‘Grayvoron’: Kapal Perang Anyar Armada Laut Hitam Rusia yang Dilengkapi Rudal Jelajah Kalibr

Konstantin Milhachevsky/Sputnik
Kapal perang ini mampu memusnahkan musuh dan bajak laut yang berkeliaran di Terusan Suez tanpa harus meninggalkan wilayah Rusia.

Armada Laut Hitam Rusia baru saja menerima sebuah kapal korvet kelas Buyan (kapal kecil artileri dan rudal kecil menurut klasifikasi Rusia) pada akhir Januari 2021. Kapal korvet yang dijuluki ‘Grayvoron’ ini dilengkapi dengan rudal jelajah 'Kalibr'.

Sementara, kapal-kapal berikutnya sedang dibangun berdasarkan subkelas 'Proyek 21631' yang ditingkatkan, dengan menggabungkan tonase yang lebih besar, teknologi siluman, dan sistem peluncuran vertikal 3S14 untuk rudal jelajah antikapal Kalibr atau Oniks. Dengan demikian, kemampuan tempur kapal perang ini akan meningkat secara signifikan.

Menurut Dmitry Litovkin, pemimpin redaksi majalah Nezavisimoye Voyennoye Vbozreniye ‘Tinjauan Militer Independen’, kapal-kapal tersebut terutama dirancang untuk beroperasi di dalam zona pesisir dan melindungi wilayah perairan Rusia yang luas. 

“Karena tonasenya yang kecil, kapal-kapal itu dapat beroperasi di wilayah perairan yang dangkal, baik itu samudra, laut, dan bahkan di sungai Rusia. Fitur ini memungkinkan korvet kelas Buyan mengubah titik dislokasi dengan mudah dan bersembunyi di wilayah sungai. Di samping itu, fitur tersebut juga penting ketika terjadi perubahan wilayah operasi tempur,” ujarnya. 

Menurutnya, kapal yang pada pandangan pertama terlihat seperti kapal “taktis” murni ini mampu menyelesaikan tugas yang cukup strategis. Alasannya adalah karena kapal ini dipersenjatai dengan delapan rudal jelajah Kalibr, yang mampu mengenai sasaran pada jarak 1.500—2.500 kilometer.

“Sederhananya, korvet kelas Buyan ini dapat mencapai target di Terusan Suez atau di Laut Mediterania, sementara beroperasi di Laut Kaspia atau Laut Hitam,” jelas Litovkin. 

Disamping teknologi siluman, kerangkanya yang baru juga memberikan kapal korvet kelas Buyan ini keunggulan atas kapal-kapal perang sekelas yang dimiliki NATO.

"Inti dari pembuatan kapal-kapal ini adalah membuatnya tak terdeteksi oleh radar modern. Oleh karena itu, para insinyur membuat kerangka baru dari bahan komposit. Seperti yang ditegaskan para penciptanya, kapal itu tak terkalahkan oleh musuh. Namun, tentu saja, kita tak perlu mencari tahu kebenarannya dalam pertempuran yang sesungguhnya," pungkas Litovkin.

Perbedaan utama korvet kelas Buyan dari para pendahulunya yang dibangun pada era Soviet adalah delapan peluncur silo untuk rudal jelajah dan rudal antikapal. Karena itulah, dengan dengan panjang 74 meter, ukurannya cukup besar untuk jenis korvet. Kapal ini dapat berlayar hingga sejauh 2.500 mil laut tanpa perlu melakukan pengisian ulang bahan bakar. Persenjataan artileri kapal terdiri dari dudukan artileri 100 mm A-190M dan dudukan artileri 'Duet' 30 mm AK-630M-2. Selain itu, persenjataannya juga mencakup dua peluncur rudal antipesawat 'Gibka R' dan dua senapan mesin 14,5 mm dan 3x 7,62 mm.

Karakteristik Taktis: 

Tonase perpindahan: 949 ton

Panjang: 74,1 meter

Lebar: 11 meter

Sarat air: 2.6 meter

Kru: 36 orang

Mesin: M507A diesel, dengan kekuatan 10.000 tenaga kuda

Jarak tempuh: 2.500 mil

Kecepatan maksimum: 25 knot

Persenjataan:

  • Satu meriam Angkatan Laut A-190-01 100 mm 'Universal';
  • Dua senapan mesin 14,5 mm; 
  • Tiga senapan mesin 7,62 mm;
  • Satu AK-630M-2 30 mm 'Duet';
  • Delapan rudal jelajah 'Kalibr' (atau rudal antikapal 'Onyx'); 
  • Dua peluncur rudal antipesawat Igla (atau 'Igla-M')

Sistem senjata artileri antipesawat 'Derivatsiya' akan menerimaamunisi baru dengan proyektil multiguna, penembus lapis baja, dan sub-kaliber berpemandu pada 2022.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki