Hukuman Mati, Vonis Bagi Orang yang Menjual Mata Uang Asing di Uni Soviet

Sejarah
YEKATERINA SINELSCHIKOVA
Orang-orang ini dieksekusi karena menjual mata uang asing di Uni Soviet. Beberapa menganggap mereka adalah "musuh masyarakat", sementara yang lain menganggap mereka sebagai korban eksekusi ilegal. Sementara di AS, sebuah merek jeans dinamakan dengan nama mereka. Walau bagaimanapun, semua orang tau siapa mereka — karena persidangan mereka berjalan tanpa memperhatikan salah satu prinsip dasar praktik hukum dunia: bahwa hukum tidak dapat berlaku surut (retroaktif).

"Apakah Anda memiliki sesuatu untuk dijual?", ini adalah pertanyaan yang dilontarkan oleh fartsovschik Soviet (orang yang diam-diam membeli dan menjual barang impor yang langka hingga mata uang asing) — biasanya mereka mendekati orang asing di Moskow. Menjual kembali barang-barang semacam itu (biasa disebut ‘Farts’/‘Fartsovka’) adalah bentuk bisnis ilegal di era Soviet. Mereka yang menjual berbagai macam barang dari luar negeri, seperti  sepasang kaus kaki, permen karet, atau mata uang asing, dapat berakhir di penjara hingga tujuh tahun.

Ini terjadi sampai tahun 1960, waktu yang dikenal sebagai “pencairan” politik. Namun, justru pada saat inilah hukuman spekulasi dibuat lebih keras: Pertama, ditingkatkan menjadi 15 tahun penjara dan kemudian menjadi hukuman mati.

Dolar dalam tempat pasta gigi

Diyakini bahwa pasar gelap muncul di Uni Soviet pada tahun 1957, ketika Festival Pemuda dan Pelajar Sedunia diadakan di negara tersebut dan pelajar dari Italia, Swedia, Prancis, AS, dan negara bagian lain melakukan perjalanan di belakang Tirai Besi. Pada saat itu, satu-satunya cara warga Soviet dapat memperoleh berbagai macam barang impor, yang disebut “barang keren", adalah dengan bepergian ke luar negeri — sesuatu yang hanya boleh dilakukan oleh sedikit orang. Kedatangan sejumlah besar orang asing mengubah situasi: banyak orang yang secara cepat muncul dan siap mengambil resiko untuk menghasilkan uang dengan menjual tinggi barang-barang itu.

Pada dasarnya, fartsovschik adalah pelajar yang giat dan orang-orang yang secara rutin bertemu orang asing melalui pekerjaan mereka: pemandu wisata, juru bahasa, diplomat, supir taksi, pelacur yang menyediakan layanan untuk mata uang asing, dan sebagainya. Bagaimanapun, pasar gelap di ibu kota dengan sangat cepat berubah menjadi sistem penjualan kembali barang-barang bekas secara berkali-kali.

Secara hierarki bagian terendah dari fartsovschik adalah ‘begunki’ (“pelari) — yaitu mereka yang langsung membuat kesepakatan. Berikutnya adalah orang-orang yang mengawasi mereka, dan terakhir ‘kuptsy’ (“pemasar”) itu sendiri. Tidak ada yang tahu nama asli dari orang-orang itu, karena mereka beroperasi dengan nama samaran dan hanya melalui perantara. Mata uang asing adalah salah satu "komoditas" yang paling berharga, negara telah memonopoli semua transaksi valuta asing, dan hanya mereka yang memiliki izin untuk bepergian ke luar negeri yang dapat memilikinya. Penyelundup berusaha keras dan bahkan bisa menyembunyikan mata uang keras di tempat pasta gigi.

Pada tahun 1960, seluruh "kerajaan" pasar gelap dengan omset senilai jutaan beroperasi di Moskow. Pada saat yang sama, KGB mendekati tiga dealer utama pasar ini, "pemasar" Yan Rokotov, Vladislav Faibishenko, dan Dmitry Yakovlev.

Pemasar gelap

Yan Rokotov ditangkap pertama kali saat berusia 17 tahun. Dia dijatuhi hukuman delapan tahun di penjara karena "aktivitas kontra-revolusioner". Dia tidak menjalani seluruh masa jabatannya, dibebaskan dari tuduhan dan bahkan dipekerjakan kembali di universitasnya. Dibandingkan narapidana lain dia belajar tentang semua jenis skema spekulatif.

Setelah dibebaskan, Rokotov yang berusia 30 tahun berhasil mengatur jaringan yang beroperasi dengan lancar untuk membeli mata uang asing dan barang konsumsi. Sumber utama mata uang asingnya berasal dari pegawai kedutaan asing di Moskow. Dia berhasil menjalin hubungan “bisnis”, dengan Prajurit Arab yang belajar di akademi militer, dan rela memberikan sejumlah besar koin emas era Tsar Rusia (ini sangat dihargai oleh kolektor Soviet). Koin emas diselundupkan melintasi perbatasan dengan ikat pinggang tersembunyi di bawah pakaian mereka — setiap ikat pinggang dapat menampung hingga 500 koin. Pada musim gugur tahun 1960, lebih dari 20 kilogram koin emas ditemukan ketika barang-barang penyelundup Arab diperiksa!. Ketika Rokotov akhirnya tertangkap, dia diperlihatkan 84 foto perwira Arab dan ternyata ia telah mengadakan kesepakatan rahasia dengan mereka semua kecuali 10 orang diantara mereka.

Sumber mata uang keras lainnya adalah kesepakatan rahasia dengan anggota dewan direksi bank Jerman Barat, ‘Otto & Partner’. Warga negara Soviet dapat membawa maksimal 30 dolar (sekitar 449 ribu rupiah) saat bepergian ke luar negeri. Jadi, Rokotov menawarkan untuk menerima jumlah yang diminta dalam rubel dan kemudian mata uang asing — sebanyak yang diinginkan para turis — dapat ditarik oleh mereka di bank ketika mereka berada di Jerman. Skema tersebut juga bekerja dengan arah yang berlawanan — melalui rekening giro Otto & Partner: Di Uni Soviet, rubel dapat diperoleh dari mitra Rokotov dengan harga yang jauh lebih menguntungkan daripada yang resmi.

Pada dasarnya, Rokotov adalah orang pertama yang meningkatkan fartsovka, mengubah spekulasi menjadi bisnis. Faibishenko dan Yakovlev adalah kaki tangan terdekatnya.

Faibishenko yang berusia dua puluh empat tahun, yang termuda dari mereka, dan seorang siswa: Dia biasa bangun di pagi hari, naik taksi dan berkeliling ke orang-orang yang bekerja untuknya, mengambil bagiannya. Kontak bisnisnya berspesialisasi dalam barang-barang asing. Yakovlev yang berusia tiga puluh tiga tahun menonjol karena mahir dalam tiga bahasa asing, dia adalah seorang mahasiswa pascasarjana dan dia berdagang dengan penyelundup di wilayah Baltik, tempat asalnya. Dia mempekerjakan seorang pensiunan yang tidak dicurigai, duduk di dekat telepon dan menghubungkannya dengan perantara lain. Terlebih lagi, Faibishenko dan Yakovlev sama-sama informan pihak berwenang. Selama beberapa tahun, mereka telah menjelek-jelekkan "pelari" siswa biasa, sambil membayar suap untuk dibiarkan sendiri dengan damai.

Namun, pada tahun 1960, langkah-langkah untuk memerangi pemasar gelap mencapai tingkat politik yang baru. "Kerajaan" hitam mereka akhirnya menarik minat pribadi Sekretaris Pertama Komite Sentral CPSU Nikita Khrushchev. Faibishenko ditangkap di tengah kesepakatan, Yakovlev dikhianati oleh asisten pensiunannya (pihak berwenang telah mencapai kesepakatan dengannya), sementara Rokotov ditangkap di stasiun kereta api, di mana dia menyimpan koper berisi barang berharga di kantor bagasi kiri. . Pada hari penangkapan, omset kerajaan itu mencapai 20 juta rubel (sekitar 4,2 miliar rupiah) menurut nilai tukar tahun 1960.

Ketiganya dijatuhi hukuman penjara delapan tahun dan, dengan itu, kisah "pedagang gelap" seharusnya sudah berakhir. Tetapi peristiwa lain mulai berkembang dengan cara yang sama sekali tidak dapat diprediksi.

'Kami meminta Anda untuk tidak menunjukkan belas kasihan kepada orang-orang rendahan ini'

Pada akhir 1960, Khrushchev berkunjung ke Berlin Barat, di mana dalam percakapan dengan politisi lokal, dia menyuarakan celaan bahwa, tampaknya, “di bawah sayap lembut otoritas kependudukan, kota itu telah menjadi rawa kotor para spekulan dan mata uang. Pasar gelap berkuasa di sini”. Sebagai balasan, dia diberi tahu: "Pasar mata uang gelap yang Anda miliki di Moskow tidak dapat ditemukan di tempat lain di dunia".

Sekembalinya, saat masih di bandara, Khrushchev meminta KGB untuk memberinya laporan tentang keadaan sebenarnya. Diputuskan untuk menyertai laporan tersebut dengan memajang barang-barang yang disita dari penyelundup, yang diletakkan di sebuah ruangan di Kremlin. Tak lama sebelum itu, sebuah dekrit juga dikeluarkan: Hukuman maksimum untuk penyelundupan dan spekulasi mata uang berdasarkan Pasal 88 sekarang menjadi 15 tahun, bukan delapan tahun.

"Apa yang menanti Rokotov dan Faibishenko?" tanya Khrushchev, mengacu pada aturan hukuman yang baru. Keputusan itu diadopsi setelah para spekulan ditangkap dan dengan demikian menjatuhkan hukuman ini kepada mereka akan melanggar hukum — dia diingatkan bahwa hukum tidak dapat diterapkan secara surut (retroaktif). “Ini bisa berdampak buruk pada pencairan baru-baru ini dalam hubungan kita dengan Barat,” dia diperingatkan oleh Ketua KGB Alexander Shelepin. Menurut para saksi, argumen ini memicu kemarahan di Khrushchev.

Atas desakan Khrushchev, kasus tersebut ditinjau ulang dan ketiganya menerima vonis masing-masing 15 tahun. Untuk mendukung posisinya (ini adalah kebijaksanaan umum), Krushchev mengeluarkan surat kolektif dari para pekerja pabrik Metallist, tidak senang dengan keringanan kalimat: “Kami, rakyat biasa Soviet dan pekerja pabrik instrumen Moskow, meminta Anda untuk menunjukkan rasa tidak ada ampun bagi orang-orang rendahan ini, bajingan yang menyedihkan ini.”

Namun, setahun kemudian, undang-undang tersebut semakin diperketat dan hukuman maksimum berdasarkan Pasal 88 sekarang adalah hukuman mati. Sidang ketiga diadakan — dan ketiganya dijatuhi hukuman tembak.

Sebelum eksekusi pada Juli 1961, Yakov Rokotov menulis surat kepada Khrushchev: “Saya telah dijatuhi hukuman mati. Kejahatan saya adalah menjadi spekulan mata uang asing dan koin emas. Saya telah meminta hukum diterapkan kepada saya secara surut dua kali… Saya mohon dengan sangat agar Anda mengampuni hidup saya. Saya telah membuat banyak kesalahan. Saya sekarang sudah berubah dan telah menjadi individu yang benar-benar berubah. <...> Saya berusia 33 tahun dan akan menjadi orang yang berguna untuk negara Soviet. <...> Saya bukan pembunuh, atau mata-mata, atau perampok yang kejam. Saya sekarang telah melihat cahaya baru dan saya ingin hidup dan membangun komunisme bersama rakyat Soviet. <...> Saya sangat memohon kepada Anda untuk memberi saya grasi.

Tidak ada grasi. Mereka ditembak dua hari kemudian.

Apa yang terjadi setelah itu

Persidangan para penjual mata uang asing membuat takut para pedagang gelap, banyak dari mereka mencoba melarikan diri dari perdagangan mata uang, menukar barang dengan orang asing dengan vodka, jam tangan Soviet, dan suvenir. Dalam skala, itu tidak lagi sebanding dengan Rokotov dan gengnya.

Sedangkan Pasal 88 tetap berlaku sampai tahun 1994 dan orang-orang tetap dipenjara dan ditembak sesuai ketentuannya. Baik kritik dari Barat maupun yang surat terbuka dari aktivis hak asasi manusia Andrei Sakharov ada gunanya: “Saya secara khusus ingin menarik perhatian Anda pada fakta bahwa hukuman mati dijatuhkan untuk banyak kejahatan di Uni Soviet yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan ancaman terhadap kehidupan manusia. <...> Seorang lelaki tua ditembak pada tahun 1962 karena membuat beberapa koin palsu dan menguburnya di halaman.”

Selanjutnya, di tempat yang sekarang menjadi Rusia, banyak orang melihat kembali kasus Rokotov dan berkomentar; "jika dia berada di negara kapitalis, dia akan menjadi miliarder" atau "untuk tindakan melanggar hukum seperti itu, kepemimpinan negara harus dikutuk secara anumerta”. Hingga suatu merek jeans muncul di AS dengan nama Rokotov & Fainberg. Model standar dijuluki dengan nomor '88'.

Lalu, bagaimana jins dan musik 'Rock and Roll' bisa masuk ke Uni Soviet? Simak selengkapnya!

Pembaca yang budiman,

Situs web dan akun media sosial kami terancam dibatasi atau diblokir lantaran perkembangan situasi saat ini. Karena itu, untuk mengikuti konten terbaru kami, lakukanlah langkah-langkah berikut: