Amur: Payung Nuklir di Langit Moskow

Tekno&Sains
RUSSIA BEYOND
Sistem pertahanan rudal yang mampu melelehkan hulu ledak nuklir musuh ini sangat dijaga kerahasiaannya.

Sistem pertahanan rudal Moskow dan Kawasan Industri Pusat, A-135 “Amur”, muncul 25 tahun silam di gudang senjata tentara Rusia. Amur adalah senjata yang unik, baik berdasarkan tugas maupun kemampuannya. Senjata ini semacam payung nuklir di atas ibu kota Rusia. Pertama, karena Amur melindungi Moskow dari hulu ledak rudal balistik, yang biasanya bermuatan nuklir. Kedua, untuk menetralisasi rudal semacam itu, juga menggunakan senjata nuklir, tetapi dengan jenis yang berbeda. 

Sistem pertahanan rudal Amur adalah salah satu rahasia militer yang paling dijaga ketat. Meski demikian, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan secara resmi bahwa sistem itu memang ada, aktif, dan terus dimodernisasi. Sedangkan informasi lainnya dikumpulkan dari sumber-sumber terbuka. 

Amur lahir semasa Perang Dingin antara Soviet dan Amerika Serikat (AS) pada 1970. Pada saat itu, kedua negara adikuasa telah membuat hulu ledak nuklir yang cukup untuk saling menghancurkan satu sama lain, sekaligus seluruh dunia. Oleh karena itu, keduanya membangun sistem pertahanan untuk melindungi diri dari serangan rudal musuh. Namun, ternyata pertahanan rudal secara paradoks meningkatkan risiko perang nuklir. Sebuah negara dengan pertahanan nuklir memiliki dorongan untuk melancarkan serangan pendahuluan ke gudang senjata nuklir musuh, karena semakin sedikit rudal yang dapat diluncurkan musuh, semakin tinggi efektivitas pertahanan rudal negara itu. Selain itu, sistem pencegatan rudal telah merusak doktrin jaminan saling menghancurkan, yang menjadi rem utama pecahnya Perang Dunia III. 

Hasilnya, Moskow dan Washington menandatangai perjanjian untuk membatasi sistem pertahanan rudal. Berdasarkan perjanjian tersebut, setiap negara berhak memasang pertahanan rudal hanya dalam satu wilayah dengan cakupan radius 150 kilometer. Soviet, meliputi Moskow, dan AS meliputi posisi awal rudal balistik antarbenua di Dakota Utara. Perjanjian tersebut menimbulkan masalah besar bagi pencipta sistem Amur, karena proyek dari sistem yang sudah ada harus dibatasi dan disesuaikan dengan perjanjian internasional. Pada akhirnya, perjanjian itu ditinggalkan oleh AS setelah 20 tahun. 

Mata, telinga, dan otak Amur

Pesawat yang mendekati bandara Sheremetyevo dari timur laut akan melintas di sekitar Kota Sofrino. Jika beruntung, di tengah hutan di pinggiran kota, penumpang dapat melihat melalui jendela sebuah piramida raksasa yang terpotong, dengan lingkaran putih di tepi sisinya. Itu adalah radar Don-2N yang berfungsi sebagai mata, telinga, dan otak dari sistem Amur. Informasi tentang stasiun ini adalah rahasia negara, tetapi itu bukan satu-satunya alasan mengapa pesawat tak dapat terbang terlalu dekat, melainkan karena daya radiasi sebesar 250 megawatt yang terpancar dari stasiun. Lingkaran putih berdiameter 18 meter pada tepinya adalah antena penerima sinyal, dan disebelahnya terdapat pemancar persegi yang tidak begitu terlihat, yang memancarkan radiasi. Empat pasang antena memberikan gambaran medan secara menyeluruh. 

Di samping melakukan pengamatan di langit, "Don" melakukan pencarian target potensial,  mengklasifikasikannya, dan menghitung lintasan dan panduan antirudalnya. Antena yang dibuat dengan teknologi antena susunan fase aktif dapat memonitor seratus target secara bersamaan. Jika diperlukan, radar raksasa itu dapat melakukan semua itu dengan bekerja dalam mode otomatis. Jangkauan deteksi hulu ledak rudal balistik antarbenua dari radar ini adalah 3.700 kilometer. Tingkat kepekaan radar Soviet ini sangat legendaris. "Don" adalah satu-satunya radar di bumi yang bisa menemukan bola seukuran bola tenis yang dilemparkan dari pesawat ulang-alik Discovery di luar angkasa dan menghitung lintasannya. 

Panah “Amur”

Sistem A-135 awalnya memiliki pencegat rudal jarak jauh dan pendek dengan hulu ledak nuklir. Pada 2006, pencegat rudal jarak jauh 51T6 ditarik dari layanan dan digantikan oleh yang baru. Satu-satunya yang diketahui dari pengganti 51T6 adalah bahwa itu merupakan pencegat rudal jarak jauh tercepat di dunia. Sedangkan pencegat rudal jarak pendek, dengan ketinggian rudal 100 kilometer, diberi nama 53T6. Roket itu berukuran kerucut 10 meter dan berat 10 ton. Pada awalnya, 53T6 mencapai akselerasi 100 kali lipat dan dapat menahan beban operasi hingga 210 G (gaya gravitasi). Jaringan kabel dayanya dibungkus dalam penutup, sementara hulu ledak nuklirnya ditutupi oleh fairing keramik tahan panas.

Senjata nuklir Amur tidak hanya digunakan untuk menghancurkan target, tetapi juga untuk mendeteksinya. Setelah melepaskan diri dari rudal balistik, hulu ledaknya segera bersembunyi di awan target palsu. Kamuflase semacam itu tidak berfungsi di atmosfer karena hulu ledak berat segera menyusul reflektor antiradar dipol ringan, dan apa yang disebut "bias ledakan nuklir" digunakan untuk mengidentifikasi target sebenarnya di atas atmosfer. Sederhananya, bahkan jika rudal pencegat pertama tidak mengenai target, ledakan hulu ledaknya mengubah lintasan semua objek di dekatnya. Target palsu ringan tersebar seperti bulu kucing poplar, dan hulu ledak berat hanya bergeser sedikit. 

Muatan nuklir Amur berbeda dari hulu ledak lainnya, karena memiliki blok tambahan isotop berilium. Hasil dari reaksi berantai adalah pelepasan aliran neutron cepat yang merusak rudal musuh. Melewati plutonium hulu ledaknya, neutron menyebabkan reaksi berantai prematur tanpa mencapai masa kritis. Di AS, fenomena ini disebut "efek pop", yaitu hulu ledak kelas megaton yang meledak seperti petasan. Selain itu, pengoperasian senjata neutron disertai dengan sinar-X yang lembut, tetapi kuat, yang melelehkan cangkang muatan musuh dan menumpahkannya ke atmosfer.

Dalam lima tahun ke depan, Rusia akan merampungkan modernisasi persenjataan nuklirnya. Fasilitas peluncuran Rudal (silo) Rusia nantinya akan mampu menahan serangan pertama, sambil melancarkan serangan balasan. Baca selengkapnya!