Bagaimana Proses Pembangunan dan Pemugaran Kremlin Moskow?

Sejarah
ARTEM BELOV
Siapapun yang pernah berada di Lapangan Merah, tentu dapat melihat paving batunya yang terkenal, kubah Katedral St. Basil yang tampak seperti permen, dan tembok benteng Kremlin yang kokoh. Tembok-tembok itu telah menjadi salah satu simbol Rusia; sulit membayangkan Moskow tanpa adanya Kremlin. Jadi, siapa yang membangun tembok megah dan menara megah ini? Lalu, kapan pembangunan itu berlangsung?

Tembok pertama dan benteng pertama Moskow merupakan contoh arsitektur khas benteng Slavia. Tembok tersebut adalah bentuk benteng yang terbuat dari kayu dan tanah. Rusia mulai membangun benteng batu lebih lambat dari beberapa wilayah Eropa — terutama karena banyaknya kayu di sekitar wilayah Rusia.

Benteng pertama berdiri di Moskow hingga tahun 1177, ketika kebakaran besar terjadi di Rusia saat perseteruan antara pangeran. Kemudian, pemerintah pada era itu mendirikan sebuah benteng baru — benteng tanah (terbuat dari tanah yang berasal dari galian untuk parit) dengan pagar kayu ek di atasnya. Lebar parit mencapai 18 meter dengan kedalaman parit kurang lebih 5 meter. Benteng itu sendiri memiliki tinggi tujuh meter. Tembok Moskow versi ini bertahan hingga tahun 1238, sebelum bangsa Mongol menghancurkannya.

Setelah peristiwa tersebut, tembok kota mengalami perubahan beberapa kali, tetapi tembok Ivan I Kalita tetap tampak paling megah — dilengkapi dengan menara dan dibangun dari kayu ek tebal. Namun sayangnya, tembok Ivan I Kalita tetap tidak dapat menahan api — selama kebakaran Vsesvyatsky tahun 1365, Kremlin juga terbakar. Setelah peristiwa kebakaran yang menimpa Kremlin, pemerintah memutuskan untuk membangun ulang benteng tersebut dari batu.

Batu putih Moskow

Batu pertama pada Kremlin, yang menggantikan benteng kayu, dibangun di bawah kepemimpinan Dmitry Donskoy — pada tahun 1366-1367. Tembok tersebut terbuat dari batu kapur — sejenis batu putih, dengan berat lebih dari 100.000 ton. Berkat Kremlin baru ini, seluruh kota sekarang memiliki nama "batu putih Moskow". Saat itu, panjang tembok mencapai hampir dua kilometer, sedangkan garis luar benteng secara umum sangat mirip dengan rencana kontemporer Kremlin. Tembok Kremlin memiliki delapan atau sembilan menara — kebanyakan dari sisi "lapangan" (artinya sisi yang tidak menghadap ke sungai).

Selama lebih dari seratus tahun berdiri, tembok itu banyak mengalami kerusakan — karena kelembapan, batu kapur mudah hancur, dan sejak pertengahan abad ke-15, tembok itu terus-menerus harus diperbaiki.

Pada tahun 1485, Ivan III memprakarsai proyek konstruksi terbesar Rusia pada waktu itu — sesuai dengan pamor militer Moskow. Sebuah benteng baru muncul menggantikan Kremlin dari Dmitry Donskoy.

Kremlin Ivan III

Atas perintah Ivan III, bagian tembok yang sudah rusak dirobohkan. Insinyur Italia terbaik diundang untuk pembangunan Kremlin baru. Penduduk Rusia menyebut para insinyur Italia dengan  'fryazi' atau 'fryaziny' — yang berarti 'Italia' — demi kenyamanan mereka selama berada di Moskow. Dengan demikian, Pietro Antonio Solari dari Milan menjadi Pyotr Fryazin, Antonio Gislardi dari Vicenza menjadi Anton Fryazin, Marco Ruffo menjadi Mark Fryazin dan seterusnya.

Namun, Ridolfo Fioravanti dari Bologna disebut 'Aristoteles' di Moskow, yang menonjolkan keistimewaannya dan bakatnya yang luar biasa. Dia diundang ke Moskow oleh Ivan III untuk mendirikan katedral utama Kremlin — Katedral Asumsi. 'Aristoteles' adalah penulis teknologi pembuatan batu bata, dari mana tembok dan menara Kremlin dibangun.

Benteng baru dibangun secara bertahap, tidak meninggalkan jantung Moskow tanpa perlindungan. Pondasi batu putih dari tembok tua (dan, di beberapa tempat, bagian sisa tembok Dmitry Donskoy) dianggap kokoh dan juga menjadi bagian dari pondasi tembok baru.

Tembok benteng besar baru Ivan III ini memiliki panjang kurang lebih 2,25 kilometer. Ketebalannya hingga saat ini bervariasi dari 3,5 hingga 5,5 meter dengan ketinggian 5 hingga 19 meter. Tembok Ivan III memiliki 18 menara, termasuk rumah jaga. Tampilan baru Kremlin hampir tidak berubah hingga abad ke-17. Kemudian, semua menara Kremlin, yang merupakan simbol Moskow saat ini, dilengkapi dengan menara dekoratif dan sebagian besar lubangnya ditutup dengan tembok. Jumlah menara juga bertambah menjadi 20.

Kremlin juga memiliki tiga pos terdepan (disebut 'barbicans'); hanya satu dari bangunan itu yang bertahan hingga hari ini, meskipun pemerintah telah merenovasi dan membangun kembali dengan serius — Menara Kutafya.

Batu bata hanya melapisi bagian luar dari tembok Kremlin: pada bagian dalam, tembok terbuat dari sisa-sisa tembok Dmitry Donskoy yang diperkuat dengan mortar kapur. Secara keseluruhan, konstruksi tersebut menggunakan 100 juta batu bata — merupakan hal baru bagi Rusia pada saat itu. Apa yang disebut batu bata setengah pood 'dua tangan' (ukuran berat Rusia kuno) yang beratnya mencapai 8-9 kilogram digunakan. Mereka disebut batu bata 'dua tangan', karena para pekerja harus mengangkatnya dengan kedua tangan.

Tembok Kremlin tidak selalu berwarna merah – setidaknya dari tahun 1680 dan seterusnya, tembok itu dicat putih dengan kapur putih. Catnya terus diperbarui. Dilihat dari foto-foto yang bertahan, terakhir kali Kremlin dicat putih kira-kira pada tahun 1880-an. Lambat laun, warna putih memudar, menghilang, dan Kremlin mendapatkan kembali warna bata merah aslinya.

Kremlin memiliki potensi pertahanan yang luar biasa pada masanya. Dari dalam, tembok Kremlin memiliki lengkungan yang berada di tingkat bawah, yang digunakan untuk meriam dan senjata api. Pada saat yang sama, tembok berhasil mempertahankan ketebalannya yang luar biasa.

Tampilan dasar tembok (talus) melindunginya dari pengepungan, tangga musuh, dan penambangan. Dari atas, tembok dipenuhi dengan 1045 merlon berbentuk M, yang disebut 'ekor burung walet'. Tingginya mencapai 2,5 meter; merlon memiliki ketebalan hingga 70 sentimeter. Setiap merlon membutuhkan 600 batu bata. Selama pengepungan, seperti di benteng-benteng Eropa, crenel (ruang di antara merlon) ditutupi dengan "perisai" kayu, sedangkan dindingnya sendiri ditutupi dengan penimbunan kayu.

Benteng itu juga dilindungi oleh parit — dari sisi "lapangan", di wilayah yang saat ini ditempati oleh Lapangan Merah. Tempat itu disebut Parit Aleviz setelah arsitek Aleviz 'Novy' (“Baru”) Fryazin, yang merancangnya.

Taynik — galeri bawah tanah yang memungkinkan para pembela yang terkepung mengakses sumber air minum, baik itu sumur atau jalan keluar ke selokan berisi air, sering diatur di benteng yang dibangun di Rus' dan kemudian.

Tapi ada juga taynik yang melewati tembok benteng — misalnya, untuk serangan balasan. Kremlin memiliki beberapa tayniknya sendiri; selama pembangunan Menara Taynitskaya, terdapat sebuah sumur tersembunyi dan jalan keluar ke Sungai Moskva. Ada juga lorong bawah tanah antara Menara Nabatnaya dan Menara Konstantino-Leninskaya dengan gudang bola meriam.

Selama keberadaannya, tembok Kremlin berkali-kali rusak dan diperbaiki; kerusakan yang sangat signifikan terjadi pada tahun 1812 — perbaikan baru selesai pada tahun 1822. Pada tahun 1917, artileri menembaki tembok, dan selama Perang Patriotik Hebat, meskipun ada kamuflase yang rumit, puluhan bom menghantam Kremlin.

Kremlin — kreasi para insinyur Italia dan pembangun Rusia — bertahan hingga saat ini dalam bentuk yang sangat berubah, tampilan yang cukup berbeda dengan aslinya. Meskipun demikian, periode berbeda dalam sejarah Rusia telah meninggalkan jejak di Kremlin dan temboknya yang terkenal, mengubahnya menjadi monumen yang tak ternilai harganya.

Lantas, sejak kapan Kremlin Moskow dihuni dan siapakah penghuninya? Simak selengkapnya!

Pembaca yang budiman,

Situs web dan akun media sosial kami terancam dibatasi atau diblokir lantaran perkembangan situasi saat ini. Karena itu, untuk mengikuti konten terbaru kami, lakukanlah langkah-langkah berikut: