Mengapa Blogger Rusia Menyebut ‘The Matrix’ sebagai Film Tentang Perekrutan Teroris?

Discover Russia
VIKTORIA RYABIKOVA
Seorang blogger Rusia menjelaskan kenapa ia melihat film Titantic sebagai film paling berbahaya dalam sejarah sinematografi, sementara karakter Morpheus dari The Matrix sebagai perekrut teroris.

Roman Taran, warga Sankt Petersburg berusia 41 tahun, menjadi populer di Rusia karena alasan yang agak tak biasa. Setelah mengenyam pendidikan bergengsi sebagai filsuf profesional — dan menyadari bahwa itu sungguh tak berguna di kehidupan nyata — ia mendapat pekerjaan sebagai seorang spesialis pemasaran.

Namun, ia segera merasa bahwa pandangan filosofisnya tentang dunia ini tak bisa terus disembunyikan. Karena itu, ia memutuskan untuk membuat video yang merinci pandangannya mengenai serial TV populer Westworld, yang kemudian ia publikasikan di YouTube.

Filosofi membahas serial televisi populer terbukti sangat diminati oleh pemirsa Rusia. Selama ini, sepertinya mereka menunggu orang yang akhirnya bisa menjelaskan semua hal. Kini, saluran YouTube Taran, Skrytyy smysl (Makna Tersembunyi), memiliki lebih dari 135 ribu pelanggan. Video yang paling populer adalah tentang The Matrix dan telah ditonton lebih dari 1,4 juta kali. Kepada Russia Beyond, Taran bercerita tentang bagaimana ia mendapatkan makna film yang sebenarnya.

Apa yang Anda maksud dengan “makna tersembunyi” dan bagaimana Anda menemukannya di film-film?

Bagi saya, makna tersembunyi tidak terletak di dalam easter eggs (lelucon yang disengaja atau pesan tersembunyi dalam program komputer, permainan video, film, buku, atau teka-teki silang -red.) atau cross-references yang dimasukkan sutradara dalam film-film mereka, yang memaksa penonton hidup di dalam alam imajiner sang sutradara. Bagi saya, hubungan antara sinema dan kenyataan itu penting.

Seperti halnya mitos, film layar lebar sebetulnya menetapkan tujuan dan berhubungan dengan makna kehidupan manusia. Ia mewujudkan kebutuhan batin orang-orang. Mengungkapkan kebutuhan ini dan mekanisme untuk kepuasan mereka berarti menemukan makna tersembunyi dari sebuah film.

Secara umum, ketika Anda mulai menganalisis film, sikap Anda terhadap film itu dapat berubah. Dalam prosesnya, tiba-tiba muncul kesadaran bahwa film yang Anda pikir “lucu” atau “luhur dan mendalam” pada kenyataannya mengandung beberapa gagasan yang tidak menyenangkan. Dan Anda menyadari bahwa hanya sangat sedikit film di luar sana yang memiliki pesan positif.

Dalam salah satu video, Anda mengklaim bahwa Titanic adalah salah satu film paling berbahaya karena mempromosikan kemiskinan dan iri hati berdasarkan ketidaksetaraan sosial. Apakah Anda pikir James Cameron (sutradara Titanic -red.) sengaja memasukkan pesan ini ke dalam film?

Sebenarnya, bukan saya yang melihat makna tersebut dalam film itu, melainkan miliuner Randy Gage, yang saya sebutkan dalam video. Di Hollywood, pembuatan film adalah bisnis. Dan bisnis pasti harus menguntungkan. Oleh karena itu, para sutradara dan penulis skenario sangat fasih dalam psikologi dan tahu tema atau gambar apa yang dapat memicu emosi pemirsa.

“Rose sedang makan di ruang makan kelas pertama. Ia dikelilingi oleh orang-orang kaya yang membosankan, yang menyesap brandy, merokok cerutu, dan mengomentari pertandingan polo dan segala omong kosong dangkal …. Jack datang dan memberitahu Rose, ‘Datanglah ke kelas tiga dan biarkan saya menunjukkanmu bagaimana cara berpesta!’ Selanjutnya, adegan film berpindah ke orang-orang miskin yang, tentu saja, bernyanyi, menari, dan bersenang-senang, dan menunjukkan kepada kita betapa jauh lebih menyenangkannya berada di sekitar mereka …. Orang kaya tidak menyenangkan. Orang miskin adalah orang yang ingin Anda ajak bergaul. Dan jika Anda ingin diterima dan membaur dengan orang banyak (sesuatu yang kebanyakan orang perjuangkan sepanjang hidup mereka...) maka Anda lebih baik menjadi orang miskin — dikutip dari buku Mengapa Anda Bodoh, Sakit, dan Miskin ... Dan Bagaimana Menjadi Cerdas, Sehat dan Kaya! karangan Gage.”

