Bazar di dermaga di Arkhangelsk (1896).
Konstantin Korovin/Galeri Tretyakov NegaraRusia adalah salah satu dari dua negara di dunia dengan pantai sepanjang tiga samudra, karena itu ia memiliki hubungan dengan lebih dari tiga belas laut marginal. Artinya, hari ini Rusia bisa diakses oleh 13 lautan. Namun, itu tidak terjadi sejak awal. Pada abad ke-16, negara Rusia hanya dapat mengakses langsung Samudra Arktik dan berjuang keras untuk membangun semacam kehadiran di Laut Baltik. Hampir tidak mungkin untuk terlibat dalam perdagangan dengan Eropa Barat dalam kondisi seperti itu, tetapi di sisi lain kondisi tersebut mutlak diperlukan untuk pengembangan lanjutan Rusia.
Samudra Arktik (1913).
Konstantin Korovin/Museum Nasional "Galeri Gambar Kiev"Pada 1581, selama Perang Livonia, pasukan Swedia merebut Narva — satu-satunya pelabuhan besar Rusia di pantai Baltik. Ivan IV tidak bisa berbuat apa-apa selain melihat ke utara. Para pedagang Inggris pada saat itu telah mengukir rute ke pemukiman Rusia di tepi Laut Putih. Namun, ada terlalu sedikit dermaga lokal untuk perdagangan yang efektif untuk mengambil istana dan diperlukan pelabuhan besar yang lengkap.
Laut Putih (1896).
Alexander Borisov/Galeri Tretyakov NegaraPada tanggal 4 Maret 1583, tsar memerintahkan pendirian sebuah kota di dekat biara Malaikat Agung Mikhailo, yang terletak di muara Sungai Dvina Utara, 30 kilometer dari Laut Putih. Tahun berikutnya, benteng Kholmogory Baru dibangun di sana dan, sejak abad ke-17 dan seterusnya, benteng itu dikenal sebagai Arkhangelsk. “Benteng itu dibangun dari tiang-tiang yang diikat menjadi satu … begitu terampil. Mereka disatukan tanpa bantuan paku atau baji dan itu adalah pekerjaan yang fantastis, meskipun dilakukan dengan bantuan kapak tunggal. Meskipun demikian, ahli pertukangan yang paling terampil tidak dapat menghasilkan sesuatu yang lebih baik,” tulis pedagang Prancis Jean Sauvage.
Biara Malaikat Mikhailo (1900).
Yakov LeuzingerArkhangelsk berkembang pesat sebagai kota: dermaga laut besar dibangun, serta pusat perdagangan untuk pedagang asing — yang disebut Pengadilan Tamu. Orang Inggris, Belanda, dan "Jerman" lainnya membawa kain impor, beludru, renda, anggur, batu mulia, bubuk mesiu dan meriam, membawa kembali gandum, babi dan lemak babi, musang, getah, dan komoditas lainnya. Hampir semua perdagangan Rusia dengan Barat pada masa itu dilakukan melalui Arkhangelsk.
Bazar di Dermaga di Arkhangelsk (1896).
Konstantin Korovin/Galeri Tretyakov NegaraPyotr I mengunjungi kota itu pada tahun 1693 dan menjadi agak terkesan dengan apa yang dilihatnya: jumlah dan variasi kapal asing membuat sang tsar muda terpesona. Atas perintahnya, Galangan Kapal Solombal didirikan, yang mengawasi pembangunan armada perdagangan dan angkatan laut Rusia. Pada 25 Juni 1701, di awal Perang Utara melawan Swedia, musuh berusaha merebut kota, tetapi dihancurkan di sekitar benteng Novodvinsk, yang menjaga daerah tersebut. Tentu saja, peristiwa itu menjadi kemenangan besar pertama Rusia dalam perang saat itu.
Pada awal pemerintahannya, Pyotr I mencapai banyak hal untuk pengembangan Arkhangelsk. Akan tetapi, pada akhirnya, dialah yang disalahkan atas penurunan kejayaan pusat utama perdagangan Rusia ini. Setelah gelombang perang menguntungkan Rusia, dekrit tsar mulai dengan sengaja mengalihkan arus perdagangan dari Arkhangelsk ke Sankt Peterburg, yang didirikan pada 1703. Pada 1718, hanya sepertiga ekspor yang melewati pelabuhan utara; dan setelah pertempuran berakhir, "kota di Neva" memimpin hampir 100 persen dari semua perdagangan dengan negara-negara Barat.
Pelabuhan Arkhangelsk di Dvina (1894).
Konstantin Korovin/Museum Seni Regional TulaSelama pemerintahan Ekaterina II, Arkhangelsk benar-benar berhenti karena dianggap mengganggu perkembangan Sankt Peterburg dan sang permaisuri mencabut semua pembatasan yang diberikan oleh Pyotr. Kendati demikian, kota itu tidak dapat berharap untuk kembali ke status kejayaannya sebelumnya dan jauh di belakang ibu kota — serta Riga dan Revel (sekarang Tallinn). Ketika tahun 1916 tiba, pelabuhan tua itu bahkan memberikan pengaruh yang lebih besar lagi ketika pelabuhan Murmansk (di Laut Barents) didirikan dan yang perairannya tidak pernah membeku.
Arkhangelsk pada pagi hari (1973).
A. PopovaNamun, ketika Perang Dunia I dan II terjadi, ada masalah besar dengan navigasi Laut Baltik dan Laut Hitam dan Arkhangelsk telah menjadi kemenangan sejati bagi Uni Soviet. Pengiriman gandum, kayu dan komoditas lainnya sedang dikirim ke negara-negara Sekutu melalui wilayah itu dan sebagai imbalannya, Rusia menerima pengiriman senjata dan amunisi. Konvoi Arsitek Sekutu pertama dengan pengiriman strategis — 'Darwis' — tiba di Arkhangelsk pada 31 Agustus 1941.
Tanggul Arkhangelsk dan Troitskiy Sobor (1826).
V. GalyaminArkhangelsk telah lama berhenti menjadi pelabuhan utama di Rusia, dan tidak pernah melayani tujuan "gerbang utara" di negara itu, dengan kehormatan yang diberikan kepada Murmansk. Namun, ada satu area yang tidak pernah tertinggal: seperti pada abad ke-18, kota ini terus memainkan peran utama dalam peluncuran ekspedisi ilmiah ke Kutub Utara.
Terminal penumpang sungai laut di Arkhangelsk.
Vladimir Trefilov/SputnikPembaca yang budiman,
Situs web dan akun media sosial kami terancam dibatasi atau diblokir lantaran perkembangan situasi saat ini. Karena itu, untuk mengikuti konten terbaru kami, lakukanlah langkah-langkah berikut:
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda