‘Sanksi’ Rusia Terhadap Turki, Peluang bagi Indonesia

Direktur Dewan Bisnis Rusia-Indonesia Mikhail Kuritsyn

Direktur Dewan Bisnis Rusia-Indonesia Mikhail Kuritsyn

Fauzan Al-Rasyid
Larangan Pemerintah Rusia terhadap warga negaranya untuk tidak mengunjungi Mesir dan Turki harus diambil Pemerintah Indonesia sebagai peluang untuk menarik lebih banyak wisatawan Rusia ke Indonesia. Demikian hal tersebut diungkapkan Direktur Dewan Bisnis Rusia-Indonesia Mikhail Kuritsyn dalam sesi jumpa pers seusai Forum Bisnis Rusia-Indonesia yang diadakan di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, Rabu (2/12).

“Salah satu topik yang dibicarakan adalah mengenai industri pariwisata. Kami harap akan ada semakin banyak orang Rusia datang ke Indonesia, dan begitu pula sebaliknya, akan semakin banyak orang Indonesia yang berkunjung Rusia,” kata Kuritsyn kepada para wartawan.

“Apalagi, sekarang Pemerintah Rusia melarang warganya pergi ke Mesir dan Turki, terkait isu terosime. Karena itu, ini adalah peluang bagi Indonesia untuk mengundang lebih banyak wisatawan Rusia ke Indonesia.”

Setelah insiden penembakan pesawat Su-24 Rusia oleh AU Turki di langit Suriah, Pemerintah Rusia segera mengimbau wisatawan Rusia untuk tak mengunjungi Turki. Rozturizm, lembaga khusus yang menangani urusan pariwisata Rusia, telah meminta agensi pariwisata untuk menangguhkan penjualan tiket menuju Turki. Saat ini, Turki merupakan tujuan yang paling populer di kalangan warga Rusia. Pada 2014, sebanyak 3,3 juta wisatawan Rusia mengunjungi Turki.

Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan organisasi VTsIOM, selama 2014 lalu, para turis Rusia yang bepergian ke luar negeri rata-rata menghabiskan sekitar 37.077 rubel per orang. Dari jajak pendapat tersebut, diketahui pula bahwa rute perjalanan yang paling diminati adalah Mesir. Direktur Eksekutif Persatuan Agen Travel Rusia Maya Lomidze menyebutkan tahun ini bahkan kunjungan ke Mesir justru meningkat sebanyak sepuluh persen dibandingkan 2014 lalu.

Lebih Royal

Menurut Kuritsyn, para wisatawan Rusia yang datang ke Indonesia terkenal sebagai wisatawan yang royal dibandingkan dengan wisatawan mancanegara lainnya. Dengan begitu, meningkatnya wisatawan Rusia ke Indonesia juga akan memberi dampak positif bagi perekonomian Indonesia, kata Kuritsyn meyakini.

Selain itu, menurut Kuritsyn, Indonesia dianggap sebagai destinasi wisata yang aman bagi wisatawan Rusia. “Suasana di Indonesia aman. Selain itu, orang Indonesia sangat ramah. Budaya Indonesia juga sangat kaya, dan hubungan bilateral antara Rusia dan Indonesia sangat akrab. Kami harap hal ini bisa menjadi suatu fondasi yang akan dipakai oleh kedua belah pihak untuk mengembangkan kerja sama di semua bidang, termasuk pariwisata,” katanya menjelaskan.

 

Dewan Bisnis Rusia-Indonesia adalah badan nonpemerintah yang dibentuk untuk menyatukan upaya anggota kalangan pebisnis Rusia dan Indonesia menuju perkembangan hubungan bilateral yang saling menguntungkan, guna pembinaan kerja sama yang semakin erat di bidang perdagangan, ekonomi, investasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi antara kedua negara.

Forum Bisnis Rusia-Indonesia yang diselenggarakan oleh Dewan Bisnis Rusia-Indonesia dan Dewan Bisnis Indonesia-Rusia ini secara rutin diadakan setiap tahunnya. Dalam forum ini, para peserta mempresentasikan proyek kerja sama terbaru di bidang pembangunan infrastruktur transportasi dan energi, penerbangan, antariksa dan maritim, termasuk beragam solusi terbaru untuk bidang kedokteran, sistem navigasi satelit dan penginderaan jauh, pertambangan dan pengolahan sumber daya alam, serta perbankan dan keuangan.

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki