Kandidat yang siap mengorbankan nyawanya dengan mudah dalam misi antariksa biasanya tak akan lolos seleksi untuk menjadi bagian dari tim kosmonot Rusia, demikian disampaikan kosmonot Rusia Gennady Padalka dalam konferensi pers, Jumat (9/10).
"Sistem seleksi kami berupaya menyingkirkan kandidat semacam itu pada tahap awal," kata Padalka. "Mereka (yang mengajukan diri untuk mengikuti misi satu kali jalan ke Mars) adalah orang-orang dengan pikiran tak stabil, dan kami tak mungkin mengandalkan mereka."
Kosmonot Kazakhstan Aidyn Aimbetov, yang baru saja kembali dari perjalanan sepuluh hari ke Stasiun Luar Angkasa Internasional, menyatakan bahwa jika ditawarkan melakukan misi tersebut, ia akan berpikir panjang terlebih dulu. Di saat yang sama, tentu semua kosmonot senang untuk berpartisipasi dalam misi menjelajahi Mars.
"Itu adalah kesempatan besar untuk meneliti lingkup baru antariksa," katanya. "Saya yakin semua kosmonot mau berpartisipasi jika ada penerbangan pulang-pergi."
Padalka, Aimbetov, dan astronot Denmark Anders Mogensen, baru kembali dari Stasiun Luar Angkasa Internasional pada 12 September lalu. Padalka memecahkan rekor kosmonot dengan durasi terpanjang di luar angkasa. Ia berada di orbit lebih dari 878 hari selama menjalankan lima misi. Pemecah rekor sebelumnya, kosmonot Rusia Sergey Krikalyov, menghabiskan 803 di luar angkasa.
Proyek swasta Mars One yang diluncurkan oleh pengusaha Belanca kan mengirim beberapa sukarelawan ke Mars, yang bertugas mendirikan koloni, namun mereka tak akan bisa kembali ke Bumi. Empat partisipan pertama akan mulai berangkat pada 2022. Penyelenggara berharap dapat menerima pendanaan untuk program ini dari sponsor dan keuntungan reality show interaktif. Sekitar 202 ribu orang telah mendaftarkan diri untuk berpartisipasi dalam program ini.
Pertama kali dipublikasikan di TASS.
Baca lebih banyak mengenai Luar Angkasa >>>
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda