Pada 26 Desember, George Blake meninggal dunia pada usia 98 tahun. Pria itu adalah salah satu agen ganda paling terkenal semasa Perang Dingin. Sebagai seorang mata-mata MI-6, dia bekerja untuk dinas intelijen Soviet selama hampir sepuluh tahun, menjadikannya salah satu agen paling berharga dalam sejarah Negeri Tirai Besi.
Dinas Rahasia Inggris
Blake lahir dengan nama George Behar pada 1922 di Belanda. Namun, setelah pindah ke Inggris selama Perang Dunia II, dia mengubah nama belakangnya menjadi Blake. Setelah mendaftar di angkatan laut, dia direkrut oleh intelijen asing Inggris, MI-6.
Bidang keahlian Blake adalah Uni Soviet. Setelah belajar bahasa Rusia, dia ditempatkan di Seoul sebagai wakil konsul kedutaan Inggris. Namun, tugas utamanya adalah mengumpulkan intelijen di Timur Jauh Soviet, Siberia, dan Manchuria.
Mata-mata Inggris itu kemudian terjebak dalam Perang Korea. Saat ditawan oleh tentara Korea Utara, Blake dipenjara dan harus menunggu hingga konflik itu berakhir sebelum akhirnya dibebaskan.
Selama tiga tahun di penjara, dia membaca Das Kapital Karl Marx. “Buku itu sangat mengubah kesadaran saya, efeknya hampir sama seperti Alkitab. Saya mengembangkan hasrat yang kuat untuk mengantarkan masa depan cerah yang dibicarakan Marx,” kenang Blake. “Sekarang saya mengerti betapa naifnya saya, betapa tersentuh saya berada di bawah tekanan cita-cita romantis, begitulah akhirnya saya menjadi seorang komunis sejati ….”
Terkejut akibat pengeboman AS di Korea Utara, George Blake memutuskan untuk bekerja sama dengan Uni Soviet dengan satu syarat: ia hanya akan menawarkan informasi yang berkaitan dengan negara-negara anggota Pakta Warsawa kepada Moskow. Dia menolak imbalan uang atas jasanya.
Agen Soviet
George Blake kembali ke Inggris sebagai agen yang sudah berubah. Setelah menduduki jabatan wakil kepala departemen operasi teknis di MI-6, dia kemudian ditempatkan di Berlin. Di sana, dia mulai memberi tahu Moskow tentang apa yang ia diketahui orang Inggris dan Amerika tentang agen rahasia Soviet dan identitas mereka. Saat itu, Blake berhasil membocorkan sekitar 400 nama agen MI-6 yang bekerja di Eropa Timur. Daftar ini juga menyertakan orang-orang yang akan mereka rekrut.
Pada awal 1950-an, dinas intelijen AS dan Inggris melakukan Operasi Emas yang melibatkan pembangunan terowongan bawah tanah di bawah Berlin Barat. Terowongan ini dibangun melewati Jerman Timur supaya dapat mendengarkan arus komunikasi antara markas besar Soviet dengan pasukan mereka di Jerman. Berkat Blake, Soviet mengetahui operasi tersebut bahkan sebelum konstruksi dimulai. Namun demikian, untuk mencegah penyamaran agen berharga mereka terbongkar, Soviet membiarkan operasi itu terus dilanjutkan. Selama hampir satu tahun, CIA dan MI-6 menerima disinformasi yang ditulis dengan hati-hati, hingga April 1956, ketika terowongan itu “secara tidak sengaja” ditemukan oleh Tentara Soviet.
Penyamaran Blake dibongkar oleh agen intelijen Polandia yang melarikan diri ke Barat, Mikhail Golenevski. Pada 1961, dia ditangkap dan dijatuhi hukuman 42 tahun penjara.
Kehidupan Baru
Lima tahun setelah kejadian itu, George Blake berhasil melarikan diri dari HM Prison Wormwood Scrubs dan berhasil mencapai Jerman Timur, dan kemudian dipindahkan ke Uni Soviet. Di sana, dia bisa memulai hidup yang baru. Dia meninggalkan tiga putra dan seorang istri, yang segera menceraikannya.
“Saya selalu kagum dengan kemudahan dia beradaptasi,” kata Silvie Breban, kerabat Blake. “Tidak seperti agen Inggris lainnya, Philby dan Maclean, yang mengalami kesulitan di Rusia, George tidak pernah mengalami kesulitan apa pun. Setelah berhasil sampai di Moskow, dia menuju ke sebuah bar, dan dia bisa menikmati vodka dan roti lapis isi kaviar. Semuanya dibayar dengan uang receh. Dia kemudian berkata pada dirinya sendiri, ‘Sebuah negara tempat setiap orang mampu membeli kaviar, pada kenyataannya, adalah rumah komunisme’.”
Blake mendapatkan nama baru di Uni Soviet, Georgy Ivanovich Bekhter. Setelah menjadi kolonel KGB, ia menyibukkan diri dengan melatih para agen Soviet dan dianugerahi sejumlah penghargaan terhormat, termasuk Ordo Lenin dan Bendera Merah.
Bertahun-tahun kemudian, mata-mata legendaris itu bertemu dengan anak-anaknya. Mereka tidak menyetujui tindakannya, tetapi mereka mengerti motif ayah mereka. Menurut Blake, mereka berhasil memperbaiki keadaan dalam keluarga dengan cukup baik.
Setelah selamat dari Perang Dingin dan pembubaran Uni Soviet, George Blake terus menjadi seorang komunis yang taat sampai hari-hari terakhirnya. “Saya merindukan kemenangan komunisme,” katanya. “Apa yang dibangun di Uni Soviet dan Tiongkok jauh dari cita-cita yang saya dukung. Memang benar bahwa Uni Soviet mengambil beban dari eksperimen besar ini, tetapi tidak berakhir dengan baik ... Namun, beberapa dekade akan berlalu dan dunia akan mengetahui bahwa tidak ada model masyarakat lain selain komunisme — tidak mungkin ada — dan peperangan akan berhenti ….”