Forbes: Rusia Miliki Sistem Pertahanan Udara Terkuat di Dunia

Vitaliy Timkiv/Sputnik
Tentara Rusia memiliki sistem pertahanan udara terkuat di dunia, menurut para ahli yang diwawancarai majalah Forbes. Tiap regu taktis seukuran batalion (elemen tempur dasar Tentara Rusia) disertai oleh sejumlah besar sistem antipesawat yang menjalankan tugas dan perannya masing-masing.

“Rusia memiliki sistem pertahanan udara taktis paling modern dalam persenjataannya — semuanya terintegrasi ke dalam formasi tempur pasukan darat. Sebuah brigade, yang terdiri dari empat batalion, memiliki batalion pertahanan udara khusus yang dipersenjatai roket”, tulis Lester Grau dan Charles Bartles dalam buku War in the Russian Way.

Pertama-tama, batalion antipesawat memiliki 27 sistem rudal antipesawat portabel Igla dan Verba yang memiliki jangkauan hingga beberapa kilometer. Dua pertiga sistem rudal antipesawat berada di depan, sementara sisanya bersiaga di pos komando brigade. Operator sistem transmisi melepaskan tembakan dari barisan infanteri, sementara enam kendaraan Tunguska berada dalam formasi untuk perlindungan kendaraan lapis baja. Kendaraan-kendaraan ini memiliki meriam dan roket yang dapat menyasar target hingga sepuluh kilometer. Selain Tunguska, ada juga enam kendaraan Strela-10. Ini adalah pengangkut personel lapis baja ringan yang menggunakan rudal yang sama dengan sistem rudal portabel dan dikerahkan di dekat artileri brigade. Kendaraan ini bertugas melindungi alat-alat canggih.

Dua belas sistem antipesawat Tor menggunakan rudal dengan jangkauan 16 kilometer dan mampu terbang hingga ketinggian 6,5 ​​kilometer. Sistem Tor dikerahkan di semua formasi brigade. Radar batalion dapat memperingatkan pesawat musuh yang mendekat, tetapi rudal termal dan kendali komando tidak memerlukan radar. Pertahanan udara yang kuat semacam ini sama sekali tak memberikan peluang bagi musuh menggunakan pesawat terbang, helikopter, rudal jelajah, dan drone.

Selanjutnya, inilah lima sistem pertahanan misil udara terbaik di Rusia.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki