendidikan Federasi Rusia belum lama ini mengumumkan pembukaan pendaftaran beasiswa ke Rusia untuk tahun pendidikan 2016-2017 bagi mahasiswa dari luar Rusia, termasuk Indonesia.
Setelah mengetahui tentang sistem pendidikan di Rusia, Anda mungkin tertarik untuk mengenyam pendidikan di sana. Kali ini, RBTH akan menjelaskan bagaimana cara untuk bisa sekolah di Rusia, mulai dari cara mendaftar hingga proses penerimaannya.
Ada tiga cara untuk bisa sekolah di Rusia. Cara pertama adalah mengikuti program beasiswa yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Rusia dan Pusat Kebudayaan Rusia. Cara ini paling umum dan paling sering digunakan oleh mahasiswa dari luar Rusia, termasuk Indonesia.
Yang kedua adalah dengan membangun relasi antaruniversitas. Calon mahasiswa dapat menghubungi universitas di Rusia yang diinginkan melalui pihak universitas di Indonesia. Biasanya cara ini dipilih oleh mahasiswa magister atau pascasarjana.
Cara ketiga adalah dengan mencari tahu sendiri informasi mengenai universitas Rusia yang diinginkan, lalu mendaftarkan diri sesuai prosedur. Cara terakhir adalah alternatif yang paling banyak menghabiskan waktu dan biaya.
Beasiswa Pemerintah Rusia
Jalur beasiswa adalah cara yang paling terjangkau. Hal tersebut juga dapat meningkatkan hubungan antarnegara dan kelak juga dapat meningkatkan jumlah jatah beasiswa ke Rusia.
Pusat Kebudayaan Rusia dan Kementerian Pendidikan Federasi Rusia belum lama ini mengumumkan pembukaan pendaftaran beasiswa ke Rusia untuk tahun pendidikan 2016-2017 bagi mahasiswa dari luar Rusia, termasuk Indonesia. Untuk mengikuti program beasiswa, calon mahasiswa harus menyerahkan semua dokumen yang dibutuhkan ke Pusat Kebudayaan Rusia di Jakarta sebelum tanggal 27 Februari 2016. Dokumen tersebut terdiri dari ijazah akademis, transkrip nilai yang sah dari sekolah atau universitas sebelumnya, rekomendasi dari sekolah atau universitas, surat persetujuan orang tua, surat keterangan medis mengenai kondisi kesehatan, fotokopi akta kelahiran, paspor, dan 10 lembar pasfoto yang sesuai dengan paspor.
Adri Sinaga, mahasiswa magister di Peoples’ Friendship University of Rusia (RUDN), mengatakan bahwa sekarang proses pengumpulan dokumen lebih mudah karena Pusat Kebudayaan Rusia aktif membantu para calon pemegang beasiswa. “Dulu proses pendaftaran sangat sulit. Kita harus menunggu undangan dari universitas yang dituju, membeli tiket ke Rusia dan membuat visa sendiri. Sekarang dengan bantuan Pusat Kebudayaan Rusia, pembuatan visa jadi lebih mudah,” kata Adri.
Proses penerimaan beasiswa membutuhkan waktu sekitar dua sampai tiga bulan. Setelah semua dokumen diserahkan, calon pemegang beasiswa harus melewati tahap wawancara di Pusat Kebudayaan Rusia. Tahap ini adalah tahap yang paling penting. Jika peserta tinggal jauh dari Jakarta, ia bisa mengikuti wawancara melalui Skype pada waktu yang telah ditentukan. Beberapa hari setelah wawancara, Kementerian Pendidikan Rusia akan mengumumkan nama-nama kandidat yang lolos seleksi.
Beasiswa tidak termasuk biaya transportasi ke Rusia sehingga peserta harus tetap membeli tiket pesawat sendiri. Nantinya mereka akan mendapat uang sebesar 1.200 rubel (sekitar 211 ribu rupiah Indonesia) per bulan. Jumlah tersebut memang tidak banyak, terutama untuk taraf hidup di Moskow.
Namun, menurut Aries, mahasiswa doktorantura RUDN, Lembaga Penyaluran Dana Pendidikan Indonesia setiap bulan mengirimkan uang saku sebesar 300 dolar AS untuk mahasiswa program magister dan aspirantura yang belajar di Rusia. “Walaupun begitu, jika tinggal di kota besar, seperti Moskow dan Saint Petersburg, biaya makan memang mahal. Saya awalnya sering makan siang di kantin ataupun kafe, tapi saya kemudian memasak makanan sendiri untuk menghemat. Biaya hidup di kota-kota provinsi lain relatif rendah,” tutur Aries.
Berdasarkan keterangan Kurnia, mahasiswa Universitas Negeri Industri Pangan Moskow, biaya hidup hemat di Moskow ialah sekitar 10.000 rubel (sekitar 1,7 juta rupiah) per bulan. “Saya sangat jarang membelanjakan uang untuk baju. Selain itu saya tinggal bersama keluarga Indonesia, kadang membantu mereka menjaga anak-anak. Oleh sebab itu, saya tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk makanan. Apalagi di Moskow harga produk makanan bisa dibilang murah,” kata Kurnia.
Sebagian besar mahasiswa Indonesia tinggal di asrama universitas. Tarif asrama cukup murah untuk mahasiswa asing. Biaya sewa asrama berkitar antara 2.000 – 4.000 rubel (350 – 700 ribu rupiah) per tahun. Besaran biaya sewa tergantung dari jumlah penghuni dan fasilitas yang disediakan.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda