Walikota Moskow Sergey Sobyanin memberlakukan karantina tak terbatas di seluruh kota mulai Senin (30/3). Hal itu ia sampaikan pada blog pribadinya, Minggu (29/3).
Sobyanin menjelaskan bahwa semua negara di dunia tengah berjuang untuk memperlambat angka pertumbuhan kasus COVID-19 agar petugas medis tidak kewalahan menangani para pasien. Oleh karena itu, ia menilai pembatasan terhadap kontak sosial, pergerakan warga, dan swaisolasi harus diberlakukan.
"Hari ini saya menandatangani keputusan tentang langkah-langkah tambahan untuk mencegah penyebaran cepat dan skala besar dari COVID-19," ujar Sobyanin.
Berikut isi dari keputusan tersebut:
Mulai besok (red: hari ini), swaisolasi diberlakukan untuk semua warga Moskow, tanpa memandang usia.
Meninggalkan rumah hanya diperbolehkan dalam hal:
- mengajukan permohonan untuk perawatan medis darurat dan ancaman langsung lainnya terhadap nyawa dan kesehatan,
- bepergian ke tempat kerja jika Anda diminta untuk pergi bekerja,
- berbelanja di toko atau apotek terdekat,
- menemani binatang peliharaan pada jarak tidak melebihi 100 meter dari tempat tinggal,
- membuang sampah rumah tangga.
Bagi orang-orang yang meninggalkan rumah diminta untuk menjaga jarak, setidaknya 1,5 meter antara satu sama lain. Sedangkan orang yang ingin masuk atau meninggalkan ibu kota juga tetap diperbolehkan.
Sobyanin menjelaskan, setelah melakukan langkah-langkah teknis dan pengaturan dalam beberapa hari mendatang, warga akan diperbolehkan meninggalkan rumah jika memiliki izin khusus yang dikeluarkan oleh Pemerintah Moskow. Selain itu, pergerakan warga nantinya akan dipantau melalui sistem pintar dan akan diperketat secara bertahap.
Meski demikian, Sobyanin tidak membahas sanksi apa yang akan dikenakan bagi warga yang tidak mematuhi peraturan baru itu. Menurut laporan kantor berita RIA Novosti yang dikelola pemerintah, warga biasa harus membayar denda 15.000 – 40.000 rubel (sekitar Rp3 juta – 8,2 juta) karena melanggar karantina, sementara pejabat 50.000 – 150 ribu rubel (sekitar Rp10,2 juta – 30,7 juta). Namun, jika mereka terbukti menularkan penyakit dan menyebabkan kematian orang karena pelanggaran itu, maka denda yang dikenakan masing-masing adalah 150.000 – 300.000 rubel (sekitar Rp30,7 juta – 61,6 juta) untuk warga biasa dan 300.000 – 500.000 rubel (sekitar Rp61,6 juta – 102,5 juta) untuk pejabat.
Keputusan Sobyanin juga berisi kebijakan untuk mendukung orang-orang yang kehilangan pekerjaan karena karantina dengan memberikan tunjangan pengangguran sebesar 19.500 rubel (sekitar Rp4 juta) per bulan. Orang-orang yang terjangkit COVID-19 dengan gejala ringan akan dirawat di rumah dan akan menerima pengobatan antivirus secara gratis.
Hingga pukul 16 hari ini, jumlah kasus COVID-19 di ibu kota Rusia telah mencapai 1.226 dari total 1.836 kasus di seluruh Rusia, menjadikannya sebagai pusat persebaran virus corona di negara ini. Sebanyak tujuh orang telah meninggal, 6 di antaranya di Moskow dan satu di Sankt Peterburg.
Rusia mulai memantau pergerakan pasien COVID-19 menggunakan teknologi seluler dan memperingatkan siapa pun yang berhubungan dengan mereka supaya mengarantina diri.