Rusia kini tengah bekerja keras memerangi virus corona. Pemerintah pun telah mewajibkan aturan swakarantina untuk warganya. Orang-orang dilarang keluar rumah selain untuk urusan-urusan mendesak. Meski demikian, panggilan wajib militer (wamil) pada musim semi kali ini tetap berjalan. Presiden Rusia Vladimir Putin bahkan telah menandatangani keputusan menyangkut panggilan tersebut.
Pemanggilan dimulai pada 1 April. Pada 15 Juli, 135 ribu anggota wamil akan bertugas selama satu tahun. Dalam beberapa bulan ke depan, para remaja pria akan diminta mengunjungi kantor registrasi setempat, menjalani tes fisik, dan dikirim ke unit tempat mereka harus menjalankan wamil.
Bukan untuk semua orang
Pria berusia 18 – 27 tahun yang sebelumnya tidak menyelesaikan wajib militer atau pernah diberikan pertangguhan bisa dipanggil. Meski begitu, ada beberapa pengecualian.
Jika seorang warga Rusia secara permanen tinggal di negara lain, ia tidak akan dipanggil. Mahasiswa, ayah tunggal (tanpa istri), ayah dengan banyak anak, wali anak di bawah umur atau kerabat yang lumpuh, karyawan aparat keamanan, anggota parlemen, serta mereka yang dianggap “tidak layak untuk sementara waktu” karena cedera atau menjalani operasi juga masuk dalam daftar pengecualian. Selain itu, mantan tahanan juga tidak diterima masuk tentara.
Di luar daftar tersebut, perekrutan dimulai dengan kartu panggilan.
“Seorang petugas datang dan secara pribadi memberikan kartu panggilan wamil. Di dalamnya tertera kapan Anda harus melapor ke kantor perekrutan,” kata Igor yang bergabung dengan tentara pada 2014.
Di kantor perekrutan
Para peserta wamil secara bertahap mendatangi kantor-kantor perekrutan di seluruh negeri. Di sana, mereka akan menjalani pemeriksaan medis. Para petugas akan memeriksa dan memutuskan apakah mereka layak untuk menjalani dinas militer.
“Situasi ini agak emosional dan penuh drama. Anak laki-laki datang bersama ibunya. Sang ibu kemudian berteriak di sana-sini, bersikeras bahwa putranya tak perlu ikut wamil, seperti dalam tayangan telenovela,” kata Igor.
Namun, hampir tak ada yang batal ikut wamil gara-gara tak lolos pemeriksaan medis. “Pemeriksaan medis hanya formalitas. Itu hanya prosedur untuk memastikan terpenuhinya jumlah minimal kuota wamil (dekrit presiden menetapkan jumlah minimum wajib militer). Karena banyak orang yang menyogok supaya anak-anak mereka tak perlu ikut wamil, petugas perekrutan harus mengganti kuota yang kosong dengan ‘mengorbankan’ yang lain,” kata Igor.
“Ada banyak peserta wamil di bagian pengecekan medis,” kata Fyodor, yang direkrut menjadi tentara pada 2017 saat berusia 18 tahun. “Ada banyak kamar di sepanjang koridor yang panjang. Para dokter menunggu di tiap kamar. Pada akhirnya, mereka harus memasuki semua kamar untuk menjalani pemeriksaan.”
Fyodor mengatakan bahwa, dalam kasusnya, para dokter (dokter umum, ahli bedah, psikolog, spesialis mata, THT, dokter gigi) memperhatikan dengan cermat catatan medis dan sertifikat kesehatan yang ia bawa.
“Saya sadar bahwa apa yang saya katakan tak terlalu berarti. Ada banyak orang yang mengantre, rasanya seperti di pabrik perakitan. Namun, dokumen-dokumen itu diperiksa dengan sangat cermat. Jika ada catatan penyakit kronis, dokter akan menanyai Anda secara mendalam dan meminta pemeriksaan ulang,” kata Fyodor.
Ketika calon peserta wamil selesai diperiksa, ia akan diwawancarai petugas perekrutan. Berdasarkan hasil wawancara ini dan pendapat medis, orang itu akan dimasukkan ke dalam salah satu kategori berikut: sepenuhnya layak untuk mengikuti wamil (termasuk dalam unit elite), layak dengan batasan (tidak cocok untuk unit elite), hanya cocok untuk wamil semasa perang, atau tidak layak sama sekali.
Mereka yang dinyatakan sehat diberikan waktu bersama keluarga di rumah (Fyodor sendiri diberikan waktu satu minggu). Setelah itu, mereka harus pergi ke titik-titik kumpul yang telah ditentukan. Di sana, mereka kemudian didistribusikan ke unit-unit militer di seluruh Rusia.
Di titik kumpul
Ketika para wamil tiba di titik kumpul, mereka dipotret, diambil sidik jarinya, diregistrasi, dan duduk di sebuah aula besar. Di sana, para staf dari berbagai cabang militer akan memilih anggota baru mereka.
“Saat itulah ‘acara tunjuk pengantin’ dimulai. Perekrut akan memilih yang paling sehat dan paling cerdas,” kata Igor. “Ini seperti peternakan sapi. Ada segala macam orang di sana: dari orang lemah yang kekar sampai ‘raksasa’ setinggi dua meter.”
“Aset” terbaik dengan cepat dicomot oleh unti-unit elite. Sementara, sisanya harus menggeliat dalam kesunyian. “Beberapa orang bahkan mendekam di sana selama berhari-hari karena tak ada yang menginginkannya,” kata Igor.
Mereka yang memiliki SIM atau keterampilan kerja juga sangat diminati. Namun demikian, sebagian besar rekrut sama sekali tak tahu di unit mana mereka akan bertugas sampai saat-saat terakhir.
Ketika seorang wamil akhirnya dipilih, ia diberikan seragam. “Itu momen yang penting. Ada bagian tertentu pada seragam yang dijahit oleh tahanan penjara sehingga kualitasnya perlu diperiksa dengan cermat. Di antara kami ada orang-orang yang kakinya terluka parah karena malas memeriksa ukuran sepatu bot mereka,” kata Igor.
Meski situasi cukup serius, ada pula beberapa momen aneh. “Saya merasa aneh. Sebelum dikirim ke unit saya, mereka mengganti seragam saya tiga kali. Namun, tiap kali saya diberikan yang baru, seragam itu sama persis dengan yang saya dapatkan sebelumnya. Saya harus mengembalikan dua seragam, dan satu akhirnya saya simpan,” kata Fyodor.
Setelah berseragam, rekrut dikirim ke komandan di unit tugas mereka. Di sanalah mereka akan menghabiskan waktu selama 12 bulan ke depan.
Meski harus ikut wamil, sebagian generasi muda lebih memilih membayar “kewajibannya kepada tanah air” dengan cara lain, selain menghabiskan satu tahun hidupnya di barak tentara.