Dua orang pria, Pavel Stotsko dan Yevgeny Voytsekhovsky, mengaku sebagai pasangan homoseksual pertama yang sah secara hukum di Moskow. Kepada saluran televisi Dozhd, kedua pria itu mengatakan bahwa mereka mendaftarkan pernikahan mereka di salah satu gedung serbaguna di ibu kota, yang menyediakan berbagai layanan sipil. Pasangan itu bahkan menunjukkan cap pada paspor mereka yang tampaknya mengonfirmasi keabsahan pernikahan mereka.
Pasangan itu mengatakan bahwa mereka menikah di Kopenhagen, Denmark, pada 4 Januari dan memutuskan untuk mendaftarkan perkawinan mereka di Rusia. Pada Kamis (25/1), mereka tiba di gedung serbaguna dan seorang petugas mengecap paspor mereka (orang Rusia menggunakan paspor sebagai tanda pengenal atau identitas penduduk -red.) tanpa mengajukan pertanyaan.
Pavel kemudian membagikan foto paspor miliknya dan pasangannya di halaman Facebook-nya sambil mengutip UU Keluarga Federasi Rusia.
Undang-undang itu menyebutkan bahwa perkawinan yang dilakukan di luar negeri dapat disahkan di Rusia selama tidak bertentangan dengan hukum. Pernikahan tak boleh dilakukan pada kerabat dekat, orang tua dan anak asuh, serta penderita gangguan mental. Pernikahan juga tak boleh dilakukan jika salah satu pasangan masih berstatus kawin. Meski begitu, Rusia melarang pernikahan sesama jenis dan tidak ada kasus seperti Pavel Stotsko dan Yevgeny Voytsekhovsky sebelumnya.
Sementara itu, gedung serbaguna yang disebutkan Pavel mengeluarkan siaran pers yang menyebutkan bahwa pasangan tersebut telah berbohong karena karyawan-karyawan mereka tak punya wewenang untuk memberikan layanan semacam itu. “Segala dokumen yang diterima untuk diregistrasi dikirim ke kantor catatan sipil untuk pengambilan keputusan,” bunyi laporan tersebut.
Sementara, advokat HAM dan pendiri GayRussia.ru Nikolay Alekseev mengatakan bahwa dia meragukan cerita pengantin gay tersebut. Ia percaya jika seseorang benar-benar mendapatkan cap pada paspornya, prosesnya akan lama. “Sejak 2009, kami telah berulang kali mempelajari UU Keluarga Rusia terkait kemungkinan pernikahan sesama jenis, beberapa kali mengangkat kasus ini ke Mahkamah Eropa untuk Hak Asasi Manusia, dan menunggu keputusan Strasbourg (Mahkamah Eropa untuk HAM -red.). Namun tiba-tiba, pasangan ini mengumumkan status pernikahan mereka. Ini omong kosong,” kata Alekseev di halaman Facebook-nya.
Pada 2014, salah satu kantor catatan sipil Moskow meloloskan pernikahan antara seorang perempuan dan seorang trangender. Mereka berdua mengenakan gaun putih dan terlihat sangat mirip. Meski begitu, hanya paspor mereka yang dengan jelas mengungkap jenis kelamin mereka yang sebenarnya.
Bagaimana warga Moskow bereaksi saaat melihat dua lelaki berjalan keliling kota sambil bergandengan tangan seperti sepasang kekasih? Sepertinya, Anda tidak akan terlalu terkejut.