Denis Rebrikov: Ilmuwan Rusia yang Mampu Mengedit Gen Anak-Anak Anda

Denis Rebrikov

Denis Rebrikov

Mos.ru; Pixabay
CRISPR adalah alat yang digunakan untuk mengedit gen, yang mampu membentuk masa depan seluruh rangkaian DNA inti (genom) manusia. Komunitas internasional mewaspadai teknologi ini, tetapi seorang ilmuwan Rusia mengatakan bahwa kita seharusnya sudah lebih banyak melakukan pengujian pada embrio manusia.

Ketika CRISPR, sebuah metode untuk mengedit gen organisme hidup, menjadi berita utama internasional tahun lalu, Denis Rebrikov mengikuti berita itu dengan penuh minat.

Pada saat itu dilaporkan bahwa ahli genetika Cina bernama He Jiankui telah mengedit genom anak perempuan kembar tanpa berkonsultasi dengan komunitas ilmiah global. Bayi-bayi yang dikenal dunia sebagai Lulu dan Nana memiliki gen CCR5 yang diubah di dalam rahim dengan harapan meningkatkan resistansi mereka terhadap HIV. Ketika eksperimen-eksperimen Jiankui dipublikasikan, otoritas Cina menindak penelitiannya, dan keributan internasional yang ditimbulkan menyebabkan pembatasan lebih lanjut atas pengujian CRISPR pada manusia.

Ternyata, Rebrikov sudah merencanakan tesnya sendiri selama beberapa waktu.

Pendekatan berbeda

Rebrikov adalah ahli genetika yang telah bekerja selama bertahun-tahun dalam ketidakjelasan di Universitas Penelitian Kedokteran Nasional Rusia Pirogov, hingga pada musim panas lalu akhirnya ia mengumumkan keinginan untuk melanjutkan proyek penelitiannya yang sempat terkatung-katung. "Ketika saya melihat kehadiran teknologi baru," katanya, "Saya ingin melihat cara kerjanya dan bagaimana saya bisa meningkatkannya." Namun, sang ilmuwan rusia memiliki pendekatan yang berbeda dengan Jiankui. Ia menganggap bahwa pelaksanaan eksperimen harus dilakukan secara terbuka, karena ia percaya bahwa segala sesuatu harus dilakukan di mata publik, dan dengan keterlibatan negara. 

Percakapan tentang pengeditan genom bukanlah hal baru bagi Rusia. Bahkan, percakapan publik tentang kepentingan nasionalnya telah berlangsung selama dua tahun terakhir. 

Sebuah momen penting datang pada 2017 ketika Presiden Vladimir Putin berbicara di forum pemuda di Sochi. Dalam beberapa komentar publik pertamanya tentang masalah ini, sang presiden menggambarkan aplikasi potensial teknologi, dari obat ke militer, menyebut penggunaannya (dan potensi penyalahgunaan) "sama menakutkannya dengan bom atom." Di tempat lain ia mengukuhkannya sebagai teknologi yang akan "menentukan masa depan seluruh dunia."

Harapan besar untuk masa depan genetik 

Dengan demikian, Rusia telah banyak berinvestasi dalam penelitian genetika. Pembangunan program penelitian resmi pada 2017 dilaporkan menghabiskan US$2 miliar, dengan tambahan investasi US$3,3 miliar pada April lalu. Hasil yang akan didapat tentunya akan sangat besar. Tidak hanya peningkatan kesehatan bangsa, seperti halnya teknologi apa pun, inovasi akan membawa serta keunggulan geopolitik. Kata-kata seperti biodefense telah beredar di kalangan atas masyarakat Rusia, dan tokoh-tokoh utama seperti Direktur Institut Kurchatov Mikhail Kovalchuk, telah mendorong Rusia untuk menjadi pemimpin global dalam genetika. 

Molekul DNA

Lingkungan seperti ini sangat menggembirakan bagi tokoh-tokoh seperti Rebrikov, yang memutuskan untuk go public pada Juni dengan niatnya untuk terus bekerja dengan gen yang mempengaruhi penularan HIV. Akan tetapi, ada kesulitan dalam menemukan orang tua yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian semacam itu, sehingga Rebrikov mengubah arah dan memutuskan untuk bekerja dengan gen yang berhubungan dengan gangguan pendengaran pada anak-anak. Dia menemukan lima pasangan yang memenuhi syarat untuk percobaan, salah satunya bertemu dengan ilmuwan untuk membahas potensi risiko dan manfaatnya. Pasangan ini belum memutuskan apakah mereka ingin berpartisipasi, bahkan secara teori.  

Rebrikov belum melangkah jauh seperti Jiankui sebelum menjadi sensasi internasional, tetapi itu sengaja ia lakukan. Dia ingin komunitas ilmiah tahu bahwa tidak ada rahasia di labnya. Baginya, proyeknya bisa disejajarkan dengan pengembangan senjata nuklir di era Soviet. "Situasinya benar-benar serupa dengan pengembangan bom atom," katanya. “Bisakah orang jahat menggunakan teknologi untuk tujuan buruk? Tentu saja, tetapi apakah masalah etika menghentikan Uni Soviet dari melakukan itu? "

Bagaimana dengan masalah etika?

Sementara reaksi internasional belum sama panasnya dengan reaksi terhadap Jiankui, ada banyak artikel yang diterbitkan dalam jurnal utama seperti Nature dan Science menuntut masyarakat internasional menekan Rebrikov untuk menghentikan aplikasi teknologi apa pun di masa depan. Beberapa orang bahkan menyebutnya 'nakal'.

Berbeda dengan kebijakan di Tiongkok dan Amerika Serikat, respons Rusia lebih optimis. Sementara kekuatan global lainnya telah menempatkan moratorium yang efektif pada pengeditan genetik embrionik (dengan sedikit kemungkinan kebijakan ini berubah dalam waktu dekat), sebuah panel resmi termasuk para ahli terkemuka Rusia bertemu pada Juli lalu untuk membahas masalah tersebut. Tokoh-tokoh mulai dari Kovalchuk hingga ahli endokrin terkemuka Maria Vorontsova diundang untuk berbicara pada pertemuan itu.

Embrio manusia.

Rebrikov juga menerima dukungan dari Institut Pirogov. Sergey Lukyanov, kolega dan mantan penasihat PhD Rebrikov mengatakan bahwa niatnya sangat mengagumkan: “Dia adalah salah satu dari orang-orang yang mengambil tindakan terhadap ketidaksempurnaan alam semesta, yang dari sudut pandangnya dapat dikoreksi. Baginya, ini adalah kesempatan untuk membawa kebahagiaan kepada orang tua untuk memiliki anak yang sehat.”

Rebrikov juga tak lepas dari kritik. Peneliti terkemuka seperti Pavel Tishchenko, ahli bioetika di Institut Filsafat Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia (RAS), menyerukan peningkatan pembatasan. Tishchenko mengorganisasi panel etika pada Oktober 2019 untuk meninjau kembali kasus ini dan khawatir bahwa orang tua mungkin tidak mengetahui semua risiko yang terlibat, atau para komite etika dan regulator mungkin tidak sekeras yang diperlukan.

Salah satu pertanyaan utama yang perlu dijawab, Tishchenko mengatakan, siapa yang akan bertanggung jawab atas kemungkinan jika terjadi sesuatu yang buruk pada sang anak. Gen yang diedit pada anak kembar di Tiongkok mungkin memiliki efek di luar ketahanan terhadap HIV (terutama karena gen CCR5 terkait dengan pembentukan memori), dan ia mengklaim bahwa para ilmuwan saat ini tidak dilengkapi untuk membuat penilaian yang diperlukan. 

Apakah kita memerlukan eksperimen ini?

Sejak saat itu, Kementerian Kesehatan Rusia mengeluarkan pernyataan resmi yang menyebut eksperimen genetika pada manusia ‘prematur’. Namun, yang menarik, tidak ada peraturan konkret yang secara jelas melarang eksperimen seperti yang disarankan Rebrikov. Di bawah aturan saat ini, ada zona abu-abu yang memungkinkan percobaan tertentu tergantung pada apakah atau tidak embrio diciptakan untuk tujuan penelitian atau sebelumnya dibuang, atau pada apakah percobaan dilakukan untuk tujuan penelitian atau untuk uji klinis. 

Untuk saat ini, sepertinya Rebrikov telah menunda beberapa rencananya. Dia telah mengatakan secara terbuka bahwa dia "pasti tidak akan mentransfer embrio yang diedit tanpa izin dari regulator," tetapi ia cukup frustrasi dengan penundaan yang terjadi. "Saya ingin aturan ditetapkan," katanya, "tetapi tidak ada yang melakukan ini." Selain itu, pasangan yang berkonsultasi dengannya belum menyatakan minat untuk maju lebih jauh, dan perhatian global yang diberikan pada penelitiannya dapat membuat masa depan salah melangkah ke potensi insiden internasional. 

Namun, kemunduran sementara bukan jaminan bahwa status quo akan bertahan lama. Peraturan saat ini yang mengambang, terlepas dari retorika dari kritik Rebrikov, masih memungkinkan langkah dramatis dibuat di masa depan. Mengingat potensi rekayasa genetika untuk mengubah dunia, mungkin Rusia masih memungkinkan Rebrikov dan timnya mengembangkan penelitian mereka lebih jauh, daripada ilmuwan lain di planet ini. 

Hanya waktu yang akan menjawabnya. 

Hasil penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan Rusia menunjukkan adanya hubungan antara kekhasan struktur wajah dengan kondisi iklim.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan Rusia menunjukkan adanya hubungan antara kekhasan struktur wajah dan kondisi iklim. Jadi, jika Anda kurang menyukai bentuk hidung Anda, jangan buru-buru mengambil tindakan operasi. Baca selengkapnya di sini!

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki