Bagaimana Sistem Pengawasan Moskow "Mengamankan" Ibu Kota?

Tekno&Sains
VIKTORIA RYABIKOVA
Warga Moskow diberitahu bahwa pengawasan permanen dilakukan demi keselamatan mereka sendiri. Ada benarnya, tapi tak selalu.

Seorang pria berambut pirang yang tidak mencolok berjalan melintasi ruang pamer Tret'yakovskaya galereya (Galeri Tretyakov), Moksow. Ia berdiri di depan sebuah lukisan bernilai sekitar 20 juta rubel (Rp4.4 milyar), mengamatinya sejenak, melepasnya dari dinding, dan membawanya dengan tenang di hadapan puluhan pengunjung layaknya pegawai galeri yang merupakan museum itu.

Beberapa jam kemudian, polisi menyerbu sebuah apartemen kecil di pinggiran kota Moskow. Mereka menekan kepala sang tuan rumah ke lantai. Setelah beberapa waktu ditempatkan dalam posisi berlutut di depan kamera, memar hitam menghiasi matanya.

"Di mana Anda tadi siang?" Suara pria di belakang kamera bertanya dengan kasar.

Selang tiga detik.

"Aku tidak begitu ingat. Saya perlu berpikir,” jawab pria bermata memar itu sembari berusaha untuk tidak melihat ke dalam lensa. Di koridor yang kotor, seorang polisi menemukan lukisan pemandangan gunung, terbungkus jaket tua.

Begitulah cara tersangka utama dalam salah satu kasus paling terkenal di Rusia pada 2019 pencurian lukisan Ai-Petri karya Seniman Arkhip Kuindzhi — ditahan. Kurator museum diberhentikan sebagaimana mestinya, museum itu sendiri mendapat sistem keamanan baru, dan pencuri itu ditangkap dan diadili. Ai-Petri dikembalikan ke pameran, setelah itu dikirim kembali ke Museum Rusia di Sankt Peterburg, sebagai pemilik lukisan.  

Akhir cerita itu pasti akan berbeda jika bukan berkat 170.000 kamera video yang dipasang di seluruh Moskow sebagai bagian dari program "Kota Aman". Tahun ini, 105.000 di antaranya direncanakan akan dilengkapi dengan teknologi pengenalan wajah.

Melawan Penjahat dan Salju

“Kasus Kuindzhi adalah semacam penggunaan sistem kelas atas. Ini lebih sering digunakan untuk membantu menangkap pencuri sepeda dan lain sebagainya, karena semuanya tertangkap kamera saat ini,” jelas Kepala Pengawasan Video Perkotaan di Departemen Teknologi Informasi Moskow Dmitry Golovin, dalam sebuah wawancara dengan Kanal 1.

Kamera dipasang di pekarangan, pintu masuk, taman, sekolah, klinik, dan tempat umum lainnya di seluruh penjuru Moskow. Rekaman kamera digunakan dalam penyelidikan sekitar 70 persen dari semua kejahatan, lapor Walikota Moskow Sergei Sobyanin di halamannya di jejaring sosial Rusia VKontakte.

Di samping kamera video konvensional, ada sistem terpisah dengan pengenalan wajah. Kamera semacam itu pertama kali dipasang kembali pada 2017. Pada Maret 2018, kamera pengenal wajah diuji coba di kereta bawah tanah dan hingga tahun ini, 1.500 kamera video telah terpasang.

Dalam dua tahun terakhir, sistem ini telah membantu menangkap sekitar 300 penjahat, lapor surat kabar Vedomosti (152 di acara-acara, 39 menggunakan kamera luar ruang di sekitar kota, dan 90 menggunakan kamera di pintu masuk gedung apartemen). Namun, perluasan sistem pengawasan video ditujukan tidak hanya pada pengurangan kejahatan, jelas Sobyanin.  

“Video pengawasan juga membantu mendeteksi pekerjaan pemeliharaan yang berkualitas buruk dan menghukum mereka yang bertanggung jawab. Pekerjaan lembaga negara juga dipantau, ”tulisnya.

Rumput di halaman komunal Anda belum dipotong? Tidak ada yang membersihkan salju di luar blok apartemen Anda? Lampu di pintu masuk masih tidak berfungsi setelah sebulan? Sistem pengawasan video dimaksudkan untuk memperbaiki situasi semacam itu, namun banyak warga Moskow yang tidak senang. Beberapa mengeluh bahwa kamera itu sendiri tidak berfungsi, atau dipasang di tempat yang salah; yang lain mengatakan bahwa upaya pemantauan dan tanggapan itu tidak biasa. Yang lain lagi menggambarkan pengawasan itu seperti perbudakan abad ke-21.

