Dari Tantangan Iklim Gurun hingga Arktik: Bagaimana Rusia Menguji Ketahanan Suatu Senjata?

Pavel Lvov/Sputnik
Inilah pengujian paling ekstrem di dunia yang hanya bisa dilalui segelintir senjata.

Jika pabrikan senjata mana pun ingin produknya dipakai Tentara Rusia, mereka harus mengirimkan prototipe senjata tersebut ke fasilitas pengujian di pinggiran Kota Moskow untuk 80 pengujian “penyiksaan” berturut-turut. Uji coba ini dirancang untuk mengetes keandalan, daya tembak, akurasi, ergonomi senjata, dan berbagai aspek lainnya. Dengan demikian, pihak militer dapat mengetahui apakah senjata tersebut cocok untuk kondisi pertempuran sungguhan yang ekstrem dan tak bisa diprediksi.

“Tes ini dibuat tepat setelah Perang Dunia II, ketika sistem persenjataan Soviet harus mengatasi tantangan serius. Semua calon senjata api harus menjadi lebih kuat dan tahan terhadap kotoran, air, api, suhu dingin, dan kontaminasi jangka panjang,” kata Ilya Davidov, kepala fasilitas pengujian di TsNIITochMash.

Menurutnya, uji coba yang dilakukan para insinyur di fasilitas tersebut adalah yang terberat di dunia.

“Kendaraan lapis baja ringan Rusia saja harus bisa melintasi sungai, rawa, dan bukit pasir pada saat bersamaan, tanpa mengganti sasis atau bagian penting lainnya. Apalagi, kami satu-satunya yang membuat tank apung yang dapat menembak musuh selagi melintasi sungai,” klaim sang ahli.

Tes Iklim

Sebagian besar pengujian yang dilakukan di fasilitas tersebut tergolong “rahasia”. Namun, beberapa di antaranya boleh diungkap dan disaksikan oleh kru Russia Beyond.

Menurut para insinyur yang bekerja di fasilitas tersebut, uji coba terberat yang dapat diterapkan pada sebuah senjata adalah uji panas, pasir, air, dan suhu dingin ekstrem secara berturut-turut.

Mari kita lihat pengujian AK-74M, senapan serbu utama Rusia yang telah digunakan selama 50 tahun terakhir. Sebelum digunakan tentara, prototipe senapan itu diuji terlebih dahulu dengan metode di atas.

Mula-mula, senapan ditempatkan di dalam boks mirip oven dan dipanaskan hingga 60 derajat Celsius. Tepat setelah itu, senjata dibiarkan “beristirahat” selama beberapa menit dan kemudian ditaruh di sebuah ruangan yang meniru kondisi badai gurun di Sahara dengan seorang penguji di dalamnya. Si penguji kemudian akan menembakkan senjati tersebut, sementara butiran-butiran pasir mulai menyumbat mekanisme senjata dan bagiannya yang paling sensitif.

Setelah itu (jika senjata masih beroperasi), ia akan membawa senapan berdebu ini ke ruangan “hujan tropis”. Di sini, semua kotoran pasir akan mengental dan bisa menghalangi dan bahkan menghentikan semua bagian senjata yang bergerak.

Jika sebuah senjata mendapat nilai “A” dan “bertahan” dalam uji coba ini, si peguji akan menempatkannya dalam sebuah lemari es besar. Di sini, senapan dan semua bagiannya yang basah dan kotor akan dibekukan dalam suhu -60 derajat Celsius.

“Jika senjata itu berhasil melewati semua uji coba operasional ini, kami akan membawanya ke tahap berikutnya untuk melihat apakah senjata itu cocok atau tidak untuk tentara dan apakah ia cukup kuat untuk menembus perangkat lapis baja modern dan prospektif,” kata Davidov.

India akan meluncurkan produksi senapan serbu AK-203 Kalashnikov Rusia yang berlisensi. Bacalah selengkapnya!

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki