Putin: Moskow Tak Berencana Campuri Nasib Erdoğan

Putin menyayangkan pemerintah Turki 'dengan bodoh dan tanpa berpikir panjang' menghancurkan level kerja sama dengan Rusia di titik paling tinggi selama sepuluh tahun terakhir.

Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan pada Kamis (26/11) bahwa Moskow tak berencana mencampuri nasib Presiden turki Recep Tayyip Erdoğan.

"Itu bukan urusan kami, itu urusan warga Turki," kata Putin dalam konferensi pers setelah bertemu dengan Presiden Prancis François Hollande, ketika ditanya apakah menurutnya presiden Turki harus turun dari jabatan.

Putin menyayangkan pemerintah Turki 'dengan bodoh dan tanpa berpikir panjang' menghancurkan level kerja sama dengan Rusia di titik paling tinggi selama sepuluh tahun terakhir.

Dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi Prancis France 24, Erdoğan menyampaikan negaranya 'tak pernah melakukan transaksi perdagangan (minyak) dengan organisasi teroris'. "Jika Rusia bisa membuktikan hal itu, saya, Tayyip Erdoğan, akan mengundurkan diri. Ini adalah masalah harga diri," kata Erdoğan.

"Kami tak mencampuri dan tak akan berupaya melakukan hal itu," kata sang pemimpin Rusia. "Sungguh disayangkan level tertinggi Rusia-Turki dalam sepuluh tahun terakhir kini musnah begi saja. Kami menganggap Turki tak hanya sebagai tetangga, melainkan teman, bahkan hampir sekutu, sungguh bodoh menghancurkan hubungan tersebut begitu saja," kata Putin.

Pesawat tempur AU Turki F-16 menembak jatuh pesawat pengebom Rusia Sukhoi Su-24M, Selasa (24/11), karena dituduh melanggar ruang udara Turki. Kru pesawat berhasil menyelamatkan diri dengan kursi pelontar namun salah satu dari dua pilot tewas akibat tembakan dari darat. Pilot kedua berhasil diselamatkan setelah dilakukan operasi SAR selama 12 jam. Dalam proses evakuasi kru Su-24M, sebuah helikopter Mi-8 hilang dan seorang marinir kontrak terbunuh.

Kementerian Pertahanan Rusia menegaskan bahwa Su-24M saat itu masih berada di wilayah Suriah dan tak melanggar ruang udara Turki.

Untuk melindungi pesawat Rusia di Suriah, sistem pertahanan udara canggih S-400, yang memiliki jangkauan 400 kilometer, ditempatkan di markas Hmeimim. Selain itu, rudal jelajah Rusia Moskva yang dilengkapi dengan sistem pertahanan udara Fort (versi laut S-300) telah mencapai pesisir Suriah.

Menteri Pertahanan Rusia mengingatkan bahwa pesawat serang Rusia akan didampingi oleh pesawat tempur saat melakukan serangan dadakan, yang akan menghancurkan semua target potensial yang berbahaya.

Presiden Rusia Vladimir Putin juga mengingatkan bahwa serangan Turki akan menciptakan 'konsekuensi serius' bagi hubungan Rusia-Turki.

Pasukan Dirgantara Rusia mulai melancarkan serangan pada fasilitas teroris ISIS dan Jabhat al-Nusra di Suriah sejak akhir September lalu atas permintaan Presiden Suriah Bashar Assad.

Pertama kali dipublikasikan oleh TASS.

Baca lebih banyak mengenai Hubungan Rusia-Turki >>>

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki