Media Amerika Ungkap Hal-Hal yang Dibutuhkan untuk Bisa Mengalahkan Pasukan Khusus Rusia?

Slobodan Djukic
Berdasarkan proyeksi Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS), khususnya sektor yang membidangi operasi khusus dan konflik intensitas rendah,  pasukan khusus AS mungkin akan menghadapi musuh yang menggunakan taktik tempur yang tidak diketahui dan bentuk tindakan nonstandar pada masa mendatang. Hal ini terutama mengacu pada pengembangan pasukan khusus negara lain, seperti Rusia dan Tiongkok.

“Sudah hampir dua dekade pasukan khusus AS terlibat dalam upaya memerangi terorisme dan gerakan pemberontak. Namun, kini mereka harus memikirkan kembali bagaimana mengatasi ancaman yang berubah pada abad ke-21, termasuk potensi konflik dengan kekuatan besar lainnya, seperti dengan Rusia dan Tiongkok,” tulis penulis lepas bidang militer Peter Suciu di situs web media AS, The National Interest. 

Dalam artikel berjudul ‘U.S. Special Operations Forces Are Getting Ready for War with Russia or China’ (Pasukan Operasi Khusus AS Bersiap untuk Perang dengan Rusia atau Tiongkok) itu Suciu mengungkapkan, metode yang selama ini diterapkan oleh pasukan khusus AS akan segera ketinggalan zaman.

Menurutnya, karena penggunaan metode penerjunan cepat menggunakan tali tidak akan ditinggalkan dalam waktu dekat, peran tim penerjun akan dapat diperluas dengan melibatkan peretas, anggota yang memiliki keterampilan bahasa dan berpikir, dan bahkan dukungan drone tempur.

Penulis yang telah berkontribusi pada lebih dari empat lusin majalah, surat kabar, dan situs web itu menyarankan, untuk dapat mengalahkan Rusia dan Tiongkok, pasukan khusus AS harus meninggalkan metode konvensional yang mereka gunakan dalam melawan teror selama dua dekade terakhir karena persaingan dengan kekuatan besar itu bisa sangat berbeda — Rusia telah terlibat dalam kampanye disinformasi, sementara Tiongkok telah terlibat dalam perang siber dan ekonomi. 

Lebih lanjut, penulis beberapa buku tentang tutup kepala militer, termasuk A Gallery of Military Headdress itu mengatakan, untuk mengatasi tantangan tersebut Komando Operasi Khusus AS (SOCOM), yang secara historis berfungsi sebagai tempat uji coba untuk inovasi, harus terus memodernisasi formasi tempurnya. Jika tidak, mereka dapat menghadapi musuh yang menggunakan taktik tempur yang tidak diketahui dan bentuk tindakan nonstandar dalam pertempuran.

Sebagian dari teknologi ini bergantung pada pengenalan sistem kecerdasan buatan ke dalam persenjataan. Menurut Suciu, SOCOM sedang mengerjakan rencana ini secara intensif.

“Saat ini, unit-unit khusus belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat modern. Fakta ini seharusnya membuat kita berpikir. Ada hambatan, yang untuk mengatasinya kita membutuhkan lebih banyak bakat untuk meningkatkan fungsi unit khusus," ujar Ezra Cohen, Asisten Menteri Pertahanan AS yang bertanggung jawab atas operasi khusus dan konflik intensitas rendah.

Penuh darah dan keringat, beginilah anggota pasukan khusus Rusia diseleksi.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki