Kebiasaan-Kebiasaan Umum di Rusia yang Tak Sama dengan di Indonesia

Pavel Golovkin/AP
Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung — begitulah kata pepatah. Ada banyak hal yang mungkin dianggap biasa di Indonesia, tapi tidak demikian di Rusia. Karena itu, sebelum terbang menuju Rusia, Anda perlu mengetahui kebiasaan-kebiasaan apa saja yang berlaku di negara ini supaya tidak terjebak dalam situasi yang canggung.

1. Berjalan dan berkendara di sebelah kanan

Yang pertama dan paling utama, Anda harus berjalan di sebelah kanan. Anda mungkin perlu beberapa waktu untuk membiasakan diri berjalan di sebelah kanan. Karena itu, cobalah untuk mengikuti posisi berjalan orang-orang di depan Anda.

Hal yang sama juga berkalu saat berkendara. Rusia termasuk satu dari 165 negara di dunia yang menganut sistem berkendara di jalur sebelah kanan. Sementara, 75 negara lainnya (kebanyakan negara-negara di Asia Tenggara, Afrika Selatan, dan Australia) berkendara di jalur sebelah kiri. Jadi, jangan sampai salah jalur!

2. Menyeberang di Zebra Cross

Ini adalah salah satu kebiasaan umum di Rusia. Memang, ada juga orang-orang yang tak terlalu menghiraukan zebra cross dan menyeberang di mana pun mereka mau (khususnya di jalan-jalan kecil yang tak banyak dilalui kendaraan). Namun, jika situasi di jalan cukup padat kendaraan, kebanyakan orang akan menunggu sinyal lampu pejalan kaki menyala untuk menyeberang. Jika ada yang melanggar dan tertabrak kendaraan, sang korban tak bisa menyalahkan si pengemudi.

Yang jelas, menyeberang di Rusia tidak sesulit di Indonesia. Secara umum, pengemudi Rusia sangat menghormati pejalan kaki. Jika Anda berdiri di ujung zebra cross dan terlihat hendak menyeberang, para pengemudi yang kebetulan melintasi jalan itu akan memelankan laju kendaraan mereka sehingga Anda bisa menyeberang dengan aman. Anda hampir tidak akan menemukan situasi ketika para pengemudi enggan memberikan jalan atau bahkan buru-buru mempercepat laju kendaraan mereka supaya jalannya tak dipotong oleh pejalan kaki yang hendak menyeberang. 

3. Posisi berdiri di eskalator

Sebetulnya ini adalah sesuatu yang cukup umum meski tidak berlaku di semua negara. Jika Anda sedang naik eskalator di Rusia, entah di pusat-pusat perbelanjaan, stasiun metro, gedung-gedung perkantoran, atau di mana pun tangga berjalan itu berada, pastikan Anda tidak berdiri di sebelah kiri. Sisi sebelah kiri digunakan untuk mendahului, sedangkan sisi sebelah kanan untuk berdiri.

Di Indonesia, hampir tidak ada peraturan semacam ini. Namun saat tiba di Rusia, pastikan Anda mengingat aturan ini apalagi ketika eskalator cukup sepi. Pada jam-jam sibuk di metro Moskow, misalnya, aturan ini sering kali tidak berlaku. Semua eskalator akan penuh dan bahkan Anda mungkin perlu mengantre untuk menaikinya. Namun secara umum, ingatlah untuk selalu berdiri di sebelah kanan jika Anda tak berniat berjalan menyusuri tangga atau mendahului orang di depan Anda.

4. Jangan berebut naik metro

Aturan ini sederhana. Saat metro (kereta bawah tanah) tiba di stasiun, tunggu sampai semua penumpang yang hendak turun keluar dari gerbong, baru setelah itu naiklah ke dalam. Jangan tergesa-gesa apalagi memaksakan diri masuk ke dalam metro. Selain berbahaya, perilaku semacam itu dianggap tidak sopan. Jika Anda melakukannya, Anda berisiko ditegur atau bahkan dimarahi penumpang lain.

Anda tidak perlu takut ditinggal masinis. Kalau pun Anda tak bisa masuk saking padatnya penumpang, metro berikutnya akan datang tak lebih dari tiga menit. Jadi, sebelum Anda naik, biarkan penumpang di dalam turun terlebih dahulu. Hal semacam ini mungkin jarang ditemui di Indonesia, tapi begitu di Rusia, Anda harus betul-betul memperhatikannya.

5. Membereskan sisa makanan di restoran

Yang satu ini bisa agak mengecoh. Di satu sisi, ada restoran-restoran yang mengharuskan pengunjungnya membuang sendiri sisa-sisa makanannya ke tempat sampah dan menaruh nampan di tempat yang telah disediakan. Namun, ada pula restoran-restoran yang tak mempermasalahkan pengunjung yang tak membereskan sisa-sisa makanannya, seperti di restoran-restoran cepat saji. Walau begitu, situasi semacam ini tidak selalu sama di setiap restoran.

Cara terbaik untuk menghindari tatapan tak mengenakkan, baik dari para pengunjung maupun pegawai restoran, adalah dengan memperhatikan orang-orang di sekitar Anda. Jika kebanyakan orang membereskan sisa-sisa makanannya, bahkan di restoran cepat saji sekalipun, sebaiknya Anda pun melakukannya. Sebaliknya, jika tidak ada yang melakukannya, Anda bisa dengan santai meninggalkan semuanya di atas meja.

6. Membayar angkot dan bus

Ya, di Rusia pun terdapat angkutan kota (angkot). Angkot Rusia (marshrutka) merupakan moda transportasi umum yang bisa membantu Anda menaklukkan kemacetan lalu lintas dan menolong saat Anda terlambat. Bedanya angkot Rusia dan Indonesia, Anda harus membayar ongkos begitu naik ke dalam marshrutka.  

Sementara untuk naik bus, dua jenis bus yang setidaknya perlu Anda perhatikan: bus pemda dan swasta. Untuk naik bus pemda atau bus kota standar, sebaiknya Anda beli tiket terlebih dahulu atau bisa juga menggunakan kartu Troika (kartu transportasi perkotaan). Jika Anda terlanjur naik tanpa karcis, Anda bisa beli tiket dari sopir bus.

Untuk bus swasta atau semacam marshrutka yang lebih besar, Anda harus membayarkan ongkos ke sopir langsung (walau kadang bisa juga membayar dengan menggunakan kartu Troika). Jika bus terlalu penuh dan Anda tak bisa menghampiri sopir, Anda bisa meminta penumpang lain untuk mengoper uang Anda ke depan.

7. Taksi tanpa argo

Taksi-taksi di Rusia tidak menggunakan argometer seperti di Indonesia. Jadi, tarif taksi di sini bermacam-macam, tergantung ke mana dan siapa penumpangnya. Karena itu, sebaiknya jangan naik taksi begitu saja (apalagi begitu tiba di bandara Moskow) saat berada di Rusia. Jika Anda harus naik taksi, tawarlah harganya. Begitulah cara naik taksi di Rusia!

Opsi terbaik saat ini adalah dengan memesan layanan taksi online, seperti Yandex.Taxi atau Uber. Anda tidak perlu khawatir memilih kedua taksi ini karena tarif mereka sudah tertera dengan jelas di aplikasi. Jadi, Anda tak mungkin ditipu oleh sopir taksi.

8. Kasir yang ‘galak’

Orang Indonesia bisa dibilang betul-betul memperhatikan kepuasan pelanggan. Keramahan adalah hal utama di hampir seluruh sektor jasa di Indonesia. Sebaliknya, konsep “keramahan” di Rusia agak berbeda dengan di Indonesia.

Jika Anda biasa menemukan kasir yang ramah, tersenyum, menawarkan pulsa, dan bahkan memasukkan semua belanjaan Anda ke dalam kantong plastik, Anda perlu membiasakan diri saat berada di Rusia — tidak ada kasir semacam itu di sini. Pada dasarnya, kasir-kasir Rusia bukan tidak ramah, mereka hanya bersikap apa adanya. Yang jelas, Anda tak perlu merasa tersinggung kalau nada bicara mereka terdengar ketus, tidak sabar saat melihat Anda mengambil uang dan menghitung recehan dari kantong, atau bahkan memberikan kantong plastik kepada Anda (karena itu artinya Andalah yang harus memasukkan semua belanjaan Anda ke dalam plastik).

Tak ada yang bisa dilakukan untuk hal yang satu ini, Anda hanya perlu membiasakan diri. Atau, ajaklah mereka ke Indonesia supaya mereka belajar betapa luar biasanya pelayanan kasir di sana.

9. Dengan atau tanpa kantong plastik

Masih soal berbelanja, Anda pasti akan selalu mendengar pertanyaan, “Пакет нужен?” (paket nuzhen ‘perlu kantong plastik’) dari seorang kasir. Tak seperti di Indonesia, Anda tak otomatis mendapatkan plastik setiap kali berbelanja. Di Rusia, ini adalah pilihan. Yang jelas, Anda akan dikenakan biaya tambahan jika menggunakan plastik. Sebetulnya, ini cara yang baik untuk mengurangi ketergantungan penggunaan plastik.

10. Taruh uang pada tempatnya

Yang satu ini mulai jarang ditemui, tapi tak ada yang menjamin bahwa Anda tak akan mengalaminya saat berada di Rusia. Ketika Anda hendak membayar belanjaan Anda ke kasir dan ia menolak uang yang Anda berikan, bukan berarti Anda memenangkan undian belanja gratis. Begitu juga bila sopir taksi menolak menerima uang dari tangan Anda. Jangan salah sangka!

Ini sama sekali bukan berarti mereka tidak mau menyentuh tangan Anda. Ada kepercayaan bahwa uang dapat menyalurkan energi dari pemiliknya, termasuk energi negatif. Untuk memutus ikatan energi negatif itu, uang harus dibiarakan selama beberapa saat di atas nampan uang.

11. Teh manis dan air putih

Saat Anda memesan teh di Indonesia, hampir bisa dipastikan bahwa itu adalah teh manis. Hal ini berbeda dengan di Rusia. Saat Anda ke restoran mana pun di Rusia dan memesan teh, sang pelayan restoran pertama-tama akan bertanya apakah Anda mau teh hitam atau teh hijau.

Apa pun pilihan Anda, Anda akan mendapatkan teh tawar. Kalau Anda mau “teh manis”, Anda harus menambahkan gula ke dalam teh Anda. Hampir tidak ada restoran atau kafe di Rusia yang menyajikan teh manis seperti di Indonesia. Sebetulnya, ini sesuatu yang logis karena setiap orang yang suka teh manis tentu punya selera yang berbeda-beda.

Selain itu, memesan air putih di Rusia pun tidak seperti di Indonesia. Di Rusia, Anda pasti akan ditawari dua jenis air putih: bersoda atau tanpa soda. Anda juga pasti akan menemukan dua macam air ini di pasar-pasar swalayan.

12. Dilarang mabuk-mabukan dan merokok sembarangan

Kebanyakan orang mungkin berpikir bahwa semua orang di Rusia bisa bermabuk-mabukan dan merokok di mana saja. Jika Anda masih berpikir begitu, itu salah. Anda memang bisa menemukan vodka di mana-mana. Menemukan minuman keras di Rusia sama mudahnya seperti mencari sirup di Indonesia.

Namun, Anda tidak bisa membeli alkohol setelah pukul 23.00 bahkan di toko-toko 24 jam sekalipun. Selain itu, Anda pun tak boleh minum di tempat umum, apalagi di dekat taman bermain anak. Jika ketahuan polisi, Anda bisa ditangkap.

Hal yang sama juga berlaku untuk merokok. Perhatikan di mana saja Anda tak boleh merokok. Hanya karena Anda melihat ada orang Rusia yang merokok, belum tentu tak ada larangan merokok. Sebaiknya perhatikan tanda-tanda di sekeliling Anda. Jika Anda menemukan tanda boleh merokok, Anda bisa menghisap batang-batang rokok Anda tanpa perlu waswas.

Aturan berinteraksi di Rusia tak sama dengan di negara-negara Barat. Berikut adalah beberapa kiat supaya Anda sukses berkomunikasi di Rusia.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki