Empat Belas Mahasiswa Papua Timba Ilmu di Rusia

Mahasiswa Papua tiba di Bandara Domodedovo, Moskow, Rusia, Jumat (25/10), disambut oleh Perwakilan KBRI Moskow dan Permira.

Mahasiswa Papua tiba di Bandara Domodedovo, Moskow, Rusia, Jumat (25/10), disambut oleh Perwakilan KBRI Moskow dan Permira.

Sebanyak 14 mahasiswa baru asal Papua yang akan menutut ilmu di Negeri Salju telah tiba di Moskow, Rusia, Jumat (25/10). Setelah melewati perjalanan Papua-Jakarta-Moskow yang panjang dan melelahkan, sebelas di antaranya masih harus melanjutkan perjalanan ke berbagai kota lain.

Kedatangan para pelajar Bumi Cenderawasih di Bandara Domodedovo tak hanya disambut oleh cuaca musim gugur yang berkisar 8 – 13 derajat celcius, tetapi juga Perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Moskow dan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Rusia (Permira). 

Mereka bertolak dari Papua pada 21 Oktober, transit di Jakarta selama dua hari, dan baru tiba di Moskow pada hari kelima. Sebelum melanjutkan perjalanan ke berbagai kota lainnya, para penerima Beasiswa Pemerintah Federasi Rusia itu singgah di KBRI Moskow dan bertemu dengan Wakil Kepala Perwakilan RI di Rusia merangkap Belarus Azis Nurwahyudi berserta jajaran. 

Para mahasiswa Papua bertemu dengan Wakil Kepala Perwakilan RI di Rusia merangkap Belarus Azis Nurwahyudi (berbatik ungu), berserta jajaran KBRI Moskow.

Selama sekitar sepuluh bulan ke depan, semua mahasiswa  akan belajar bahasa Rusia di fakultas persiapan sesuai dengan jurusan masing-masing. Tiga orang di antara mereka akan belajar di kota Moskow, sedangkan sebelas lainnya akan menempuh studi di  kota Kaliningrad, Tula, Sankt Peterburg, Kazan, Oryol, Voronezh, Volgograd, Petrozavodsk, Cherepovets dan Tomsk di Siberia. Jurusan yang mereka ambil pun beragam, yaitu Teknik Lingkungan, Kimia, Hubungan Internasional, Ilmu Politik, Ilmu Pendidikan, Teologi, Psikologi, Museum dan Budaya, serta Antropologi, dengan jenjang S-1 dan S-2. 

Menurut Direktur Pusat Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan Rusia Vitaly Glinkin, jurusan-jurusan tersebut adalah bidang studi yang dibutuhkan di daerah asal mereka. Penyaringan khusus untuk mahasiswa asal Papua juga baru dilakukan pada periode tahun ini.

“Penyaringan mahasiswa asal Papua memang sedikit berbeda. Kami datang ke Papua dan berkomunikasi dengan pemerintah setempat mengenai bidang-bidang studi yang memang dibutuhkan, agar tepat sasaran. Wawancara pun kami lakukan di sana agar para calon mahasiswa tak perlu mengeluarkan biaya untuk datang ke Jakarta, seperti yang dilakukan calon dari daerah lainnya. Namun selebihnya, semua tahapan proses yang dilewati tetap sama,” katanya. 

Direktur Pusat Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan Rusia Vitaly Glinkin (berdiri kelima dari kanan) saat melakukan penyaringan calon penerima beasiswa di Papua pada Desember 2018.

Resina Lokbere, salah satu mahasiswi yang akan belajar di Universitas Negeri Oryol berterima kasih atas sambutan hangat yang mereka terima. “Kami sangat berterima kasih karena kami disambut dengan ciri khas orang Indonesia — kekeluargaan,” ujarnya. Resina juga mengaku senang bisa bertemu para mahasiswa Indonesia yang telah lebih dulu belajar di Rusia dan juga pihak KBRI Moskow yang telah membantu memfasilitasi kedatangan mereka.

Mewakili teman-temannya, ia berharap terus mendapat dukungan dari KBRI Moskow dan para mahasiswa Indonesia lainnya untuk kelancaran studi mereka selama di Rusia. “Kami berharap untuk ke depannya kami tidak dibiarkan, karena kami sudah menjadi bagian dari Keluarga Besar KBRI atau Keluarga Besar Indonesia di Rusia,” katanya. 

Para mahasiswa Papua saat bertemu dengan Wakil Kepala Perwakilan RI di Rusia merangkap Belarus Azis Nurwahyudi berserta jajaran KBRI Moskow.

Azis Nurwahyudi mengatakan, para mahasiswa Indonesia di Rusia bukan hanya sebagai penimba ilmu, melainkan juga diplomat yang mempromosikan bangsa dan negara Indonesia. Untuk itu, ia berpesan agar para mahasiswa senantiasa menjaga nama baik Indonesia, serta menjaga persatuan dan persaudaraan. Selain itu, ia juga berharap para mahasiswa baru dapat menjalani pendidikan dengan lancar dan memanfaatkan ilmu yang mereka dapatkan untuk turut membangun bangsa. 

“Kami berharap mahasiswa Indonesia dapat sukses belajar di Rusia dan membangun Indonesia saat kembali ke tanah air nanti, serta mempererat hubungan Indonesia dengan Rusia,” tuturnya. 

Para mahasiswa Papua berfoto bersama Wakil Kepala Perwakilan RI di Rusia merangkap Belarus Azis Nurwahyudi (berbatik ungu), berserta jajaran KBRI Moskow.

Glinkin mengatakan, 14 mahasiswa Papua itu merupakan bagian dari kuota 160 mahasiswa Indonesia penerima beasiswa 2019. Namun, akan ada tambahan sekitar 10 mahasiswa nonbeasiswa asal Papua yang juga akan belajar di Rusia. Sebagian besar mahasiswa kuota beasiswa 2019 sudah tiba dan mulai belajar di kampus persiapan masing-masing. Namun, ada sebagian kecil yang masih belum tiba. 

Para mahasiswa Indonesia penerima Beasiswa Pemerintah Federasi Rusia tahun 2019 saat tiba di Bandara Domodedovo Moskow, Kamis (17/10).

Pemerintah Rusia memberikan beasiswa setiap tahun kepada 160 warga negara Indonesia untuk belajar di berbagai perguruan tinggi di Rusia, dari jenjang S-1 hingga S-3.  Sementara, jumlah mahasiswa Indonesia di Rusia terus meningkat setiap tahun. Tahun ini, jumlah mahasiswa Indonesia mencapai sekitar 650 orang dan tersebar di berbagai wilayah di negara terluas di dunia ini — dari Kaliningrad di bagian paling barat (wilayah Eropa) hingga ke Vladivostok di bagian paling timur (wilayah Asia). 

Kenapa para pelajar Indonesia rela jauh-jauh meninggalkan tanah air mereka demi menuntut ilmu ke Rusia? Bagaimana mereka menghadapi tantangan bahasa dan cuaca selama menuntut ilmu di negara itu? Baca selengkapnya: Perantau Ilmu di Rusia.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki