Gara-gara Corona, Rusia Tunda Parade Hari Kemenangan

Global Look Press
Dengan penundaan ini, demonstrasi teknologi senjata terbaru Rusia juga dipindahkan ke Juni, atau bahkan September.

Pada 16 April, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa perayaan 9 Mei 2020 yang menandai kemenangan Rusia dalam Perang Patriotik Raya (Perang Dunia II) akan ditunda hingga pemberitahuan lebih lanjut. 

Menurut Putin, saat ini risiko terkait pandemi virus corona — yang belum mencapai puncaknya masih sangat tinggi.

"Ini tidak memberi saya hak untuk memulai persiapan parade atau acara publik berskala besar lainnya," kata Putin. 

Pertama Kali Dalam Sejarah

Senator Sergey Tsekov mengomentari keputusan resmi itu dengan mengatakan bahwa situasi yang tengah dihadapi saat ini luar biasa. Dengan demikian, pihak berwenang tidak dapat membiarkan 14.000 orang dan 350 senjata membanjiri Lapangan Merah.

"Saya yakin bahwa itu bukan keputusan mudah bagi presiden, karena ini adalah kasus yang belum pernah terjadi selama 75 tahun terakhir,” ujar Tsekov.

Menurutnya,  pemerintah telah memutuskan untuk tetap memberikan penghormatan kepada para veteran, tetapi tentunya tidak akan mengambil risiko ribuan nyawa dengan mengadakan acara yang melibatkan banyak orang. Para veteran akan menerima kunjungan rumah yang dilakukan oleh para sukarelawan yang membawa hadiah.

Kemungkinan Waktu Pelaksanaan

"Jika penyebaran penyakit dapat diatasi pada Mei, ada kemungkinan pelaksanaan parade akan pindah ke 22 Juni, yang merupakan tanggal dimulainya Perang Patriotik Raya," ujar Dmitry Safonov, mantan analis militer di surat kabar Izvestiya. “Namun,” tambahnya, “jika situasinya tidak berubah pada musim panas (Juni – Agustus), maka waktu pelaksanaan akan ditetapkan pada 2 atau 3 September tanggal perang berakhir. “

Seingatnya, satu-satunya waktu dalam sejarah ketika parade harus dilupakan untuk sementara waktu adalah periode setelah runtuhnya Uni Soviet, dari 1991 hingga 1995. Setelah itu, parade kemenangan selalu diadakan setiap tahun pada 9 Mei, terlepas dari segala keadaan dan tantangan.

Demonstrasi Teknologi Terbaru Militer 

Parade Hari Kemenangan secara teratur menjadi tuan rumah bagi demonstrasi teknologi terbaru militer Rusia. Tahun ini, sistem rudal Buk-M3, sistem artileri antipesawat Derivacia-PVO dengan senapan otomatis 57-mm, serta tank 'Proryv' T-90M, yang merupakan pembaruan dari T-90, semuanya direncanakan akan ditampilkan untuk pertama kalinya di Lapangan Merah. 

'Buk-M3' yang baru adalah versi terbaru dari sistem rudal antipesawat segala cuaca yang dapat bergerak sendiri. Rudal ini mampu menghancurkan proyektil dan pesawat musuh pada saat menghampiri target. Sistem ini adalah "benteng terakhir" pertahanan udara, yang bertugas menghancurkan musuh-musuh yang berhasil menerobos sistem artileri 'S-400' dan 'Pantsir-S1'.

Modul 'Derivacia', dengan senjata antiudara yang berasal dari platform 'Armata', diciptakan untuk menangani drone dan pesawat musuh yang terbang rendah. Derivacia memiliki senapan artileri otomatis 57-mm, bersama dengan senapan mesin kaliber besar 12,7 mm dan sistem rudal antitank 'Kornet' yang mampu mengenai sasaran pada jarak dari 200 meter hingga enam kilometer. 

Wajah baru yang juga paling dinanti-nantikan pada parade Hari Kemenangan adalah tank 'Proryv' T-90M. Perbedaan utama antara model baru dan yang lama adalah modul menaranya, yang dulu untuk menampung operator kini dipindahkan ke bagian lapis baja. Menara itu sendiri dimuat dengan peralatan tambahan dan diberikan beberapa lapisan baju besi tambahan. Meskipun demikian, senjata T90-M adalah senjata 125 mm  2A82-1M, yang dipinjam dari T-14 'Armata'. Dengan cara ini , 'Proryv' yang berarti “Terobosan” menjadi versi anggaran dari T-14 baru, yang dirancang untuk negara-negara yang menginginkan tank terbaik di dunia, tetapi tak mampu mengeluarkan biaya besar.

Tank T-18 (MS-1) yang dibuat hampir seratus tahun lalu berhasil "dibangkitkan dari kubur" untuk memeriahkan parade militer pada peringatan Hari Kemenangan ke-75 Perang Patriotik Raya di Kota Ussuriysk. Tonton videonya di sini!

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki