Tambah 30.000 Tentara Profesional pada 2020, Militer Rusia Kini Kian Perkasa

Tekno&Sains
PANCA SYURKANI
Dengan tambahan 30.000 personel hingga akhir 2020, jumlah tentara profesional Rusia kini hampir dua kali lipat tentara wajib militer.

Hingga akhir 2020, jumlah tentara profesional Rusia bertambah sebanyak 30.000 orang. Jumlah ini 1,8 kali lebih banyak dibanding tentara wajib militer, sebagaimana dilaporkan Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia pada situs resminya, Minggu (10/1).

Kemhan menjelaskan, saat ini, tentara kontrak dalam kapasitas penuh di kemiliteran Rusia. Mereka menempati berbagai posisi, seperti perwira,  awak kapal selam dan kapal permukaan yang melakukan layanan tempur di zona laut jauh, unit dan sub unit militer yang terlibat dalam pelaksanaan tugas pemeliharaan perdamaian, unit pasukan khusus, sebagian besar posisi pengemudi dan penembak jitu, serta sejumlah posisi yang terkait dengan operasi dan penyediaan senjata dan peralatan modern.

Kualitas tentara profesional mendapatkan perhatian khusus. Data pemantauan dan studi sosiologis menunjukkan, seorang tentara kontrak modern rata-rata  berusia di bawah 30 tahun, secara psikologis berorientasi pada kerja tim, memiliki pendidikan profesional, serta memiliki pengalaman dalam dinas militer dan kualifikasi yang dibutuhkan.

Selama delapan tahun terakhir, gaji tentara kontrak meningkat lebih dari dua kali lipat. Baru-baru ini, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu memerintahkan pemberian tambahan tunjangan bulanan sebesar 30—120 persen dari gaji resmi bagi prajurit dan perwira berdasarkan jabatan dan keahlian mereka. Dengan demikian, sekitar 200 ribu tentara profesional Rusia menerima tunjangan tambahan senilai sekitar 3.500—23.0000 rubel (Rp670.000—4,4 juta).

Mengapa Rusia masih mempertahankan wajib militer? Ini jawabannya.