Uji Coba, Tembakan Sistem Rudal Pesisir Bal Lampaui Jarak Lebih dari 500 Kilometer

Vitaly V. Kuzmin/vitalykuzmin.net
Setelah serangkaian uji coba rudal terbaru, jarak tembak kompleks rudal pesisir Bal berlipat ganda dan melebihi 500 kilometer, lapor narasumber di kompleks industri militer.

“Hasil uji coba rudal balistik Bal mengonfirmasi bahwa jangkauan rudal itu melebihi 500 kilometer. Selain itu, berkat sistem pemandu terbaru, rudal tersebut mampu mencapai target di darat,” kata narasumber TASS.

Kompleks industri militer menyebutkan bahwa kemampuan baru sistem rudal Bal membuatnya sebanding dengan peluncur rudal Bastion yang menggunakan rudal supersonik Onyx dalam hal jangkauan dan kemampuan tembaknya.

Sistem rudal pesisir Bal dipersenjatai dengan rudal X-35 dan X-35U dengan jangkauan masing-masing 120 dan 260 kilometer. Sementara itu, rudal X-35E yang telah ditingkatkan jangkauannya hingga 300 kilometer dapat dipandu melalui drone. Kompleks ini digunakan bersama dengan sistem rudal pesisir Bastion. Selama peperangan di Suriah, sistem tersebut sempat digunakan untuk menembak target darat. Bal dapat menembakkan 32 rudal dalam satu salvo dan menyimpan 32 rudal lagi dalam amunisinya. Sistem tersebut mampu membungkam segala gangguan yang disebabkan misi tempur kelompok angkatan laut, detasemen, atau konvoi udara musuh.

Bulan lalu, awak sistem rudal pesisir Bal menghancurkan kapal-kapal “musuh” di Kutub Utara. Pada Juli, awak komplek rudal balistik tersebut juga melakukan penembakan terhadap kapal-kapal musuh imajiner di Kamchatka. Pada Februari 2019, sepuluh rudal balistik Bal terbaru mulai digunakan Armada Pasifik dan pada bulan yang sama, divisi Bal memasuki Pangkalan Armada Kaspia di Dagestan. Jauh sebelum itu, pada November 2016, Rusia sempat mengerahkan dua sistem rudal pesisirnya, Bal dan Bastion, di Kepulauan Kuril.

Selanjutnya, dua sistem rudal ini mampu menembak jatuh jenis rudal terbaru dan target yang terbang rendah di atas permukaan air, bahkan di tengah badai sekali pun.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki