“Gempa bumi yang kuat terjadi di lepas pantai Kamchatka”, “Gunung Berapi Kamchatka mengeluarkan abu hingga ketinggian empat kilometer”, “Abu jatuh di perdesaan Kamchatka” — berita semacam ini sangat umum menghiasi halaman depan surat-surat kabar di Timur Jauh. Kebanyakan gempa bumi dan letusan gunung berapi di Rusia terjadi di sana. Namun, itu tidak terlalu menakutkan.
Gunung berapi rumahan
Kamchatka memiliki kepadatan gunung berapi yang luar biasa: Ada sekitar 300 gunung berapi nonaktif dan 30 gunung berapi aktif di semenanjung sepanjang 1.200 kilometer dan lebar 440 kilometer itu. Tiap tahun, salah satu atau beberapa di antaranya meletus sekaligus.
Petropavlovsk-Kamchatsky, ibu kota Kamchatsky Krai, dikelilingi oleh tiga gunung berapi: Avachinsky, Koryaksky, dan Kozelsky (dua yang pertama aktif). Jaraknya hanya beberapa puluh kilometer dari kota. Karena itu, penduduk setempat dengan penuh kasih menyebutnya “gunung berapi rumahan” dan mengunjunginya lebih sering daripada yang lain.
Tempat populer lainnya berjarak 70 kilometer dari ibu kota — Gunung Berapi Vilyuchinsky yang sudah tidak aktif dengan pangkalan ski modern di lerengnya. Pada Juli 2021, bahkan ada pernikahan yang digelar di atasnya.
Gunung Berapi Shiveluch dan Klyuchevskoy yang meletus pada musim gugur lalu (Shiveluch masih menyemburkan abu dan lava) terletak di bagian utara Semenanjung Kamchatka; Desa Klyuchi (600 kilometer dari Petropavlovsk-Kamchatsky) di kaki gunung itu sering kali tertutup abu.
Stasiun vulkanologi tertua di Rusia didirikan di sana pada 1935. Selain para ahli vulkanologi yang kerap membagikan pemandangan kehidupan gunung berapi di media sosial, stasiun ini bahkan memiliki pusat wisata untuk siapa pun yang ingin mengunjunginya.
“Orang-orang datang untuk melihat aktivitas vulkanik dengan segala keindahannya, serta fenomena alam pascaletusan, mendengar suara fumarol (lubang pada kerak bumi yang mengeluarkan uap dan gas), mandi di mata air panas,” kata Alisa dari Petropavlovsk-Kamchatsky. “Gunung Berapi Shiveluch sekarang tengah meletus, kami menghentikan segala aktivitas dan pergi mendekat untuk melihat lahar cair mengalir dengan mata kepala sendiri, ini adalah peristiwa yang unik! Kami mendirikan tenda pada jarak yang aman dan menikmati pemandangan.”
Pariwisata ‘panas’
“Liburan membawa saya ke Kamchatka. Saya ingin mencoba berselancar, melihat gunung berapi dan Samudra Pasifik,” kata Alexei dari Nadym, Semenanjung Yamal.
“Sekarang, saya sering datang (ke sini), kadang-kadang mereka mengira saya warga lokal. Pada musim panas, kami pergi ke gunung berapi dengan sepeda motor. Pada musim dingin — dengan mobil salju. Saya juga mencoba heliskiing di sana (ketika pemain ski diturunkan di atas puncak gunung yang tidak dapat diakses dengan helikopter). Beberapa minggu yang lalu, saya melihat gunung berapi meletus. Luar biasa!” Alexei mengatakan bahwa dia secara khusus pergi bersama teman-temannya ke bagian utara Semenanjung Kamchatka untuk melihat Shiveluch meletus dan tinggal di pusat wisata di Klyuchi.
“Saya tidak melihat abu apa pun, tetapi saya melihat lahar yang sangat terang,” jelasnya. “Sejujurnya, Kementerian Situasi Darurat tidak merekomendasikan untuk mendekati gunung berapi yang meletus lebih dekat dari 15 kilometer, tetapi beberapa pelancong masih mendaki lerengnya untuk mewujudkan impian mereka.” Biasanya, orang menerima pesan teks peringatan saat gunung berapi meletus sehingga tidak ada yang mau mendekati gunung berapi.
Adapun penduduk setempat, seperti yang dikatakan Alexei, dia tidak melihat adanya kecemasan di antara mereka yang tinggal di dekat gunung berapi.
Peningkatan stabilitas seismik
“Saya lahir dan besar di Kamchatka. Jadi, gempa bumi sudah menjadi hal yang biasa bagi saya sejak kecil,” kata Alisa. “Ketika saya masih remaja, saya ingat suatu masa yang panjang ketika ada gempa bumi hampir setiap hari dan sepertinya kami sudah terbiasa, kami tidak bisa terkejut dengan apa pun. Namun, suatu kali, gempa bumi yang kuat terjadi ketika saya berada di sebuah toko dan kemudian, untuk kali pertama, saya melihat bagaimana orang-orang sangat panik, mereka memadati pintu keluar.”
Sekitar 20% wilayah Rusia adalah wilayah yang aktif secara seismik, tetapi hanya 5% saja yang memiliki kemungkinan gempa kuat yang mencapai 8—10 skala Richter. Tempat “terpanas” adalah pesisir Samudra Pasifik Rusia (Kamchatka, Sakhalin, dan Kepulauan Kuril), tempat perbatasan antara lempeng litosfer berada. Sekitar 300 gempa bumi tercatat di sana per tahun, tetapi sebagian besar terjadi tanpa konsekuensi apa pun.
“Kadang-kadang tampaknya semuanya sedikit bergoyang. Jika saya tidak yakin, saya akan mengecek berita, di situs web dan media sosial karena penasaran dan menemukan orang-orang yang mengonfirmasi atau menyangkal dugaan saya. Namun, setelah gempa kuat terjadi, semua orang saling menelepon,” kata Alisa. Salah satu gempa kuat terakhir terjadi pada tahun 2006 di Distrik Olyutorsky di utara Semenanjung Kamchatka. Akibatnya, 1.200 orang harus dievakuasi dari desa tersebut. Untunglah tidak ada korban jiwa karena gempa terjadi pada siang hari dan penduduk dapat segera meninggalkan rumahnya. Namun, salah satu desa hancur total dan menghilang dari peta Kamchatka. Sekarang, semua bangunan diperkuat demi mencegah jatuhnya korban dalam kasus serupa. Rumah-rumah susun panel era Soviet terlihat di mana-mana — pemerintah mendirikan ‘tulang rusuk’ tambahan dengan kabel baja sehingga bangunan tidak akan runtuh karena goncangan.
Alisa mengatakan bahwa ada orang yang sangat takut akan bencana alam sehingga mereka bahkan meninggalkan Kamchatka, tetapi kebanyakan tidak terlalu khawatir. “Saya terpesona oleh keagungan alam, saya senang menyadari bahwa saat ini saya merasakan kekuatan geologis dan tektonik global Bumi pada diri saya, bahwa saya tinggal di tempat yang begitu unik!”
Seorang fotografer Rusia memotret sejumlah momen kehidupan margasatwa di wilayah Rusia yang paling timur. Bacalah selengkapnya!
Pembaca yang budiman,
Situs web dan akun media sosial kami terancam dibatasi atau diblokir lantaran perkembangan situasi saat ini. Karena itu, untuk mengikuti konten terbaru kami, lakukanlah langkah-langkah berikut:
- ikutilah saluran Telegram kami;
- berlanggananlah pada newsletter mingguan kami; dan
- aktifkan push notifications pada situs web kami.