Tujuh Kebiasaan Orang Soviet yang Patut Diteladani demi Menyelamatkan Bumi

Dushein/Sputnik, Alex Naanou, Michael Dr Gumtau/Flickr
Kelangkaan barang selama era Soviet ternyata membentuk karakter masyarakat yang ramah lingkungan. Kita dapat mengembalikan kebiasaan-kebiasaan ini demi mengurangi limbah.

Orang-orang Rusia modern melihat beberapa kebiasaan orang tua mereka, seperti menimbun barang atau jarang tersenyum di jalan, secara ironis. Namun, beberapa kebiasaan masyarakat Soviet di bawah ini dapat membantu mencegah kerusakan lingkungan.

1. Belanja dengan tas jaring

Apa yang akan Anda lakukan jika tidak ada tas plastik di pasar swalayan? Orang-orang Soviet biasa membawa sejenis tas berjaring yang disebut avoska (secara harfiah berarti “mungkin”) ke mana-mana. Tas itu ringkas, mudah dicuci dan dikeringkan, dan bertahan selama bertahun-tahun. Avoska cukup kecil untuk muat ke dalam saku Anda, tapi bisa membawa barang hingga 70 kg. Apa lagi, tas itu diproduksi oleh Persatuan Tunanetra Seluruh Rusia. Kini, beberapa desainer berusaha menghidupkan kembali avoska dengan mengubahnya menjadi aksesori trendi yang dapat Anda temukan di toko-toko.

2. Menggunakan satu kantong plastik berkali-kali

Pada masa Uni Soviet, plastik adalah barang lagka. Karena itu, plastik dianggap sebagai barang mewah. Meski kini terdengar aneh, menggunakan tas plastik di Uni Soviet dianggap lebih bergaya daripada tas biasa. Karena itu, orang-orang Soviet akan mencuci dan menggunakan tas plastiknya berkali-kali sampai robek. Walau zaman telah berubah, tradisi menyimpan tas plastik ternyata masih terlestarikan. Namun, apa yang orang-orang Rusia modern lakukan dengan kantong plastik? Mereka menggunakannya sebagai kantong sampah. Itu bukan cara yang buruk untuk mengurangi jumlah plastik, 'kan?

3. Menanam makanan sendiri

Makan makanan yang ditanam sendiri di kebun, termasuk buah dan sayuran musiman, lebih baik untuk lingkungan daripada makan makanan yang datang dari kejauhan. Selain tidak memerlukan banyak pengawet supaya tetap segar, Anda tak membutuhkan banyak bahan bakar untuk mengangkutnya. Jika Anda tidak memiliki kebun atau dacha (semacam vila) sendiri, belilah produk yang dikembangkan secara lokal.

4. Memperbaiki barang yang rusak alih-alih membuangnya

Ada lelucon tentang bagaimana orang-orang di Uni Soviet tak pernah membuang apa pun saking sulitnya mendapatkan banyak barang. Misalnya, tidak ada yang membuang sepatu bot yang haknya sudah aus atau jaket yang ritsletingnya macet. Sebelum membuang sesuatu, coba pikirkan apakah Anda benar-benar perlu membeli sesuatu yang baru atau yang lama masih cukup bagus dan bisa diperbaiki.

5. Mendaur ulang botol kaca dan kertas

Semua orang tahu bahwa kaca dan kardus lebih ramah lingkungan daripada plastik. Pada masa Uni Soviet, susu dikemas dalam botol kaca atau kemasan karton. Sementara, keju dan sosis dibungkus dengan kertas kerajinan alih-alih pembungkus plastik. Semua kemasan ini dapat digunakan kembali.

Semua anak sekolah dan mahasiswa Soviet terbiasa mengumpulkan kertas bekas dan buku yang tidak dipakai untuk didaur ulang. Aktivitas ini disebut makulatura. Mereka bahkan menyelenggarakan kompetisi untuk melihat siapa yang berhasil mengumpulkan paling banyak. Kertas daur ulang kemudian digunakan untuk membuat kardus. Begitulah cara anak-anak membantu industri Soviet supaya menebang lebih sedikit pohon.

Selain itu, orang-orang juga mengumpulkan botol-botol kaca dan membawanya ke pusat-pusat daur ulang di berbagai toko. Sebelum didaur ulang, botol harus dicuci terlebih dahulu, sementara labelnya pun harus dilepaskan. Botol dihargai lebih tinggi, sehingga membuat orang-orang lebih termotivasi untuk mengumpulkannya. Kini, sebagian besar negara Eropa dan negara maju memiliki sistem serupa.

6. Memanfaatkan pakaian lama

Uni Soviet tak memiliki banyak toko pakaian sebagaimana saat ini. Karena itu, orang-orang harus kreatif supaya tetap modis. Banyak orang bisa menjahit sendiri atau akan membawa bahan ke penjahit. Masalahnya, mendapatkan kain yang cukup untuk mewujudkan ide-ide itu tidak mudah. Itu sebabnya, pakaian lama diubah menjadi pakaian baru. Ketika pakaian itu terlalu usang untuk dipakai lagi, ia akan digunakan sebagai kain pembersih. Cobalah ide ini dan ubah jin lama Anda menjadi celana pendek yang trendi. Anda juga bisa menyulap gaun lama yang usang menjadi kaus baru untuk mengurangi sampah.

7. Melakukan subbotnik

Tahukah Anda bahwa masyarakat Uni Soviet juga memiliki tradisi kerja bakti? Setiap akhir pekan, orang-orang membersihkan sampah dan menanam pohon. Kegiatan ini disebut subbotnik (dari kata subbota, yang berarti Sabtu). Di Rusia, tradisi ini masih berlanjut di beberapa institusi pendidikan dan negara.

Uni Soviet berjaya hampir selama 70 tahun. Karena itu, tidak heran ada banyak kebiasaan yang masih bertahan hingga kini. Berikut enam kebiasaan orang-orang Soviet yang masih banyak dilakukan orang-orang Rusia modern.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki