Warga Moskow mulai menjalani vaksinasi massal COVID-19 pada Rabu (9/9). Vaksinasi ini adalah bagian dari studi pascapendaftaran vaksin Sputnik V — vaksin COVID-19 yang pertama terdaftar di dunia buatan Rusia — sebagaimana disampaikan Wakil Walikota Moskow untuk Pembangunan Sosial Anastasia Rakova pada situs resmi walikota Moscow mos.ru, Rabu (9/9).
"Ini akan memungkinkan kami untuk mempercepat proses pengujian sehingga ketersediaan vaksin untuk semua orang bisa lebih cepat. Hari ini, peserta pertama dari pengujian sudah divaksinasi,” ujar Rakova.
Pemerintah Moskow bersama pengembang Sputnik V, Institut Gamaleya, mengundang warga ibu kota untuk ikut serta dalam vaksinasi gratis yang akan melibatkan 40 ribu sukarelawan itu. Hingga saat ini, lebih dari 35 ribu sukarelawan telah terdaftar.
"Jumlah pelamar terus bertambah setiap hari. Bisa dibilang, ini adalah kabar yang menggembirakan. Hingga saat ini lebih dari 35 ribu sukarelawan sudah mendaftar. Studi vaksin COVID-19 dilakukan di enam institusi medis dan jumlah itu akan bertambah menjadi 20," jelas sang wakil walikota.
Pemeriksaan medis terhadap sukarelawan pertama yang telah terdaftar dilakukan pada 7 September. Berdasarkan pemeriksaan dan hasil tes, dokter memilih kandidat yang tidak memiliki kontraindikasi vaksinasi.
Petugas kesehatan akan selalu berhubungan dengan relawan melalui telepon, melalui aplikasi seluler khusus atau menggunakan teknologi pengobatan jarak jauh. Jika terjadi penurunan kondisi kesehatan, peserta penelitian dapat melaporkan hal itu ke dokter.
Studi ini akan membantu mendapatkan izin pemasaran permanen dan memperluas jangkauan kemungkinan penerima vaksin, termasuk menjangkau orang-orang yang berusia di atas 60 tahun. Penelitian akan berlangsung selama 180 hari.
Tahapan pengujian sama seperti yang telah dilakukan sebelum Sputnik V didaftarkan, yaitu terbagi menjadi dua tahap. Jarak antara tahap pertama dengan kedua terpaut 21 hari, dengan memberikan komponen vaksin yang mengandung zak aktif dan komposisi berbeda. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan pertahanan sistem kekebalan tubuh (imun).
Berdasarkan hasil pengujian terdahulu, vaksin Sputnik V berhasil menghasilkan respons imun humoral dan sel T yang stabil pada semua subjek penelitian (76 orang), termasuk salah satu putri Presiden Rusia Vladimir Putin. Sementara, efek samping yang timbul pun tidak ada yang serius. Tingkat antibodi sukarelawan yang telah divaksinasi 1,4 – 1,5 kali lebih tinggi daripada yang dimiliki para penyintas COVID-19.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda