Benarkah FaceApp Membahayakan Privasi Pengguna?

Tekno&Sains
VIKTORIA RYABIKOVA
Anda mungkin telah mendengar atau bahkan tengah menikmati FaceApp, aplikasi buatan Rusia yang bisa membuat Anda terlihat tua dan keriput. Kalau begitu, Anda tentu juga sudah mendengar rentetan isu pelanggaran privasi yang berembus sejak kemarin. Benarkah “peretas Rusia” mencuri data pribadi Anda melalui FaceApp? Apa yang membedakan kebijakan privasi FaceApp dengan Facebook?

Siapa perancang aplikasi itu dan apa fungsinya?

Dialah Yaroslav Goncharov, seorang lulusan Universitas Negeri Sankt Peterburg (SPbGU), salah satu universitas ternama di Rusia. Sebelum mengembangkan FaceApp, Goncharov adalah direktur teknis SPB Software, sebuah perusahaan yang membuat aplikasi dan permainan untuk perangkat seluler. Pada 2011, raksasa internet Rusia, Yandex, membeli SPB seharga 38 juta dolar AS. Dua tahun kemudian, Goncharov hengkang dari SPB dan mendirikan perusahaannya sendiri, Wireless Lab.

Wireless Lab mengerjakan sejumlah proyek yang berfokus pada jaringan saraf tiruan, tetapi FaceApp adalah produk unggulannya. Versi iOS aplikasi itu dirilis pada Januari 2017, sedangkan versi Android meluncur sebulan kemudian. Pada April, FaceApp sukses mencuri perhatian dan merajai peringkat AppStore di AS, Inggris, dan banyak negara lain.

Aplikasi ini terbukti efektif mengubah wajah pengguna menjadi tua dengan sangat riil. Tak hanya itu, Anda pun bisa menambahkan ekspresi wajah dan bahkan mengubah jenis kelamin. Dengan pengaya (add-ons) tertentu, Anda bisa pula mengubah warna rambut, menambahkan riasan, bulu wajah, dan semua jenis filter tambahan dengan biaya tambahan. Beberapa di antara filter aplikasi itu bahkan membuat Goncharov dituduh rasis, seperti filter ‘hot mode’ yang dikeluhkan orang-orang karena membuat wajah tampak seperti orang Eropa.

Lalu ada pula filter ‘ethnic’ untuk membuat Anda tampak lebih “Asia”, “berkulit hitam”, atau ras apa pun lainnya. Fitur ini akhirnya dihapus setelah memicu kemarahan publik.

Apakah FaceApp lebih membahayakan privasi pengguna daripada aplikasi lain?

Kebijakan privasi FaceApp menyatakan bahwa aplikasi tersebut mengumpulkan data lokasi serta riwayat web Anda. FaceApp pun tahu aplikasi apa saja yang Anda gunakan, perangkat yang Anda pakai untuk mengaksesnya, dan otomatis memiliki akses ke foto-foto Anda, termasuk yang Anda bagikan di Facebook. Namun, itu hanya berlaku jika Anda menggunakan akun Facebook untuk meregistrasi dan masuk ke dalam aplikasi tersebut. FaceApp juga menyebutkan kemungkinan penggunaan data pribadi “lain”, tetapi tidak memerincinya.

Pengembang aplikasi mengklaim bahwa FaceApp tidak akan memberikan data pengguna kepada pihak ketiga atau mempersonalisasinya di server mereka. Meski begitu, data pribadi Anda tetap digunakan untuk tujuan periklanan dan diberikan kepada “mitra” pengembang. Rupanya, hal itu sudah cukup untuk membuat Barat waswas akan kemungkinan keterlibatan peretas Rusia. Senator AS Chuck Schumer bahkan meminta FBI dan Komisi Perdagangan Federal memeriksa FaceApp untuk segala potensi ancaman keamanan nasional.

Sebetulnya, kebijakan privasi FaceApp sama sekali tak berbeda dengan Facebook atau Instagram. Jadi, segala pernyataan yang tertulis dalam kebijakan privasi aplikasi itu terbilang standar — bagi siapa pun yang menggunakan media sosial, seharusnya tak ada hal baru yang mengancam dari aplikasi tersebut. Goncharov tak merespons permintaan Russia Beyond untuk berkomentar, tetapi mengatakan kepada Forbes, “Kami hanya mengunggah foto yang dipilih pengguna untuk diedit. Kami tidak pernah mentransfer gambar lain dari ponsel pengguna ke komputasi awan (cloud).”

Kami mungkin menyimpan foto yang diunggah di cloud. Namun, itu semata-mata karena alasan performa dan lalu lintas (traffic) data. Kami ingin memastikan bahwa pengguna tidak mengunggah foto berulang kali untuk setiap pengeditan. Sebagian besar gambar dihapus dari server kami dalam 48 jam sejak tanggal pengunggahan,” katanya. Ia pun menambahkan bahwa pengguna bisa menghapus semua datanya melalui menu pengaturan. Namun, jika ingin lebih cepat, si pengguna bisa menghubungi layanan dukungan dan melaporkan bug, menggunakan kata “privasi” sebagai judul subjek.

Bersenang-senang dengan FaceApp

Hingga Kamis (18/7) pukul 15.00 waktu Moskow, tagar #faceappchallenge yang tengah viral nyaris mencapai 119 ribu konten. Orang Rusia tampaknya sangat antusias memainkan aplikasi ini.

Inilah cokelat Rusia yang terkenal ‘Alenka’.

Selebritas Rusia juga ikut bersenang-senang. Pembawa acara TV dan mantan calon presiden Ksenia Sobchak adalah salah satu yang tak mau ketinggalan tren ini.

Dia bahkan mengedit foto Presiden Vladimir Putin, Perdana Menteri Dmitry Medvedev, dan Jubir Kremlin Dmitry Peskov dengan filter aplikasi itu

Beberapa dari Anda mungkin akrab dengan boyband Korea BTS, yang penyanyi utamanya Kim Seokjin dapat dilihat di sini.

Dan inilah Spider-Man ... jika dia hidup sampai 2099.

Dan apa gunanya FaceApp jika tak digunakan untuk bersenang-senang dengan para pemain Game of Thrones!

Seorang desainer grafis dari Maroko bahkan menggunakan aplikasi tersebut untuk membuat iklan palsu Nivea.

Bagi banyak orang Rusia, Tinder bukan sekadar platform untuk menemukan ‘cinta satu malam’, melainkan wadah untuk memamerkan segala kehebatan yang mereka miliki. Bacalah selengkapnya!