“Hari ini perwakilan saya Ziad Sabsabi mengunjungi lokasi pengungsian sementara yang terletak sekitar 10 kilometer dari perbatasan Bangladesh-Myanmar. Di sana sekarang ada 160 ribu pengungsi. Yayasan Kadyrov akan memulai pengiriman makanan besok (Jumat). Lalu 10 ribu anak-anak dan lima ribu orang dewasa akan dibawakan pakaian pada awal Oktober,” ujarnya.
Nama yayasan tersebut diambil dari ayah Kadyrov yang tewas dalam aksi pengeboman di stadion Grozny di Chechnya pada 2004.
Kadyrov mengatakan bahwa para pengungsi Rohingya tidak membutuhkan perang, namun dukungan politik dalam menjunjung perdamaian. “Tidak perlu ada demonstrasi lagi. Demonstrasi (di Grozny) menunjukkan opini Rusia terhadap masalah ini. Itu cukup, dan dunia juga sudah membuka matanya terhadap situasi ini.”
Situasi di Myanmar semakin parah sejak awal Agustus 2017 akibat konfrontasi antara komunitas buddha dan muslim Rohingya. Reuters melaporkan bahwa pada akhir Agustus, sebanyak 400 orang tewas dalam bentrokan dan konfrontasi militer di negara tersebut.