ZSU-23-4 "Shilka" saat demonstrasi pada 2016.
Grigoriy Sisoev/RIA NovostiBerikut ini adalah beberapa sistem senjata antipesawat terdahsyat milik Angkatan Bersenjata Rusia.
Meski sudah berumur (dirancang pada 1964), senjata antipesawat otomatis ini masih menjadi salah satu penemuan abad ke-20 terpopuler Rusia.
Dalam waktu 50 tahun, ia mampu membuktikan tajinya mengatasi konflik di Afrika, Vietnam, Afganistan dan Timur Tengah. Rentetan peluru dari senapan empat barel 23 milimeternya dapat menghancurkan setiap target di ketinggian rendah. Dengan kecepatan tembak sekitar 3,400 rentetan per menit, Shilka menciptakan arus tembakan solid yang menghancurkan segala yang ada di jalurnya.
Meriam mematikan miliknya tidak hanya digunakan untuk target musuh di ketinggian rendah (pesawat dan helikopter), tapi juga kendaraan berlapis baja ringan – contohnya ketika perang di Afganistan.
Shilka akhirnya semakin berumur dan tidak cocok lagi untuk pertempuran melawan target musuh yang lebih canggih. Pada 1980-an, militer Rusia menerima senjata antipesawat yang mengombinasikan misil dengan rentetan amunisi 30 milimeter.
Senjata pertama sejenis ini adalah misil antipesawat dan sistem senjata Tunguska. Ia mengombinasikan misil pandu dengan dua meriam 2A38M 30 milimeter untuk menciptakan tembakan sebanyak 5,000 rentetan per menit.
Tidak seperti pendahulunya, senjata baru ini dapat menembak ketika sedang bergerak dan juga mengenai pesawat dan helikopter di ketinggian hingga 10 kilometer dengan misil-misilnya.
Seiring waktu, Tunguska diubah dan dimodifikasi untuk menghadapi tantangan baru dan ia tetap sekelas dengan senjata antipesawat terbaik negara, seperti yang terbaru Pantsir-S1.
Sistem pertahanan udara "Pantsir-S1" 96K6 saat demonstrasi yang diadakan di tempat latihan Alabino, 2016.
Evgeny Biyatov./RIA NovostiLini terbaru dari pertahanan antimisil terbaru Rusia adalah sebagai berikut. Yang pertama adalah sistem antipesawat S-400, yang dapat “melihat” dan menembak jatuh semua target udara bergerak di jarak 400 kilometer. Jika, atas alasan apa pun, pesawat bermisil milik musuh masih tembus lapisan terluar ini, ia akan menghadai sistem senjata dan misil antipesawat Pantsir-S1, yang dipersenjatai dengan meriam otomatis dua barel 30 milimeter dan 12 misil pandu 57E6-E.
Saat ini sistem Pantsir (artinya “lapis baja”) dianggap sebagai lini pertahanan terakhir untuk masyarakat, militer, dan tentara yang dikerahkan di lapangan. Persenjataan di sistem ini telah dirancang untuk menghancurkan misil yang mengarah bahkan dengan kecepatan hipersonik, di jarak hingga 20 kilometer dan ketinggian 15 meter hingga 15 kilometer; singkatnya, ketika musuh mereka sudah dekat.
Sistem ini berbeda dengan pendahulu Sovietnya dari segi otomatisasi. Komputer sisem ini secara mandiri mendeteksi target udara, setelah itu militer menekan tombol tembakan guna menghancurkan ancaman yang secara ajaib telah melewati sistem S-400 dan Tor-M2.
Juni bulan ini, produsen senjata Rusia mengumumkan kepada dunia versi maritime sistem ini, yang sedang diuji coba oleh negara. Tergantung hasilnya, pejabat di Kementerian Pertahanan Rusia akan membuat keputusan apakah Pantsir juga akan digunakan oleh Angkatan Laut Rusia.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda