Lima Peristiwa Gila yang Pernah Terjadi di Lapangan Merah

Sejarah
ALEXANDRA GUZEVA
Selama berabad-abad, dinding batu Kremlin telah menjadi saksi bisu banyak peristiwa di Lapangan Merah, seperti parade, eksekusi, pasar, dan kini, arena seluncur es tahun baru yang populer. Anda pasti takkan percaya peristiwa apa lagi yang pernah terjadi di sini.

Sejak zaman kuno, Lapangan Merah berfungsi sebagai tempat perdagangan dan sebagai tempat orang-orang berkumpul di dekat Lobnoye Mesto (platform batu sepanjang 12,8 meter di dekat Katedral St. Basil). Di situlah, keputasan-keputusan penting tsar dibacakan dan sekaligus tempat dilakukannya eksekusi publik. Sebetulnya, karena itulah “Lobnoye Mesto” lebih akrab dikenal sebagai tempat persidangan dan eksekusi berlangsung.

Selama periode Soviet, ketika ibu kota dipindahkan kembali ke Moskow, Lapangan Merah menjadi tempat utama untuk menggelar acara dan parade resmi negara. Parade kendaraan tempur militer selama peringatan Hari Kemenangan selalu dilakukan di sini.

Lapangan Merah yang terletak tepat di samping tembok Kremlin adalah tempat yang strategis. Di sini, orang-orang diharapkan bisa menjaga perilaku dan terdapat banyak kamera CCTV yang tersebar di sejumlah titik. Sudah menjadi rahasia umum bahwa anggota-angota intelijen berpakaian sipil menyebar dan membaur bersama pengunjung di sini. Meski selalu berada di dalam pengawasan pihak berwenang, berbagai peristiwa yang tak dapat dicegah, bahkan oleh aparat keamanan terbaik Rusia pun, pernah terjadi di sini.

1. Pendaratan pesawat Jerman

Suatu senja pada Perang Dingin tahun 1987, seorang pilot amatir Jerman membuat heboh warga ibu kota. Ia mendaratkan pesawatnya tanpa izin di jembatan Bolshoy Moskvoretsky yang mengarah ke Lapangan Merah dan berhenti di dekat Katedral St. Basil.

Setelah menyewa pesawat ringan di Helsinki, ia berhasil melintasi perbatasan Soviet tanpa diketahui radar. Kemudian dia terdeteksi, tetapi komandan militer Soviet berhati-hati dan tidak ingin menembak jatuh pesawat sipil, sehingga mereka hanya melacak penerbangannya. Muncul dari kokpit, Mathias Rust mulai memberikan tanda tangan, tetapi dua jam kemudian dia sudah ditahan, didakwa dengan hooliganisme dan melintasi perbatasan Soviet secara ilegal.

2. Kata Kotor

Pada 1991, seniman muda dari gerakan ETI (singkatan “Perampasan Wilayah Seni”) berbaring di Lapangan Merah. Mereka membentuk tiga huruf yang merupakan kata sumpah serapah dalam bahasa Rusia yang berarti ‘penis’. Anatoly Osmolovsky, salah satu pendiri gerakan seni Rusia, Moscow Actionism of 1990s, berada di balik gagasan itu. Aksi itu berlangsung sekitar satu menit sebelum polisi menggiring semua yang terlibat ke kantor polisi.

Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk protes terhadap penegakan larangan bersumpah serapah di tempat-tempat umum. Kemudian para seniman pertunjukan didukung oleh tokoh-tokoh dari dunia budaya yang karya-karyanya berisi kata-kata kotor.

3. Sarung Tangan Pertama

Pada 1995, aktor seni peran Aleksandr Brener memutuskan untuk menantang presiden Rusia pertama, Boris Yeltsin, bertarung. Pada suatu hari yang sangat dingin di bulan Februari, Brener datang ke Lapangan Merah dengan mengenakan sarung tinju dan celana pendek dan mulai berteriak, “Yeltsin, keluarlah!”

Aksi itu tercatat dalam sejarah dengan nama Pervaya Perchatka (Sarung Tangan Pertama) dan merupakan protes terhadap pasukan yang dikirim ke Chechnya atas persetujuan Yeltsin.

Seingat pemilik galeri seni Marat Gelman yang membantu Brener dengan pertunjukan agiasi dan propagandanya (agitprop), polisi menahan ‘sang petinju’ hanya setengah jam dan melepaskannya sesaat kemudian.

4. Skrotum Pyotr Pavlensky

Pada 10 November 2013, pada hari libur umum Hari Kepolisian, seniman Pyotr Pavlensky telanjang bulat dan menempelkan buah zakarnya ke lantai batu Lapangan Merah. Dia telah dikenal karena aksi protes yang melukai dirinya sendiri sebelumnya (dia juga pernah membungkus dirinya sendiri dengan kawat berduri dan juga menjahit mulutnya), tetapi kali ini Pavlensky melampaui dirinya sendiri.

Polisi menutupi sang seniman dengan selembar kain sambil menunggu ambulans. Petugas medis membantu Pavlensky membebaskan dirinya. Menurut Pavlensky, aksinya adalah metafora apatisme politik masyarakat Rusia.

5. Koper Louis Vuitton

Untuk menandai ulang tahun mal GUM pada 2013, sebuah paviliun pameran dalam bentuk koper raksasa Louis Vuitton  berukuran tingg 9 meter dan panjang 30 meter dipasang di Lapangan Merah. Instalasi periklanan ini memiliki aspek amal yang hasil dari penjualan tiket akan disumbangkan ke Yayasan Naked Heart milik model Rusia Natalia Vodianova.

Namun demikian, pemandangan benda asing raksasa di jantung kota Moskow menimbulkan kemarahan masyarakat dan mendorong begitu banyak meme internet sehingga pihak berwenang memerintahkan untuk membongkar paviliun yang bahkan belum dibuka itu.

Setelah skandal koper, Presiden Vladimir Putin menyetujui daftar acara yang akan diadakan di Lapangan Merah. Di antaranya Parade Kemenangan, Festival Musik Militer Internasional Menara Spasskaya, bazaar tahun baru dengan arena seluncur es, dan sebuah pameran buku.