Pada awal bulan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa Moskow membantu Beijing menciptakan sistem peringatan serangan rudal, sesuatu yang saat ini hanya dimiliki Rusia dan AS.
“Ini mungkin bukan rahasia besar. Kami tengah membantu Tiongkok membuat sistem peringatan serangan rudal … sesuatu yang akan meningkatkan kemampuan pertahanan Tiongkok secara drastis karena hanya AS dan Rusia yang kini memiliki sistem semacam itu,” kata Putin pada konferensi pakar kebijakan luar negeri Klub Valdai.
Sistem Apa Itu?
“Sistem ini terdiri dari stasiun radar OTH (over-the-horizon), yang dapat mendeteksi peluncuran rudal dari belahan dunia mana pun, serta menghitung lintasan dan kemungkinan lokasi yang disasar,” kata Viktor Murakhovsky, Pemimpin Redaksi Majalah Arsenal Otechestva kepada Russia Beyond.
Terlebih lagi, stasiun-stasiun radar ini dapat mendeteksi peluncuran rudal darat dan laut. Rusia sendiri kini menggunakan radar Voronezh yang dikerahkan di sepanjang perbatasan negara dengan memanfaatkan gelombang VHF (very high frequency atau frekuensi sangat tinggi) dan UHF (ultra high frequency atau frekuensi ultratinggi).
“Ini bukan senjata, melainkan sebuah sistem yang menciptakan medan radar di sekitar Tiongkok dengan jangkauan hingga 6.000 km (tergantung pada antena mana yang dibeli oleh klien). Sementara, peluncuran rudal jarak jauh dideteksi oleh satelit di orbit bumi rendah),” kata Dmitry Safonov, seorang analis militer untuk surat kabar Izvestia, dalam sebuah wawancara dengan Russia Beyond.
Menurut Safonov, sistem radar ini akan terintegrasi ke dalam sistem S-400 Triumf yang telah dibeli Tiongkok dari Rusia.
Tak seperti “sistem pendeteksian peluncuran rudal dan pesawat”, S-400 siap mengeliminasi segala macam ancaman di langit.
Interaksi dengan S-400
“Voronezh dan saudaranya menghitung jalur penerbangan rudal, mengirim data kalkulasi ke unit peluncuran S-400, yang kemudian menetukan koordinat proyektil musuh, dan bersiap menangkis ancaman. Tujuannya melumpuhkan target pada jarak 250 km,” tambah Safonov.
Triumf S-400 dilengkapi dengan empat buah peluncur. Masing-masing peluncur membawa empat rudal. Dengan demikian, satu baterai mengangkut 16 rudal.
“S-400 tak peduli entah itu rudal jelajah cepat atau rudal balistik nuklir antarbenua yang terbang pada ketinggian hampir mencapai ruang angkasa. Berkat sistem radar ini, S-400 bisa melihat, mencegat, dan menghancurkan rudal musuh pada jarak yang aman,” kata sang analis.
Melihat level interaksi militer antara Rusia dan Tiongkok, kedua negara seharusnya sudah memiliki blok militer yang resmi. Inilah alasan mengapa kedua negara kemungkinan tak menjalin aliansi secara formal.