Mengenal Lebih Dekat Senapan Serbu dan Runduk ‘Senyap’ Pertama Rusia

Vitaly V. Kuzmin/vitalykuzmin.net
Russia Beyond berkesempatan menjajal senjata yang dulu digunakan untuk melenyapkan teroris dan bos mafia top Rusia ini.

Orang Rusia menciptakan senapan serbu dan senapan runduk "senyap" pertamanya, AS 'Val' dan VSS 'Vintorez', pada era Soviet pertengahan '80-an.

Kedua senjata ini dibuat untuk menumpas teroris secara efektif di daerah perkotaan pada jarak hingga 300 meter. Jangkauan ini terbilang sempurna untuk senapan serbu, tetapi tidak cocok untuk senapan runduk. Sebagai perbandingan, senapan runduk standar yang menggunakan peluru 7,6x54 mm atau .308 Win dapat mengenai target dengan efektif pada jarak 600 meter.

Meski demikian, baik Val maupun Vintorez berhasil melewati uji coba militer di Uni Soviet dan digunakan oleh penegak hukum Unit Operasi Khusus Kementerian Pertanahan.

Desain kedua senjata ini sangat kompak, dapat dibongkar pasang, dan disembunyikan dalam koper biasa. Seorang penembak jitu dapat membawanya seperti yang biasa dilakukan oleh para jagoan di film-film: membongkar koper, mengeluarkan tumpukan pakaian, dan mulai merakitnya setelah mengeluarkan satu persatu bagian senapan yang disembunyikan di dasar koper.

Hal itu menjadi salah satu nilai tambah sangat dipertimbangkan ketika uji coba militer berlangsung.

'Keduanya lolos uji tembak selama operasi militer di Chechnya. Unit pasukan khusus Rusia berhasil menggunakannya dalam pertempuran melawan teroris dan bahkan melenyapkan salah satu bos mafia Rusia Granda Hassan dengan Vintorez," ujar sang penciptanya, Pyotr Serdukov, kepada Russia Beyond.

Menjajal AS dan VSS di Arena Tembak

Kedua senjata ini dilengkapi dengan peluru subsonik 9x39 mm dan dapat menembus pelat baja rompi anti peluru kelas dua dengan efektif dari jarak 200 meter.

Saya tak memahami, mengapa tembakan pertama peluru subsonik dari Vintorez terdengar (tanpa sumbat telinga) seperti suara khas tembakan peluru 9x19 mm. Ini sangat mengejutkan, mengingat yang dimuntahkan adalah peluru subsonik dari senjata berperedam. Akan tetapi, semua tembakan selanjutnya berjalan lancar sehingga tidak lagi berpotensi mebahayakan penyamaran penembak yang bersembunyi di semak-semak.

Senjata-senjata ini terlihat kaku dari jarak dekat. Namun, "tampang rupawan" tidak pernah menjadi pertimbangan utama dalam industri senjata api Rusia—semua senjata diciptakan sesuai peruntukannya.

Tanpa perangkat bidik, kedua senjata sama-sama memiliki bobot 2,5 kilogram. Desainnya kompak dan nyaman ketika digunakan menembak. Penggunaan peluru subsonik 9mm membuat penembak tidak merasakan hentakan balik senjata. Sebenarnya, kedua senjata ini bisa menjadi senjata sipil yang ideal untuk berburu pada saat itu—ringan dan memiliki jangkauan tembak efektif 300 meter, apa lagi yang dibutuhkan seorang pemburu untuk melumpuhkan rusa?

Dibanding AK, senjata-senjata ini lebih ringan dan bahkan lebih mudah ketika dioperasikan atau dibersihkan. Tampangnya mungkin tidak cukup perlente, tetapi bisa bekerja tanpa henti.

Kelemahan lain dari keduanya adalah akurasi tembakan yang lemah. Peluru menyimpang hingga 10 cm saat ditembakkan dari jarak seratus meter. Itu penyimpangan yang cukup jauh! 

Dua senjata artileri berat Rusia bersama-sama meluluhlantakkan "musuh" di Kamerovskaya Oblast, barat daya Siberia. Saksikan duet mautnya di sini!

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki