Foto langka pasukan Soviet di Berlin, Mei 1945.
Yevgeny Khaldey/SputnikPerang Dunia II hampir berakhir ketika Tentara Merah mendekati Berlin pada April 1945. Divisi Pasukan Kejut Ke-3 dari Front Belarus Ke-1 adalah yang pertama mencapai Gedung Reichstag. Di sanalah pasukan Nazi yang tersisa dikepung dan mati-matian mempertahankan pos pertahanan terakhir mereka
Kepala Departemen Politik Divisi Pasukan Kejut Ke-3 Fyodor Lisitsyn mengenang:
“Saya menyarankan untuk membuat 9 bendera merah (untuk dikibarkan di atas Gedung Reichstag), masing-masing untuk tiap divisi tentara kita. Dewan militer menyetujui keputusan itu. Kami memutuskan untuk mengabaikan segala bentuk kemewahan: membuatnya dari kanvas merah sederhana sesuai bentuk dan ukuran bendera Uni Soviet. Para perempuan mengambil gunting, benang, dan jarum, mereka menjahit dan memotong. Mereka sama sekali tak menyembunyikan air mata mereka. Pada saat itu, kami paham bahwa akhir perang yang tak manusiawi ini telah dekat ....”
Soviet memutuskan bahwa divisi pertama yang mencapai Reichstag akan mengibarkan bendera di atasnya. Sebagaimana perintah langsung Josef Stalin pada Oktober 1944, “Sekarang, ada misi terakhir dan penutup di hadapan Tentara Merah: bersama tentara-tentara sekutu kita, kita selesaikan kehancuran tentara Jerman Fasis, habisi monster Fasis di sarangnya sendiri, dan kibarkan Bendera Kemenangan di Berlin.”
Segera setelah kata-kata itu diucapkan, bendera merah dari beludru dibuat di sebuah pabrik di Moskow, dengan lambang Uni Soviet dan tulisan “Perjuangan kita sepadan, kemenangan milik kita!” dalam bahasa Rusia. Namun, spanduk mewah ini justru tak sampai ke garis depan. Kenapa? Sampai sekarang, tak ada yang tahu,
Gedung Reichstag setelah dikuasi pasukan Soviet, Juni 1945.
Domain publikPada 30 April, Tentara Soviet memulai serangannya di Reichstag. Bangunan itu, yang dipertahankan oleh sekitar 5.000 tentara dan perwira Nazi, dan beberapa baterai artileri berat, terbukti sangat sulit ditaklukkan.
Pada hari itu, radio Soviet telah menyiarkan pesan bahwa Bendera Kemenangan telah dikibarkan di atas Reichstag. Namun, itu adalah kabar palsu dari seorang perwira di komando Pasukan Kejut Ke-3 yang mungkin terlalu antusias — salah satu bendera hanya diikat ke tiang portico Reichstag — Letnan Koshkarbaev dan Tamtama Bulatov harus merangkak demi memasang bendera itu. Ketika bagian-bagian dari Divisi Penembakan Ke-150 dan Ke-171 perlahan-lahan memasuki gedung, mereka meninggalkan bendera-bendera merah — besar dan kecil, untuk menandai kekuasaan mereka atas area di dalam Reichstag.
Akhirnya pada malam hari, setelah serangan ketiga, sebagian besar Gedung Reichstag berada di bawah kendali Soviet. Pada pukul 22.40, sekelompok Tentara Soviet, tanpa disadari Tentara Jerman yang masih menguasai lantai atas, menyelinap ke atap serambi dan menancapkan Bendera Merah di dalam mahkota Patung Kemenangan. Namun, bendera itu tidak menjadi Bendera Kemenangan karena tak berada di atas gedung, melainkan di atas serambi. Setidaknya ada tiga bendera lagi yang dipasang di atas gedung malam itu, tetapi semuanya dihancurkan oleh tembakan artileri Jerman. Nazi terus mempertahankan bangunan dari dalam dan luar.
Stepan Neustroev (1922 – 1998), seorang perwira Soviet, komandan Batalion ke-1 di Resimen ke-756 Divisi Senapan ke-150. Unitnya menyerbu Reichstag.
Vladimir Grebnev/SputnikAkhirnya, hanya satu bendera yang selamat, yang dipasang pada 1 Mei dini hari oleh Letnan Aleksey Berest, Sersan Mikhail Yegorov, dan Sersan Muda Meliton Kantaria di bagian timur atap. Pada pagi hari tanggal 2 Mei, sementara bangunan itu masih dikuasai sebagian oleh Jerman, Yegorov, Kantaria, dan Kolonel Fyodor Zinchenko naik lagi untuk mengangkat bendera lebih tinggi.
Kepala Batalion Ke-1 Divisi Ke-150, Kapten Stepan Neustroev, adalah atasan Berest, Kantaria, dan Yegorov, dan bertanggung jawab atas pengibaran bendera tersebut. Dalam memoarnya, ia menulis:
“Lebih dari satu jam berlalu. Kami berpikir: habislah, tak akan ada yang hidup kembali. Dan tiba-tiba, kami melihat: di kubah kaca Reichstag, mereka bertiga ‘menari’, dan jelas, bukan karena gembira. Hanya saja peluang Anda tertembak lebih kecil jika Anda bergerak.”
Salinan Bendera Kemenangan di museum.
TASSBeberapa hari kemudian, Bendera Kemenangan diturunkan untuk diangkut ke Moskow. Ketika berada di markas tentara, para perwira menuliskan “Batalion Penembak Ke-9, Divisi Ke-150 Pasukan Kejut Ke-3 dari Front Belarus Ke-1” pada bendera tersebut.
Meliton Kantaria, Mikhail Yegorov, dan Aleksey Berest.
Vladimir Grebnev/Sputnik, domain publikNamun, bendera yang sebenarnya tidak ditampilkan pada Parade Kemenangan, 24 Juni 1945. Stepan Neustroev, yang seharusnya membawa bendera, menderita lima luka perang dan hampir tak bisa berjalan, sedangkan prajurit-prajuritnya tak bisa berbaris dengan benar — selama masa perang, mereka tak punya waktu untuk latihan. Bendera Kemenangan pertama kali diperlihatkan pada peringatan 20 tahun Hari Kemenangan, 9 Mei 1965. Bendera itu dibawa oleh Mikhail Yegorov, Meliton Kantaria, dan Kolonel Konstantin Samsonov.
Bendera yang asli kini disimpan dalam kondisi khusus di ruang bawah tanah Museum Pusat Angkatan Bersenjata di Moskow. Sementara, bendera yang dipajang di balik kaca adalah salinan riil bendera tersebut.
Foto yang diedit (kiri) dan yang asli (kanan).
Yevgeny Khaldey/SputnikTidak ada foto atau berita tentang pengibaran Bendera Kemenangan. Setelah Berlin direbut, koresponden foto militer Soviet, Evgeny Khaldey, meminta Aleksey Kovalev, Abdulkhakim Ismailov, dan Leonid Gorichev, para prajurit dari Pasukan Pengawal Ke-8 (yang tak ikut serta dalam pengepungan Reichstag atau mengangkat bendera apa pun selama operasi itu) berpose untuk keperluan dokumentasi. Sebagaimana yang bisa kita lihat dengan jelas, bendera yang mereka angkat bukanlah Bendera Kemenangan (bendera ini dibawa oleh Evgeny Khaldey), dan tidak diletakkan di kubah Reichstag. Namun, foto ini digunakan untuk menggambarkan momen bersejarah tersebut.
Foto dari lokasi pemotretan yang sama.
Yevgeny Khaldey/TASSFoto itu kemudian di-retouch sebelum dipublikasikan di surat-surat kabar Soviet. Warna bendera itu dibuat kian memerah, sedangkan awan badai ditambahkan pada latar belakang. Selain itu, Abdulkhakim Ismailov (yang terlihat memegang Alexey Kovalev, si pengibar bendera) memakai jam tangan di kedua tangannya — wartawan Soviet mengerti bahwa itu bisa menimbulkan kecurigaan akan kemungkinan penjarahan yang dilakukan tentara Soviet. Jadi, arloji kedua dihapus dari foto sebelum dipublikasikan secara luas. Foto asli yang belum di-retouch baru muncul pada 2013 dan kini dipajang di Museum Yahudi dan Pusat Toleransi di Moskow.
Yevgeny Khaldey menunjukkan fotonya yang paling fenomenal: Tentara Soviet yang menancapkan bendera palu arit di Reichstag. Dia juga memegang gambar fotografer Amerika Joe Rosenthal dengan pasukan Amerika yang mengibarkan bendera AS setelah pertempuran di Iwo Jima pada Februari 1945.
Getty ImagesYevgeny Khaldei adalah pewarta foto paling terkemuka di Rusia. Karya-karyanya muncul di berbagai koran dan majalah di seluruh dunia, terutama pada tahun 1995, saat perayaan 50 tahun Hari Kemenangan.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda