Mahasiswa dan dosen universitas Moskow melakukan subbotnik, 1975.
Sergey Sukharev/Arsip Pavel SukharevMembersihkan salju, lumpur, dan dedaunan, serta menanam pohon dan bunga kini dilakukan oleh pemerintah kota dan aktivis lingkungan. Namun semasa Uni Soviet, tiap musim semi, hampir seluruh penduduk bergotong royong merapikan lingkungan di sekitar gedung apartemen, sekolah, atau universitas mereka setelah musim dingin yang panjang. Disebut subbotnik, kegiatan kerja bakti ini biasanya dilakukan pada hari Sabtu (subbota berarti ‘Sabtu’ dalam bahasa Rusia), yang merupakan satu-satunya hari libur resmi dalam seminggu (hari Minggu bukan hari libur).
Pada awalnya, kegiatan itu bersifat sukarela — orang-orang semangat bergotong royong demi kebaikan bersama. Lagi pula, siapa pun yang tak ikut menggulung lengan bajunya dan hanya berdiam diri di rumah dicap pemalas. Lama-kelamaan, subbotnik menjadi wajib. Anak-anak sekolah bahkan serin kali dibawa ke luar untuk membersihkan sekolah setelah pelajaran selesai.
Subbotnik pertama dimulai sewaktu negara Soviet yang baru masih “bayi” dan digalakkan di seluruh negeri. Tanggal 1 April—1 Mei 1920 bahkan disebut sebagai Bulan Buruh Merah.
Meski Uni Soviet sudah runtuh 30 tahun lalu, orang-orang masih melakukan subbotnik hingga kini, tetapi dalam skala yang jauh lebih kecil dan hanya atas dasar sukarela.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda