Upacara pembakaran patung Maslenitsa di Yuriev-Polskiy, wilayah Vladimir, Rusia.
Ilya Pitalev/SputnikTradisi ini berasal dari kebiasaan para biarawan Mesir pada abad pertama Masehi. Mereka menghabiskan seluruh masa Prapaskah Agung seorang diri, menyendiri di padang pasir dan gua-gua — sebagaimana yang tertulis dalam Alkitab, Yesus sendiri berpuasa di padang gurun selama 40 hari. Namun, tidak semua biarawan dapat kembali ke biara saat Paskah — beberapa di antaranya meninggal karena kelaparan, ada juga yang tewas diterkam binatang buas.
Anthony dari Kiev, juga disebut Anthony dari Gua (983-1073), ikon abad ke-19, Rusia.
Grigory Vasilenko/SputnikOleh karena itu, saat berpisah pada hari Minggu terakhir sebelum masa Prapaskah, untuk bertemu kembali pada saat Paskah, para biarawan saling berpamitan satu sama lain, menyadari bahwa mereka mungkin tidak akan pernah bertemu lagi, dan meminta masing-masing untuk memaafkan segala kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja.
“Karena jika kamu mengampuni orang lain ketika mereka berbuat dosa kepadamu, Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jika kamu tidak mengampuni dosa orang lain, Bapamu juga tidak akan mengampuni dosamu,” demikian tertulis dalam Injil Matius.
Gereja Ortodoks menetapkan bahwa seseorang harus melakukan pengakuan dosa dan menerima Perjamuan Kudus pada Minggu Pengampunan di pagi hari, kemudian meminta orang yang mereka sayangi untuk memaafkannya. Setelah meminta pengampunan dan menerima jawabannya: “Tuhan akan mengampuni”, orang Rusia biasanya mengecup pipi satu sama lain sebanyak tiga kali sebagai tanda rekonsiliasi dan persahabatan.
Sebuah kartu pos edisi Paskah Rusia, abad ke-19.
Public domainDi antara orang-orang Rusia, Minggu Pengampunan bertepatan dengan akhir perayaan Maslenitsa. Sudah menjadi kebiasaan bahwa sebelum makan malam, mereka berziarah ke kuburan untuk mendoakan kerabat yang lebih dulu meninggal dan juga untuk ‘meminta maaf kepada mereka’, meskipun ini tidak ditetapkan oleh gereja. Tampaknya, berziarah ke kuburan itu merupakan peninggalan tradisi kaum pagan, sama seperti pembakaran patung saat perayaan Maslenitsa yang dipercaya dapat ‘membakar’ semua dosa (yang juga merupakan kepercayaan kaum pagan).
Pada hari Minggu pekan ini, ‘ritus pengampunan’ — sebuah kebaktian khusus — diselenggarakan di gereja-gereja Ortodoks selama kebaktian malam.
Dalam ibadah tersebut, pastor menyampaikan ceramah kepada jemaat tentang perlunya meminta maaf kepada satu sama lain, cara-cara untuk memaafkan kesalahan dengan hati yang murni, dan pastor sendiri meminta maaf kepada seluruh jemaat yang hadir, dan jemaat menjawabnya: “Allah akan mengampuni Anda, Bapa yang kudus. Ampunilah kami yang berdosa dan berkatilah kami juga.” Dengan demikian, setelah saling bermaaf-maafan dengan satu sama lain, umat Kristen Ortodoks memulai masa Prapaskah.
Pembaca yang budiman,
Situs web dan akun media sosial kami terancam dibatasi atau diblokir lantaran perkembangan situasi saat ini. Karena itu, untuk mengikuti konten terbaru kami, lakukanlah langkah-langkah berikut:
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda