Rudal Futlyar.
Vitaly Galperin/SputnikPada awal 1960-an, Shkval (Jeritan) memperkuat Angkatan Laut Soviet. Meski kemampuannya masih mengesankan, torpedo bawah air tercepat pada era Soviet itu akan segera diganti oleh Futlyar (Selubung).
Saat mendeteksi objek bawah laut atau permukaan, pembawa rudal bawah laut (kapal atau peluncur pantai) menghitung kecepatan, jarak, serta arahnya, dan mengirimkan data tersebut ke torpedo bersistem pilot otomatis.
“Shkval tidak memiliki pelacak seperti yang dimiliki senjata modern. Torpedo itu hanya menjalankan algoritma pilot otomatis dan menuju titik yang ditetapkan oleh komputer. Artinya, sistem peperangan elektronik modern yang melumpuhkan rudal dengan cara membutakannya tidak akan mampu menghentikannya,” jelas Pemimpin Redaksi majalah Arsenal of the Fatherland Viktor Murakhovsky kepada Russia Beyond.
Menurutnya, torpedo itu diciptakan dengan mengacu kepada prinsip-prinsip fisik yang mutakhir.
"Itu adalah rudal bawah laut berkavitasi kecepatan tinggi pertama di dunia. Itu artinya, ketika torpedo bergerak, gelembung gas uap terbentuk di sekitarnya sehingga memungkinkannya melaju dengan kecepatan mencapai 100 meter per detik di bawah tekanan air," ujar sang ahli.
Murakhovsky juga menambahkan, selama Perang Dingin, torpedo Shkval dianggap sebagai bagian dari penangkal nuklir Soviet, karena salah satu dari model pengembangannya dilengkapi dengan hulu ledak nuklir seberat 150 kilogram.
“Pada akhir abad ke-20, Shkval dinonaktifkan dari kapal selam, sebagai bagian dari pelonggaran ketegangan dalam hubungan internasional. Karakteristik teknisnya membuatnya mampu membawa senjata nuklir taktis sehingga Soviet memutuskan untuk mengeluarkannya dari kapal selam,” ujar Murakhovsky.
Rudal Futlyar.
Vitaly Galperin/SputnikShkval akan segera dipensiunkan dan digantikan oleh Futlyar yang akan memasuki uji coba layanan pada tahun ini.
Tampilan luar torpedo baru itu menyerupai tabung hijau sepanjang tujuh meter dengan mocong pipih seperti mocong bebek (sama seperti jet tempur Su-34 yang dijuluki platipus karena kemiripan bentuk moncongnya). Selain itu, Futlyar juga dilengkapi dengan sirip ekor untuk memudahkannya bermanuver di bawah air.
Berdasarkan pernyataan militer Rusia, Futlyar akan mampu mengenai kapal dan kapal selam musuh sejauh 60 kilometer, dengan laju lebih dari 65 knot (hampir 120 kilometer per jam). Meskipun Futlyar lebih lambat dari pendahulunya, monster bawah laut itulebih tenang dan tidak bising, membuatnya lebih sulit untuk dideteksi dan dilumpuhkan oleh senjata antirudal musuh.
Menurut Murakhovsky, Futlyar ditujukan untuk kapal selam tipe Borey (Proyek 955) dan Yasen (Proyek 885), yang masing-masing dilengkapi dengan kompartemen torpedo berkapasitas 40 dan 30 rudal bawah air. Dengan demikian, setiap kapal selam generasi baru akan dilengkapi dengan 30 – 40 torpedo Futlyar.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda