Politikus Rusia Sebut NATO Gelar KTT Tipuan di Warsawa

Politikus Rusia menyebut KTT Warsawa sebagai KTT tipuan, dan upaya membangun dinding kedua di Eropa setelah di Berlin.

Kepala Komite Kebijakan Luar Negeri Majelis Tinggi Rusia Konstantin Kosachov menyebut KTT NATO di Warsawa sebagai 'KTT Tipuan', setelah keputusan paling gencar yang telah diambil didasari pada tuduhan akan 'ancaman Rusia'.

"Satu-satunya keputusan gemilang mereka, yakni menempatkan empat batalion di Polandia dan negara-negara Baltik timur tak akan menciptakan perubahan radikal dalam hubungan antara Rusia dan aliansi," tulisnya di Facebook pada Jumat (8/7).

Kosachov menyamakan langkah yang diambil NATO 'seperti membangun bendungan di gurun pasir', karena menurutnya tak ada gunanya melindungi diri dari risiko khayalan.

"Bukan tentara yang membuat kami takut, melainkan para politisi yang membohongi jutaan orang padahal mereka sadar sepenuhnya tak ada ancaman apa pun dari Rusia," kata Konstantin Kosachov.

Dalam status Facebook-nya, Kosachov menyebut KTT Warsawa sebagai KTT tipuan, dan upaya membangun dinding kedua di Eropa setelah di Berlin. "Mereka semua masih meneruskan logika konfrontasi dari era Perang Dunia II, logika yang bergerak dengan pemikiran 'kami merasa aman karena kami lebih kuat'," lanjut Kosachov.

Sang politikus Rusia menuturkan bahwa para pengambil keputusan NATO di Warsawa sebenarnya dapat memilih antara memanas-manasi atau meredakan ketegangan. "Namun, tak ada pemimpin yang mengupayakan peredaan ketegangan sejauh ini. Posisi Jerman terlalu kecil untuk bisa didengar atau dilihat. Hal yang sama juga berlaku bagi Prancis dan Italia."

Namun, tulisnya, ada harapan bahwa perubahan di kalangan elit Barat akan segara muncul. "Warsawa mungkin akan muncul di sejarah sebagai KTT pengunduran diri karena orang-orang baru dari Trump hingga Boris Johnson bernapas dekat para pemimpin saat ini. Para politisi baru ini tak merasa dibatasi oleh aturan permainan sebelumnya," katanya mengindikasikan.

"Jelas tak ada jaminan politisi yang beada di luar sistem tersebut dapat mengangkat tangan dan menyumbang suara, sehingga tak ada jaminan situasi akan membaik. Namun, masyarakat Barat menginginkan hal itu, karena situasi tak bisa bergerak lebih buruk lagi," tutupnya.

Pertama kali dipublikasikan oleh TASS.

 

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki