Menghina Nabi Muhammad tak dibenarkan dan sama sekali bukan bentuk kebebasan berbicara, kata Presiden Rusia Vladimir Putin selama konferensi pers tahunan yang disiarkan secara langsung, Jumat (24/12).
Menurut Putin, penghinaan terhadap Nabi Muhammad berarti melanggar kebebasan beragama umat Islam. Presiden juga menekankan bahwa menghina dan melukai hati umat beragama justru dapat menumbuhkan bibit-bibit ekstremisme
“Dalam kasus (surat kabar) Charlie Hebdo, kaum ekstremis menyerang Paris dan menembak seluruh kantor redaksi (media tersebut). Lantas, mengapa kita membiarkannya (orang-orang menghina Nabi Muhammad -red.)? Kebebasan itu harus berasal dari hati dan tumbuh berdasarkan rasa hormat terhadap sesama,” kata Putin mengingatkan.
Putin menekankan bahwa Rusia adalah negara multietnis dan multiagama. Semua orang di negara ini terbiasa menghormati tradisi dan kepercayaan satu sama lain, ujar sang presiden.
Pada 7 Januari 2015, kaum ekstremis melakukan serangan bersenjata di kantor redaksi Charlie Hebdo setelah memublikasikan karikatur Nabi Muhammad. Serangan itu menewaskan 12 orang. Lima tahun kemudian, pada 16 Oktober 2020, seorang guru SMA Prancis bernama Samuel Paty dibunuh secara brutal oleh seorang pemuda Chechen karena diduga telah menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada siswanya di kelas.