Drone Orion yang baru-baru ini dikirim ke unit-unit militer Rusia pada awalnya dibuat dalam varian pengintai. Namun, seiring pengembangan dan peningkatan sistem kontrol senjata presisi tinggi, drone ini akhirnya dipersenjatai bom pintar seberat 200 kilogram.
Pada forum internasional Army 2020, pesawat nirawak tersebut sama sekali tidak dipamerkan kepada publik, melainkan kepada menteri pertahanan Rusia saja. Dengan berat lepas landas maksimum 1.200 kilogram, Orion dapat menghabiskan waktu 24 jam di udara.
Drone serang ini memiliki persenjataan berproyektil kecil dan murah yang dibuat berdasarkan rudal standar sistem Grad. Ini adalah bom udara pintar seberat 20 dan 50 kilogram dengan sayap lipat dengan stabilisator yang rute penerbangannya bisa diatur sehingga jatuh tepat pada sasaran.
Selain itu, Orion dapat membawa bom udara pintar KAB-20 dan rudal udara ke permukaan berukuran kecil.