Kita punya banyak orang miskin, dan mereka adalah penonton utama film bioskop. Untuk berempati dengan protagonis, karakter utama harus menjadi orang biasa, sementara si antagonis harus berasal dari minoritas: orang kaya. Iri hati adalah perasaan yang paling tidak bisa dihilangkan. Oleh karena itu, sangat mudah memanipulasi orang dengan memainkan perasaan iri mereka.

Mengapa Anda berpikir bahwa karakter Neo dalam The Matrix adalah seorang teroris?

Pada awalnya, saya kurang menyukai The Matrix. Namun, suatu hari saya merenungi sifat karakter-karakter pada film itu dan memperhatikan bahwa anak buah Morpheus praktis tak memiliki akses ke realitas, seperti halnya mereka yang berada di Matrix. Keberadaan mereka berpusat pada keyakinan mereka terhadap apa yang dikatakan pemimpin mereka. Bagi saya, situasi ini sangat mirip dengan cara perekrutan teroris.

“Morpheus memberitahu Neo tentang dunia ‘nyata’. Dan Neo dipaksa untuk menelan kata-kata mentornya. Kenyataannya, Morpheus menunjukkan ‘realitas’ untuk Neo dengan menggunakan program simulator. Namun, pertanyaan yang timbul adalah apakah citra realitas ini tidak bisa juga disimulasikan?”

Di saluran YouTube-nya itu, video mengenai The Matrix paling banyak dikomentari. Sayangnya, melihat reaksi warganet, saya menemukan bahwa tak semua orang mampu melihat sesuatu dari sudut pandang baru. Kebanyakan remaja menulis banyak komentar negatif.

Ini menunjukkan bagaimana sinema memengaruhi cara berpikir orang. Tunjukkan saja karakter yang, kelihatannya, membuat keajaiban dan bertarung melawan sistem maka karakter ini langsung digemari penonton. Pemirsa sangat mengidentifikasikan dirinya dengan pahlawan utama, dan semua keraguan yang diungkapkan tentang kepahlawanannya atau kebajikannya akan dibuang mentah-mentah.

Dalam analisis Anda mengenai serial Westworld, Anda mengatakan, “Jika ada suatu kepribadian, tetapi tidak berkembang, itu mengarah pada eksistensi mekanis. Seseorang yang tidak berkembang tak ada bedanya dari robot yang beroperasi sesuai program tertentu.” Namun pada akhir musim pertama, salah satu tokoh android mengatasi semua rintangan dan akhirnya membunuh penciptanya. Apakah itu perkembangan murni?

Dalam budaya dewasa ini, film memungkinkan pemirsa untuk “memainkan” konflik internal dan fantasi yang dilarang untuk diterapkan dalam masyarakat. Dengan kata lain, film-film tentang kekerasan, dalam kenyataannya, mengurangi intensitas fantasi penonton, sehingga melindungi penonton agar tidak menyadarinya.

Selain itu, perkembangan (dalam arti melepaskan diri dari batas-batas tahap sebelumnya) secara efektif berarti pembunuhan simbolis terhadap orang yang menjelek-jelekannya — biasanya sang ayah. Seseorang dapat mengingat Plato, yang menyadari bahwa dalam melampaui batas ide-ide filosofis Parmenides (seorang filsuf terkenal yang pemikiran filsafatnya bertentangan dengan Herakleitos sebab ia berpendapat bahwa segala sesuatu “yang ada” tidak berubah -red.), ia  dalam makna tertentu  membunuh ayahnya.

Seseorang juga diingatkan tentang hubungan antara Freud dan Jung atau Husserl dan Heidegger, untuk menyebutkan beberapa contoh yang jelas. Dalam masing-masing kasus ini, “bapa rohani” merasakan konsekuensi kerenggangan murid-murid mereka, dalam arti yang nyata dan fisik: mereka dibunuh secara emosional.

Kekerasan dalam film memenuhi fungsi simbolis untuk mengungkapkan gagasan kejahatan atau, dengan kata lain, suatu pelanggaran batas tertentu. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari, jika Anda dikhianati oleh orang yang Anda sayangi, Anda akan mengatakan, “Ia membunuhku.” Dalam karya fiksi, pengalaman semacam ini mengambil bentuk pembunuhan yang sebenarnya.

Siapa yang tak kenal Rasputin? Catatan sejarah tentang Grigory Rasputin yang misterius memang bermacam-macam. Namun, seberapa besar pengaruh sang biarawan terhadap keluarga Romanov? Tontonlah film-film berikut dan tentukan sendiri jawabannya.