Rusia Anggap Tidak Ada Prospek dalam Pertemuan Lausanne

Isu yang disorot ialah bagaimana memenuhi perjanjian yang sudah ada.

Wakil Menteri Luar Negeri Sergey Ryabkov mengatakan Rusia belum melihat prospek dari pertemuan Lausanne yang diadakan untuk membahas krisis Suriah selama perjanjian yang ada tak dipenuhi, demikian dikabarkan Sputnik, Senin (24/10)

“Sebenarnya, saat ini saya tidak melihat ada kebutuhan untuk mengadakan pertemuan tingkat menteri. Tentu saja, para menteri sedang menimbang-nimbang keputusan dan situasi bisa berubah dengan cepat. Semua tergantung dari perkembangan situasi di Suriah sendiri. Namun, untuk hari ini, isu yang disorot ialah bagaimana memenuhi perjanjian yang sudah ada,” kata Ryabkov kepada para wartawan.

Ryabkov menambahkan bahwa baik Moskow dan Damaskus hendak menerapkan perjanjian skala penuh. Namun, keduanya memutuskan tak memperpanjang gencatan senjata karena situasi di lapangan tak memungkinkan, terang Ryabkov.

“Hal yang telah digaungkan sebagai syarat selama tiga hari terakhir tak dipenuhi, sehingga kini diskusi untuk memperpanjang gencatan senjata tidak relevan," tutur sang wakil menteri.

Kelompok oposisi bersenjata Suriah harus mengambil kooperatif agar gencatan senjata bisa kembali diterapkan.

Pertemuan Lausanne di Swiss betujuan untuk membahas penyelesaian konflik Suriah dan mempertahankan integritas Suriah, serta menghargai hak masyarakat Suriah untuk menentukan masa depan mereka. Namun, sejauh ini pertemuan Lausanne belum menghasilkan keputusan bulat.

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki