Lobaev Arms baru saja meluncurkan senapan runduk terkuat di Rusia, DXL-5 'Havoc' pada akhir November lalu, sebagaimana diungkapkan Vladislav Lobaev, pendiri perusahaan pembuat senjata Rusia itu.
DXL-5 dilengkapi dengan amunisi senapan kaliber 50 BMG yang populer di kalangan tentara NATO dan digunakan oleh penembak jitu untuk menghancurkan kendaraan lapis baja ringan pada jarak hingga dua kilometer.
"Senjata itu dapat melumpuhkan, misalnya, Humvee dari jarak sejauh itu, jika penembak jitu mengenainya di mesin dengan menggunakan peluru penembus baja," jelas Yuri Sinichkin, insinyur terkemuka Lobaev Arms.
Menurutnya, DXL-5 lebih cocok untuk target besar daripada melumpuhkan musuh di medan perang. Hal itu disebabkan oleh peluru 50 BMG-nya lebih kuat kuat dibandingkan dengan kaliber senapan runduk lain, tetapi tidak seakurat .375 atau .408 'CheyTa'.
"Kami baru saja melakukan tes pertama kami di lapangan tembak. Senjata itu menunjukkan akurasi kurang dari 1 MOA (minutes of angular — terdapat dispersi kurang dari 3 cm antara tiga peluru saat ditembakkan dari jarak 100 meter -red)," jelas sang insinyur.
Saat ini, beberapa senapan DXL-5 sedang diproduksi untuk klien Timur Tengah. Lobaev Arms juga memiliki cetak biru senapan baru yang dibuat berdasarkan DXL-5 dan mampu menjangkau target hingga sejauh tujuh kilometer. Senjata baru itu rencananya akan diproduksi dan diuji pada musim semi 2022.
"Kami akan memodifikasi senapan ini dan akan menggunakan peluru hipersonik baru, yang kami buat khusus untuknya. Tes akan dilakukan pada musim semi mendatang, setelah kami menyelesaikan kontrak yang kami miliki saat ini dan mengirimkan semua sia senapan ke klien kami," ujar Sinichkin.
Lobaev Arms juga mengintegrasikan peredam khusus ke dalam popor senapan untuk mengurangi rekoil senjata secara signifikan dan menunjukkan bahwa DXL-5 berpotensi menjadi senapan kaliber 50 BMG paling halus di pasaran saat ini.
"Fitur ini akan menciptakan akurasi bagi penggunanya. Hal itu terutama akan terasa saat menembak target yang berjarak 2 kilometer," jelas Sinichkin.
Lobaev Arms membidik tentara asing sebagai pelanggan utama senapan seharga $25.000 (sekitar Rp360 juta) ini (tanpa pembidik). Produsen senjata Rusia itu juga menyatakan bahwa mereka berencana untuk menggunakan teknologi DXL-5 dan peluru hipersonik baru yang akan diuji pada musim semi mendatang untuk meningkatkan kemampuan penembak jitu secara drastis.
Singkatnya, amunisi baru itu nantinya akan memungkinkan penembak jitu yang biasanya menembak target pada jarak 1—2 kilometer untuk bisa mengenai target sejauh 3 kilometer, dan yang biasa menembak pada jarak 2,5 akan dapat mencapai target sejauh 4 kilometer secara stabil.
Apa tanggapan penembak jitu?
Instruktur Pasukan Khusus Rusia Andrey Piskunov meyakini bahwa DXL-5 adalah langkah maju bagi produsen senjata Rusia. Akan tetapi, dia tidak percaya bahwa senapan baru dari perusahaan senjata api kecil dapat melampaui kualitas senjata asing.
"Ini seolah-olah Rusia telah membuat analog iPhone 11 sendiri pada 2021 dan itu seperti sebuah lompatan teknologi untuk negara ini. Akan tetapi, sudah ada ponsel yang lebih canggih di pasar," ujar Piskunov.
Ia menegaskan, unit mereka menggunakan senapan runduk Barrett kaliber 50 BMG secara aktif dan tidak akan beralih ke senjata buatan Rusia karena beberapa alasan.
Pertama-tama, DXL-5 masih mentah, karena senjata harus melewati pengujian dalam kehidupan nyata di medan perang, menerima ulasan pengguna, dan produsen harus memperbaiki semua masalah yang mungkin terjadi. Kedua, masalah harga. Piskunov terkejut ketika mendengar DXL-5 berharga $25.000. Menurutnya, itu mahal dan mengatakan bahwa dia bisa membeli senapan Amerika dengan harga lebih murah dan membawanya ke Rusia.
"Sampai kami melihat bahwa dalam praktiknya DXL-5 pantas menyandang banderol harganya dan tiga kali lebih baik daripada senapan Amerika, kami akan tetap menggunakan Barrett," simpul sang instruktur.