Departemen Teknologi Informasi Moskow sendiri menolak mengomentari pengoperasian sistem pengawasan video.

Pengawasan Lalu Lintas dan Perpindahan Penduduk

Sistem ini tidak terbatas pada pekarangan dan taman saja. Jalanan ibu kota juga dipenuhi dengan kamera untuk melacak pelanggaran pengguna jalan. Misalnya, denda dikeluarkan secara otomatis karena melanggar batas kecepatan atau berhenti di tempat terlarang selama lebih dari 10 detik. Sopir taksi adalah yang pertama mengeluh tentang hal ini, mengatakan bahwa hal itu mencegah mereka mengantar klien ke tempat yang mereka inginkan.

“Yang terburuk adalah kamu bahkan tidak bisa menjelaskan alasannya. Klien bahkan segera membatalkan pesanan atau memulai keributan yang mengerikan," aku Alexander, seorang sopir taksi Moskow.

Walikota Moskow Sobyanin berpikir sebaliknya, ia menulis, lagi-lagi di jejaring sosial, bahwa sistem itu membantu mengurangi pelanggaran lalu lintas dan mengatur lalu lintas di jalan.

Sementara itu, wakilnya, Maxim Liksutov, menyatakan dalam sebuah wawancara dengan BBC bahwa Kantor Walikota menganalisis pergerakan mobil pribadi dan mendapatkan data dari taksi berlisensi di seluruh kota.  

“Kami melihat di mana taksi ini paling sering digunakan untuk menentukan daerah-daerah yang membutuhkan rute angkutan umum tambahan,” jelas Liksutov.

Kantor Walikota juga membeli data operator seluler Rusia. Salah satu operator tersebut, Tele2, mengatakan bahwa perusahaan memberikan informasi tentang dinamika perpindahan penduduk, seperti yang diminta oleh pemerintah kota.

"Ini memungkinkan pihak berwenang untuk menerapkan konsep 'kota pintar', yang mencakup tempat parkir, rute angkutan umum, halte dan lain-lain," terang layanan pers Tele2.

Seorang juru bicara untuk operator seluler lain, MegaFon, menambahkan bahwa data tersebut digunakan dalam desain dan tata letak jalan, serta persimpangan baru.

Namun itu belum semuanya. Otoritas Moskow menggunakan data dari layanan Wi-Fi publik yang beroperasi dalam transportasi umum, baik di atas maupun di bawah tanah. Menurut Liksutov, ini membantu untuk menemukan masalah teknis Wi-Fi, serta untuk menentukan di mana mesin tiket tambahan diperlukan.

Salah satu operator Wi-Fi publik, Maxima Telecom, menggunakan data untuk memberi tahu warga Moskow tentang perubahan jadwal kereta bawah tanah dan layanan transportasi lainnya.

“Sebagai aturan, kami hanya menargetkan penumpang yang mungkin terpengaruh oleh perubahan tersebut. Misalnya, hanya mereka yang sering menggunakan jalur kereta bawah tanah tertentu. Ini membantu mereka merencanakan perjalanan mereka dengan lebih efisien,” terang layanan pers Maxima Telecom.

Berjalan melewati kafe, dapatkan iklan dan donat gratis

Bayangkan suatu pagi Anda sedang dalam perjalanan untuk bekerja dan mampir ke kedai kopi pertama yang Anda lihat. Anda minum secangkir kopi, membayar, dan menuju kantor. Beberapa hari berikutnya, Anda tidak pergi ke sana. Sebagai gantinya, Anda dengan tenang menyeduh kopi Anda sendiri di rumah atau membelinya di kantin perusahaan.

Suatu hari, ketika anda sedang mengamati feed Instagram Anda, di antara postingan pengikut atau pengguna yang Anda Ikuti muncul iklan untuk warung kopi yang sudah Anda lupakan. Iklan yang muncul juga bukan sembarang iklan lama, tetapi menawarkan diskon dan donat gratis. Terdengar menggoda?

Pada dasarnya itulah cara kerja sistem MT_box milik Maxima Telecom Alat yang memungkinkan bisnis kecil dan menengah untuk membeli iklan yang ditujukan untuk pengguna yang melewati lokasi mereka. Terlebih lagi, iklan seperti itu muncul tidak hanya di jejaring sosial, tetapi di hampir semua situs web saat pengguna terhubung ke Wi-Fi gratis di kereta bawah tanah.

Direktur Bisnis Internet Maxima Telecom Artem Pulikov mengatakan kepada Rusbase bahwa sistem tersebut memungkinkan toko pakaian Benetton menarik 17.000 orang ke tiga toko di Moskow (tanpa menyebutkan jangka waktunya).

Layanan pers Maxima Telecom menjelaskan bahwa ketika seseorang terhubung ke Wi-Fi gratis, operator selalu meminta persetujuan untuk mengumpulkan dan memproses data mereka untuk tujuan pemasaran. Selain itu, tidak ada data pribadi yang dipanen.

“Data pengguna disimpan di server di dalam pusat data. Semua data dikumpulkan, dianonimkan, dan dienkripsi. Sistem keamanan operator disertifikasi sesuai dengan standar internasional, dan data dilindungi dengan aman terhadap akses luar,” jelas layanan pers Maxima.

Data Pribadi (hampir) Dilindungi

Namun demikian, infrastruktur teknologi informasi (TI) transportasi Moskow yang semakin berkembang menjadi target yang menarik bagi peretas. Salah satu kejadian terjadi pada Mei 2015. Termometer di luar membaca 30 °C, dan di kereta bawah tanah terasa seperti di dalam oven. Seorang siswa masuk ke dalam gerbong kereta di Stasiun Metro Serpukhovskaya dan mencoba terhubung ke Wi-Fi gratis untuk mengunduh beberapa lembar contekan sebelum ujian. Namun, alih-alih halaman yang diminta, dia malah diperlihatkan video seorang wanita yang sedang berhubungan seks.

Serangan seperti itu lebih seperti lelucon daripada sesuatu yang benar-benar jahat, tetapi menyoroti risiko bagi pengguna dan data mereka. Operator Wi-Fi subway, Maxima Telecom, menolak menggambarkan insiden itu sebagai serangan hacker atau pelanggaran keamanan. Menurut versi resmi mereka, orang jahil menggunakan hotspot Wi-Fi pribadi tanpa akses Internet dan menamai jaringan itu dengan sesuatu yang mirip dengan Maxima Telecom, yang menyebabkan pengguna lalai terhubung ke sana. Menilai dari fakta bahwa serangan itu terjadi hanya di beberapa stasiun kereta bawah tanah sehingga itulah yang kemungkinan terjadi.

Pada Oktober 2015, situasinya berulang, tetapi alih-alih pornografi, beberapa penumpang menerima pesan yang kurang sopan menjelaskan apa yang harus dilakukan dengan iPhone dan Android mereka.

Insiden lain lebih tidak menyenangkan. Pada April 2018, programmer Vladimir Serov menemukan kerentanan yang memungkinkannya untuk melihat "potret digital" pengguna Internet di kereta bawah tanah Moskow. Potret itu terdiri dari nomor telepon, perkiraan usia, jenis kelamin, status perkawinan, dan stasiun di mana mereka mungkin tinggal dan bekerja. Maxima Telecom segera mengenkripsi nomor telepon dan informasi lainnya dan memindahkan semuanya ke sisi server.

Semua operator berpendapat bahwa mereka hanya mengumpulkan data impersonal. Kepala Komite Strategis dari Big Data Association Maria Polikanova membenarkan hal ini. Dia mengatakan, informasi impersonal yang dianalisis tersebut tidak dapat mengungkapkan identitas individu tertentu atau data pribadi milik mereka. Menurut hukum Rusia, data pribadi warga negara tidak boleh ditransfer ke siapa pun tanpa persetujuan mereka.

Sistem pengawasan video juga aman, tegas Kepala Unit Penelitian Rusia di Kaspersky Lab, Yuri Nametestnikov.

"Teknologi ini pada dasarnya bekerja sesuai dengan prinsip berikut: Kamera 'membaca' wajah individu dan mengirim satu set data yang mendefinisikan orang itu ke server, bukan foto. Set data ini dibandingkan dengan set yang diperoleh dari menganalisis foto, misalnya, individu yang mencurigakan,” kata Namestnikov tentang sistem pengawasan video Moskow.

Dia mengklaim bahwa tidak mungkin untuk "merekayasa ulang" foto dari kumpulan data ini.

"Ini logis, karena prosesnya melibatkan penggunaan jaringan saraf, yang berarti bahwa bahkan programmer sering tidak tahu mengapa jaringan saraf melihat dua set data ini sebagai karakterisasi satu dan orang yang sama," ujnya berusaha menjelaskan.

Namun, Kaspersky Lab kurang yakin tentang keandalan operator seluler dan Wi-Fi publik. Itu semua tergantung pada bagaimana mereka menyimpan dan menangani data. Berdasarkan pengalaman, “kekurangan” terkadang masih sering terjadi.

Pemilik lengan bionik Konstantin Deblikov menjawab pertanyaan tentang kehidupannya sehari-hari, dari soal perkelahian jalanan hingga perang dengan mesin. Semua dilakukannya untuk meningkatkan kesadaran tentang kehidupan para difabel. Baca selengkapnya, bagaimana keseharian sang "cyborg" Rusia!