Pada awal Perang Dingin, dua pihak yang berseteru di Timur dan Barat menemukan senjata kecil yang kemudian akan menjadi senapan infanteri standard mereka untuk beberapa dekade setelahnya: AK-47 di Uni Soviet, M14 dan M16 di AS, G3 di Jerman, FN FAL di Belgia, dan lain sebagainya.
Namun begitu, pada pertengahan 1950-an para insinyur Denmark menciptakan Madsen LAR (light automatic rifle), sebuah tiruan dari AK-47 yang menggunakan amunisi 7,62 x 39 milimeter.
Madsen LAR
Hari ini, hanya ada sedikit senapan Madsen LAR dan beberapa dapat ditemukan di Museum Senjata Kerajaan Denmark di Kopenhagen.
Senapan ini ‘meminjam’ desain Kalashnikov dengan piston gas stroke panjang dan rotating bolt. Konsep dasarnya berdasarkan AK-47, dan seluruh komponennya -- kecuali ‘jantung’ senjata – dibuat di Eropa.
Madsen LAR menggunakan lower receiver dari campuran aluminium dengan proyeksi silinder baja, serta penutup receiver yang lebih kompleks (dan lebih rapat).
Hal paling menarik dari Madsen LAR adalah meski ia didasarkan pada AK-47 dan memiliki rentet peluru 7,62 x 39 milimeter, senapan ini tak mampu menggunakan magasin AK-47. Hal ini bisa merugikan saat bertempur.
Menurut situs web dan saluran YouTube populer Forgotten Weapons – yang membahas sejarah senjata api antik dan langka – senapan Madsen LAR telat muncul di pasar, sehingga kalah dari pesaing yang menciptakan senjata-senjata medan tempur yang lebih murah dan sama berkualitasnya: FN FAL milik Belgia dan Heckler & Koch G3 milik Jerman.