Pilot Uji Coba Rusia Gambarkan Skenario Pertempuran ‘Sekakmat’ vs F-35

Eugene Sinitsyn/Global Look Press
Pilot uji coba Rusia Anatoly Knyshev menggambarkan skenario pertempuran antara jet tempur ringan baru Rusia Su-75 'Sekakmat' dengan jet tempur F-35 Amerika.

Menurut Knyshev, Su-75 memiliki keuntungan yang sangat penting dalam pertempuran udara karena memiliki kemampuan manuver yang jauh lebih baik dibanding F-35.

"Sejauh yang saya tahu, dalam konsep F-35 yang dimodernisasi, Amerika perlahan-lahan melonggarkan persyaratan kemampuan manuver pesawat mereka dan lebih fokus pada dinamika sistem tempur secara keseluruhan. Sebaliknya, Su-75 Rusia lebih mengedepankan kemampuan manuver yang luar biasa. Dengan demikian, Sekakmat memperoleh keuntungan yang sangat penting dalam pertempuran udara," ujar Knyshev kepada surat kabar Komsomolskaya Pravda.

Menurutnya, meskipun F-35 dapat terbang dengan sudut serang 50 derajat, jet tempur generasi kelima itu tidak dapat melakukan manuver pertempuran selama melancarkan serangan. Sementara, Su-75 mampu melakukannya sehingga kembali unggul dari F-35.

Sang pilot juga menyinggung bahwa peralatan bawaan Sekakmat mampu melacak hingga 30 target udara dan menyerang enam target secara bersamaan. Hal itu tidak mampu dilakukan oleh F-35. Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa radar Su-75 sangat kuat dan jangkauan deteksinya yang lebih jauh daripada F-35 sehingga memberikan keuntungan yang sangat serius dalam pertempuran.

"Kedua pesawat merupakan pesawat tempur siluman. Namun, kita harus memperhitungkan kemampuan radar F-35 yang sudah diketahui. Jadi, pilot Amerika akan melihat saya lebih lambat daripada saya melihat mereka dari kokpit Su-75 saya. Katakanlah saya melihat mereka dari jarak 100 kilometer, tetapi mereka baru melihat saya pada jarak 50 kilometer," jelas Knyshev. “Siapa yang melihat pertama, dialah yang menembak jatuh musuh lebih dulu,” tambahnya.

Knyshev menegaskan, dalam situasi tempur kedua pesawat mustahil memiliki visual terhadap musuh sehingga pertempuran jarak dekat seperti yang ada di film-film lama tidak mungkin terjadi. Keduanya hanya akan bisa terlibat pertempuran udara jarak menengah atau jauh.

Selain itu, dia juga menambahkan bahwa hasil pertempuran akan sangat bergantung pada kesempurnaan persenjataan kedua pesawat. Su-75 sendiri telah dilengkapi dengan berbagai rudal yang memiliki manuver tinggi, sistem penunjukan target yang dipasang di helm, dan hulu ledak berpemandu baru.

Terlebih lagi, Sekakmat juga dilengkapi dengan elemen kecerdasan buatan, yang akan memberi tahu pilot tentang algoritma tindakan dalam pertempuran udara. Namun, dia tidak menjamin bahwa pilot Rusia yang menggunakan Sekakmat akan otomatis menuai kemenangan ketika berhadapan dengan F-35.

"Anda tentu saja ingin mendengar saya mengatakan: 'Saya akan mengalahkan pilot Amerika!' Tidak! Saya tidak mengatakan hal itu. Saya hanya mengatakan bahwa pertempuran akan dilakukan dengan kendaraan tempur yang kemampuannya hampir sama dan hasilnya tergantung pada kemampuan pilot untuk mengeluarkan semua keunggulan pesawatnya secara maksimal,” simpul Knyshev, sembari menambahkan bahwa baik dia atau musuh sama-sama berpeluang memetik kemenangan.

Inilah segala hal yang perlu Anda ketahui tentang Su-75 'Sekakmat'.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki