“Sankt Peterburg adalah kepala Rusia, Moskow adalah jantungnya, dan Nizhny Novgorod adalah kantongnya.” Pepatah Rusia kuno ini mungkin merupakan cara paling ringkas untuk menjelaskan arti dan pentingnya perdagangan yang terjadi di Nizhny Novgorod.
Mengapa Nizhny Novgorod menjadi pusat perdagangan?
Kota ini terletak sangat strategis di pertemuan dua sungai besar, Volga dan Oka, yang melintasi seluruh Rusia dan mengalir ke Laut Kaspia. Selain itu, Volga adalah satu-satunya jalur air arteri yang menghubungkan Barat dengan Timur. Nizhny Novgorod juga berada di jaringan kereta api, sehingga orang dapat melakukan perjalanan ke Kaukasus, Persia, Turki, Asia Tengah, dan bahkan India hingga Cina. Berkat posisi geografisnya, kota ini selalu menjadi pusat perdagangan yang berkembang pesat. Para arkeolog telah menemukan artefak Arab dan Bizantium yang membuktikan bahwa kota ini memiliki hubungan perdagangan dengan Timur sejak abad ke-13 hingga ke-14. Perdagangan serta pusat pertemuan para pedagang pertama yang didokumentasikan kembali ke abad ke-16.
Awalnya, area perdagangan diadakan bukan di kota itu sendiri, tetapi di dekat tembok Biara Makaryev di bawah Volga. Area itu adalah perdagangan sementara dan berlangsung satu atau dua hari. Akan tetapi, pada abad ke-17, Tsar Aleksey Mikhaylovich menetapkan periode bebas bea selama lima hari untuk perdagangan, sehingga menarik lebih banyak pedagang. Ketentuan ini sering bertahan untuk waktu yang lebih lama, membayar pajak ke bendahara di luar periode pembebasan.
Pada awal abad ke-19, terlihat jelas bahwa ruang di dekat biara tidak cukup besar untuk menampung semua pendatang, dan lebih jauh lagi, deretan stan belanja kayu yang seadanya terbakar di satu titik. Pada saat itu, area perdagangan Nizhny Novgorod telah menjadi sangat penting, membawa banyak uang ke kas negara.
Pusat perdagangan dipindahkan ke Nizhny Novgorod — ke titik di mana Volga dan Oka bertemu. Tsar Aleksander I menunda perbaikan di istananya sendiri untuk mengalokasikan enam juta rubel (sekitar 1,3 miliar rupiah) guna pembangunan gedung baru untuk area perdagangan tersebut. Keputusan itu tidak merugikan pemerintah — pedagang membawa barang dagangan senilai 24 juta rubel (sekitar 5,4 miliar rupiah) ke area perdagangan pertama, yang dibuka di situs baru pada tahun 1817, dengan angka tersebut meningkat menjadi 57 juta rubel (sekitar 13 miliar rupiah) pada tahun 1846.
Orang-orang di zaman itu menyebut pusat perdagangan Nizhny Novgorod sebagai "pengadilan perdagangan Eropa dan Asia". Orang asing menjual barang mereka secara grosir ke pedagang dan produsen lokal dan 90 persen dari semua barang dari Timur melewati Pameran Nizhny Novgorod, di mana barang tersebut didistribusikan ke seluruh Rusia. Sebaliknya, pedagang asing membeli barang dari orang Eropa dan Rusia.
Apa yang dibeli dan dijual di pusat perdagangan Nizhny Novgorod?
Pada tahun 1850-an, sekitar 700 pedagang asing menghadiri pusat perdagangan Nizhny Novgorod. Pada saat yang sama, volume perdagangan dengan Asia pada pertengahan abad ke-19 melebihi omset perdagangan Eropa Barat — sebanyak satu setengah hingga tiga kali lipat.
Salah satu barang dagangan utama adalah teh dari Cina. Pada tahun 1880-an, antara 800 dan 900 pood (satuan berat Rusia sama dengan sekitar 16,38 kilogram) teh senilai 42 juta rubel (sekitar 9,6 miliar rupiah) dibawa ke Rusia setiap tahun. Bahkan terdapat paviliun perdagangan Asia yang terpisah dengan gaya pagoda Cina di area tersebut.
Sebagai imbalannya, orang Cina membeli bulu dan kulit dari semua jenis binatang; dari rubah, tupai dan muskrat hingga kulit domba dan sapi.
Dari Iran, permadani buatan tangan, sutra, kain katun, serta berbagai bahan makanan kering (kenari, pistachio, aprikot kering tanpa biji, almond, plum, millet, dan beras) dibawa ke Rusia. Sementara orang Persia sendiri mengambil kembali wol, barang logam dan kulit, porselen, kertas tulis, dan banyak barang lainnya.
Rusia juga mengekspor gula, linen, rami, kapas dan barang-barang kulit, wol, kayu, logam, dan banyak lagi ke Timur. Berbagai barang dagangan sangat mencengangkan. Pada tahun 1820-an, pejabat Rusia Yegor Meyendorff memberikan daftar barang yang dibeli oleh pedagang Bukhara: “Barang yang diekspor dari Rusia antara lain cochineal [pewarna merah], cengkeh, gula, timah, cendana merah dan biru, kain, Kulit Kungur, Kazan dan Arzamas, lilin, madu, besi, tembaga, baja, benang emas, cermin kecil, kulit berang-berang, mutiara, nankeen Rusia [kain katun], kuali besi tuang, jarum, koral, mewah, jilbab katun, brokat, barang pecah belah kecil dan sebagian kecil kanvas Rusia…”
Alat penangkap ikan juga menjadi barang dagangan yang sangat penting. “Memancing ikan beluga, sturgeon, sturgeon bintang, lele, dan beberapa spesies ikan lainnya hampir sepenuhnya dimonopoli oleh pedagang Rusia di seluruh Kaspia Selatan,” menurut sejarawan A.A. Ivanova dan A.V. Ivanov.
Seiring waktu berjalan, produk dari industri baru berkembang, termasuk metalurgi dan manufaktur tekstil, ditambahkan ke dalam ekspor. Itu termasuk chintz murah yang diproduksi di pabrik Shuya yang terkenal di Ivanovo Oblast. Pada tahun 1880-an-1890-an, perdagangan minyak dan produk minyak bahkan mulai dipasarkan di sana.
Dengan berlalunya waktu, cabang bank dibuka di pusat perdagangan tersebut, layanan pengacara tersedia dan transaksi pertukaran dilakukan. Pusat perdagangan itu adalah tempat yang sangat penting bagi para pedagang dan produsen besar Rusia. Tetapi pengrajin wiraswasta dan perwakilan dari industri seni dan kerajinan juga mengambil bagian yang sangat aktif. Roda pemintal, sendok kayu, kostum rakyat, nampan yang dicat, peralatan makan, renda — karya pengrajin terbaik dari seluruh Rusia diwakili. Pada gilirannya, mereka akan menghabiskan sepanjang tahun untuk mempersiapkan dagangan dan akan mencoba membawa barang dagangan terbaik mereka.
Bagaimana perdagangan itu diselenggarakan
'Michael Strogoff' karya Jules Verne menggambarkan pusat perdagangan Nizhny Novgorod sebagai berikut: “Dataran ini sekarang ditutupi dengan bilik-bilik yang diatur secara simetris sedemikian rupa sehingga meninggalkan jalan yang cukup lebar untuk memungkinkan kerumunan lewat tanpa himpitan. Setiap kelompok stan dengan berbagai ukuran dan bentuk ini membentuk tempat terpisah yang secara khusus didedikasikan untuk beberapa cabang perdagangan khusus. Ada kawasan besi, kawasan pembuat bulu, kawasan wol, kawasan pedagang kayu, kawasan penenun, kawasan ikan kering, dll… Di jalan dan gang-gang panjang sudah ada kumpulan besar orang… Perpaduan yang luar biasa orang Eropa dan Asia, berbicara, bertengkar, berceloteh, dan tawar-menawar… Di salah satu ruang terbuka di antara perempat kota sementara ini ada sejumlah bank gunung dari setiap deskripsi; harlequin dan pemain akrobat memekakkan telinga para pengunjung dengan suara instrumen mereka dan tangisan mereka yang nyaring… Di jalan yang panjang, para penari beruang mengiringi penari berkaki empat mereka, hewan-hewan bergema dengan teriakan para binatang…”.
Sejak pertengahan abad ke-19 dan seterusnya, durasi resmi perdagangan tersebut berjalan lebih dari sebulan, tetapi dalam praktiknya, perdagangan berlanjut dari Juli hingga September. Perdagangan tersebut merupakan kesempatan untuk sebuah pesta di kota — lebih dari 200.000 orang akan tiba di Nizhny Novgorod selama periode perdagangan dan akan ada sirkus dan teater serta musisi pertunjukan. Pasokan listrik dan air dibawa ke lokasi perdagangan pada tahun 1870-an-1880-an. Perdagangan tersebut memiliki dampak positif bagi kota — Nizhny Novgorod memiliki fasilitas infrastruktur yang nyaman, dan hotel serta penginapan dibangun secara ekstensif. Salah satu jalur trem pertama di Rusia diresmikan di sana pada tahun 1896.
Ada juga dua katedral di lokasi perdagangan — Katedral Transfigurasi 'Staroyarmarochny' (“Pameran Tua”), yang dibuka pada tahun 1822. Arsiteknya adalah Auguste de Montferrand (yang kemudian membangun Katedral St. Isaac di Sankt Peterburg dengan drum berpilar yang sangat mirip di bawah kubah utama).
Pada tahun 1881, Tsar Aleksandr III sendiri, bersama pasangan dan putranya, calon tsar Nikolay II, hadir pada peresmian Katedral Alexander Nevsky 'Novoyarmarochny' ("Pekan Raya Baru"). Pembangunan gedung pameran utama baru, dengan gaya Rusia, selesai pada tahun yang sama (median munculkah pusat perdagangan serupa bernama GUM di Lapangan Merah). Ketiga bangunan tersebut bertahan hingga saat ini.
Pada tahun 1896, Pameran Industri dan Seni Seluruh Rusia diadakan di halaman pusat perdagangan Nizhny Novgorod — perdagangan terbesar dalam sejarah Kekaisaran Rusia. Lebih dari 100 paviliun sementara dibangun untuk itu. Mobil Rusia pertama, serta struktur kisi baja milik insinyur Vladimir Shukhov, dipajang di perdagangan tersebut.
Setelah Revolusi 1917, pusat perdagangan terus berfungsi untuk sementara waktu, tetapi tidak sepopuler sebelumnya — dan tidak ada lagi kebebasan perdagangan. Pada tahun 1929, kaum Bolshevik akhirnya menutup “fenomena kapitalis yang berlawanan secara ideologi ini”. Banyak bangunan pameran dihancurkan — atau diubah menjadi perumahan.
Selain menjadi pusat perdagangan Kekaisaran Rusia, Nizhny Novgorod juga dijuluki sebagai 'Detroit Rusia' sejak ke-19.
Pembaca yang budiman,
Situs web dan akun media sosial kami terancam dibatasi atau diblokir lantaran perkembangan situasi saat ini. Karena itu, untuk mengikuti konten terbaru kami, lakukanlah langkah-langkah berikut:
- ikutilah saluran Telegram kami;
- berlanggananlah pada newsletter mingguan kami; dan
- aktifkan push notifications pada situs web kami.