Mantan Komandan Tertinggi NATO Philip Breedlove menilai negara Barat terlalu menyepelekan langkah-langkah revolusioner militer Rusia.
ReutersNegara-negara Barat terlalu menyepelekan langkah-langkah revolusioner militer Rusia dan dianggap tidak siap menghadapi konflik dengan Rusia, demikian disampaikan mantan Komandan Tertinggi NATO Philip Breedlove, seperti dilaporkan Sputnik.
Breedlove memperingatkan AS, Kanada, dan Eropa mengenai keunggulan perkembangan militer Moskow. Menurut Breedlove, jika terjadi Perang Dunia III, Rusia akan dengan cepat menahan Eropa sebelum tentara bantuan dari AS datang dan Rusia dapat menyerang tentara AS secara tiba-tiba.
Breedlove, seorang jenderal bintang empat Amerika yang baru saja pensiun dari jabatannya sebagai Komandan Tertinggi Sekutu NATO, mengkritisi kurangnya persiapan NATO dalam menghadapi revolusi militer Rusia yang cepat dalam meningkatkan keunggulan komponen angkatan laut dan angkatan udaranya. Breedlove juga menyebut negara Barat tak mampu melawan senjata hipersonik masa depan Rusia.
Menurut sang jenderal, inti dari strategi pertahanan militer AS dan NATO selama ini ialah menyeberangi Samudra Atlantik tanpa hambatan untuk berperang di daratan Eropa.
"Menurut saya, kita sudah melewati tantangan itu. Kita harus memikirkan kesanggupan kita untuk mempertahankan kemampuan dalam memperkuat Eropa,” tegas Breedlove. "Dalam ruang dan waktu yang mereka pilih, Rusia dapat membuat keadaan menjadi sulit untuk kita, dan kita harus dapat memastikan kemampuan kita untuk beroperasi di daerah mereka.”
Sebelumnya, minggu lalu mantan ketua Komando Pasukan Gabungan Inggris Sir Richard Barrons juga mengingatkan bahwa Rusia bisa menggunakan pasukan yang lebih kecil untuk melawan NATO. "Saya rasa banyak orang telah kehilangan pandangan bagaimana dan apa yang dibutuhkan oleh militer yang hebat,” tutur Barrons.
Peringatan Breedlove mungkin saja memiliki tujuan lain, yaitu untuk meningkatkan pembiayaan militer dan pertahanan NATO yang dalam beberapa tahun terakhir menciptakan isu “agresi Rusia” demi meminta sumber daya yang lebih besar dari pihak-pihak koalisi.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengabaikan gagasan bahwa Moskow memiliki niat buruk kepada Eropa atau negara NATO lain dengan mengatakan, “Saya rasa hanya orang yang tidak waras dan hanya dalam mimpi dapat membayangkan Rusia tiba-tiba menyerang NATO.”
Putin menjelaskan bahwa menurutnya beberapa negara mengambil keuntungan dari ketakutan masyarakat yang berkaitan dengan Rusia. "Mereka hanya ingin berperan sebagai negara-negara di baris depan yang seharusnya menerima beberapa bantuan tambahan militer, ekonomi, atau bantuan lain.”
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda